Share

5. Ice queen

Sore hari ini cuaca cukup mendukung bagi orang yang berniat bermain ke luar rumah karena cuacanya cerah, bahkan terlihat beberapa orang sekitar mengelap keringat karena panas. Namun tidak untuk seorang pemuda yang tengah menunggu sang pujaan hati di halte dekat sekolahnya.

Banyak orang yang merupakan siswa siswi dari SMA pancasila dan SMK widiya kusuma yang melihatnya dengan tatapan memuja dan tatapan seolah sang pemuda adalah makhluk asing karena belum pernah melihatnya.

Asyik dengan buku komiknya membuat ia tak sadar bahwa seorang gadis tengah menatapnya dengan pandangan tajam. Namun tak lama si pemuda seperti merasakan sebuah tatapan yang tajam padanya akhirnya ia mengedarkan pandangannya dan bertemu dengan mata coklat jernih yang tengah menatapnya. Senyum si pemuda seketika terbit.

"udah lama?" tanya Darga sambil terkekeh.

"hmm," dehem Bintang tanpa menjawab dengan benar.

"bawa motor ga?" tanya Darga yang mendapat gelengan dari Bintang.

"yaudah ayo!" ajak Darga sambil mengambil tangan Bintang yang refleks Bintang tepis karena kaget, sama halnya dengan Darga yang kaget akan respon Bintang.

"sorry, ayo!" ajak Darga lagi tanpa melihat ke arah Bintang.

Keduanya bergegas menaiki motor Darga yang berada di depan halte dan melaju Menuju tempat tujuan, tanpa mereka sadari seseorang melihat keduanya sambil mengerutkan dahinya karena tidak menyangka dengan apa yang baru saja ia lihat.

.

.

.

"gini bukan sih caranya?" tanya Darga sambil menyodorkan buku hasil kerjanya.

"huum," balas Bintang sambil menganggukan kepalanya.

"akhirnya bener juga setelah tujuh kali salah hehe," gumam Darga yang masih terdengar oleh Bintang.

"PR!!" ucap Bintang sambil menggeserkan kertas HVS yang sudah berisi beberapa soal untuk Darga, ya memang seterniat itu Bintang membuat soal. Darga hanya meneguk ludah ketika melihap soal dari Bintang. "ko beda sama yang diajarin ya?" batin Darga.

"ok, makasih buat hari ini. Yuk pulang!" ucap Darga riang sambil memasukan alat tulisnya kedalam tas dan bergegas Darga membayar pesanan makanannya.

Namun sekembalinya ke meja Bintang sudah tak ada, ketika mengedarkan pandangannya ke sekeliling cafe ia melihat di bagian luar cafe tepatnya pinggir jalan, Bintang sudah berdiri untuk menyetop angkot arah rumahnya untuk pulang. Saat itu juga Darga berlari ke luar untuk mencegahnya, Sayangnya jarak yang lumayan jauh membuat ia terlambat menghentikan Bintang yang sudah naik angkot dan angkotnya pun pergi.

Tak apa lah hari ini ia gagal mengantarkan Bintang pulang asal esoknya jangan!

Kalimat yang terus Darga gumamkan di hati untuk menyemangati dirinya sendiri.

"tapi ko kesel ya? Aish!!" guman Darga sambil melangkah menuju motornya yang terparkir rapi di depan cafe.

Setelah siap Darga pun bergegas pulang karena sepertinya cuaca mulai menampakan ciri akan hujan yang lumayan besar melihat mendungnya bukan main.

"padahal tadi panasnya ngalahin gosip sekarang, sekarang ko mendung!" gerutu Darga sambil terus mengendarai motor kesayangannya.

Baru 5 menit berkendara ia melihat angkot yang ditumpangi Bintang tadi berhenti dipinggir jalan yang cukup sepi, ketika melihat sosok yang ia kenal turun dari angkot seketika ia melebarkan matanya dan segera menghampirinya.

"maaf ya bu, neng.. Saya ga tau kalo bakal mogok gini," ucap mang angkot pada Bintang dan beberapa ibu-ibu yang akan membayar namun si mang angkot tolak karena merasa tak enak karena tak mengantar sampai tujuan.

"gpp mang, makasih!" balas Bintang datar namun nadanya tak sedatar wajahnya.

Bintang mencoba akan menghubungi orang tuanya karena yang ia tahu angkot ini angkot terakhir yang akan membawanya sampai rumah, namun sayangnya malah mogok. Ketika Bintang masih fokus menghubungi orang tuanya seseorang menepuk pelan bahunya hingga ia terlonjak kaget dan menoleh dengan cepat.

Seketika matanya mendelik tajam melihat Darga yang memperlihatkan cengiran khasnya membuat Bintang mendengus.

"pulang bareng aku aja yuk!"

"males!" ketus Bintang.

"ayo Noubiku!! Udah sore loh!" ucap Darga sambil terkekeh.

"HEH!" Bentak Bintang refleks karena namanya diganti.

Darga semakin melebarkan senyumnya karena respon Bintang, bukannya takut ia malah semakin gemas.

"ayo ah!" paksa Darga sambil melangkah ke arah motornya yang terparkir dibelakang tak jauh dari angkot yang ditumpangi Bintang.

Mengingat tak akan ada lagi angkot yqng lewat terpaksa Bintang mengikuti langkah Darga agar bisa sampai ke rumahnya tepat waktu. Ia tak perduli soal helm toh daerah rumah Bintang bukan daerah kotanya makanya jarang angkot.

Tak ada yang bersuara ketika mereka dalam satu kendaraan, dimana Bintang yang di bonceng dan Darga yang membonceng. Keduanya terdiam, hanya suara deru mesin motor yang terdengar. Tanpa Bintang tahu, Darga besorak dalam hatinya karena ternyata hari ini ia bisa mengantar Bintang pulang, bahkan dengan gamblang hati Darga berkata supaya Bintang jangan membawa motor saja setiap sekolah agar Darga bisa mengantarnya.

Membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai ke rumah Bintang dari tempat angkot mogok itu, sesampainya di rumah Bintang terlihat mobil pick up yang baru saja sampai sama seperti motor Darga. Bintang yang melihat ayahnya akan turun segera turun dari motor Darga dan berlari guna membukakan pagar rumahnya agar mobil ayahnya bisa masuk. Namun karena ayahnya terlanjur turun dan melihat Bintang pulang diantar anak laki-laki membuat sang ayah terheran-heran karena tak biasanya sang anak mau diajak pulang bareng dengan laki-laki.

"loh teh kenapa baru pulang?" tanya ayah ketika Bintang mencium tangan sang ayah diikuti Darga yang mencium tangan ayah Bintang.

"kerja kelompok yah," balas Bintang pelan.

"ini?" tanya ayah sambil mengalihkan pandangannya pada Darga.

"saya Darga om, temannya Nobiku," balas Darga sambil menunjukan cengiran khas nya. Namun Bintang malah mendelik kesal karena nama panggilannya seperti itu.

"haha terima kasih ya nak sudah mengantarkan Bibi pulang, mau mampir dulu?" tawar Ayah Bintang.

"ah makasih om, tapi saya harus pulang sudah mau maghrib," tolak Darga sopan.

"ya sudah lain kali main ke sini ya nak Darga." mendengar ajakan sang Ayah membuat ia menunjukan raut tak sukanya pada sang ayah, namun ayahnya hanya terkekeh pelan.

"siap om, pamit ya om, Nobiku, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Mata Bintang meneliti setiap gerakan Darga yang mulai dari memakai helm hingga pergi dari sana, hingga suara sang ayah membuyarkan lamunannya.

"ayo teh!"

.

.

.

.

"aish dasar ice queen!" gumam Darga sambil terkekeh. Ia baru saja sampai lima menit yang lalu dan langsung rebahan disamping mama nya yang sedang menonton film azab. Sang mama yang mendengar gumaman sang anak langsung melirik bingung, anaknya datang-datang gumam dan senyum-senyum tak jelas, membuat merinding saja.

"dek? Sehat?"

"alhamdulillah mama, aku masih bernafas!" dengus Darga.

"bukan itu loh, kamu tu datang-datang malah ngomong sendiri, senyum sendiri pula! Kaya orang gila aja!" ketus Ana, Mama Darga.

"haish mama sama anak sendiri ko dikatain!" gumam Darga, sedangkan sang mama hanya mengangkat bahu nya dan kembali menonton Azab.

"Ma, ada perempuan dingin yang bikin aku deg deg an loh," ujar Darga membuat sang mama kembali menoleh.

"kalo ga deg deg an ya kamu mati dek!" ketus Ana lagi.

"Hih!!!!! Au ah mama ngeselin!" gerutu Darga sambil langsung berlalu menuju kamarnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status