Share

4. Permintaan pertama

Suara lonceng kesekian kalinya bersuara, kedua remaja berbeda jenis kelamin ini masih diam membisu tak ada yang mulai berbicara, lima menit pun telah berlalu membuat Bintang tak sabar lagi menunggu sang lawan bersuara.

"ga mau ngomong heh?" tanya Bintang ketus. Namun Darga malah tersenyum lebar karena tujuannya membuat Bintang bicara pun berhasil.

"akhirnya bicara juga," ujar Darga membuat Bintang mendengus kesal.

"apa?" tanya Bintang singkat.

"jadi aku mau kamu kabulin 3 permintaan aku! Ga ada penolakan!" jelas Darga lancar.

"Gue bukan jin!!" ketus Bintang.

"hmm kamu suka banget ya kalo aku ngancem," balas Darga sambil terkekeh.

"to the piont!" ketus Bintang setelah mendengus kesal.

"ok ok, permintaan pertama ya..... Hmm, ajarin aku matematika tiap pulang sekolah!"

Mata Bintang melotot tajam ke arah Darga disertai kepalan tangan yang ia simpan di atas meja. "Gila hah?" tanya Bintang dengan emosi namun dibalas kekehan oleh Darga membuat Bintang semakin kesal.

"ya udah kalo ga mau! Jangan salahin aku kalo sekolah kamu tiba-tiba viral karena ada salah satu murid yang wow besok," jelas Darga dengan tenang.

"LO!!" geram Bintang namun akhirnya ia mengangguk setuju dengan kesal, kemudian melanjutkan kalimatnya, "hanya seminggu!".

"No! Sebulan! Atau...."

"OK FINE! Pemaksa!" dengus Bintang kemudian bersiap untung pulang namun sebelumnya ia meminta buku diarynya pada Darga.

"aku kasih ini setelah kamu sampai ke rumah!" balas Darga sambil memakai tas nya. Bintang malah mengerutkan kening dan mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya 'apa?' pada Darga. "aku anterin kamu pulang! Ga ada penolakan!".

" Gue bawa motor!" dengus Bintang.

"gapapa aku anter ke sekolah kamu dulu ambil motor terus aku dibelakang kamu sampe nyampe ke rumah!"

Bintang hanya memutar bola matanya karena kesal. Setelah itu ia melangkah menuju pintu keluar dan menghampiri motor matic hitam milik Darga tanpa memikirkan membayar minumannya karena terlalu kesal.

Setelah Darga membayar pesanannya dan Bintang, ia segera melangkahkan kaki menuju parkiran kemudian mengantarkan Bintang ke sekolah mengambil motor.

Nampak parkiran sekolah Bintang sepi, namun masih ada beberapa orang yang terlihat. Suara dari lapang utama terdengar jelas dari anak ekskul paskibra yang kemungkinan Aryani masih ada disekolah. Segera Bintang mengambil motornya, yang tersisa beberapa motor didekat motor Bintang. Entah mengapa Bintang merasa cemas karena takut salah satu sahabatnya melihat ia dengan Darga.

Setelah merasa aman tak ada yang melihat, akhirnya Bintang menjalankan motornya menuju gerbang Siswa dan Darga dengan anteng mengikuti arah dan tujuan Bintang. Ke pelaminan juga ok ok aja aku mah!" batin Darga sambil terkekeh.

Butuh waktu 30 menit untuk sampai dirumah minimalis namun elegan itu, rumah dimana menjadi tempat keluarga Bintang tinggal, halaman yang asri membuat kenyamanan bertambah.

Bintang berhenti tepat didepan pagar rumahnya tanpa membuka, diikuti Darga yang mematikan mesin kendaraannya dan turun mendekati Bintang. Tangan Bintang sudah menengadah guna meminta bukunya namun Darga malah membalas dengan Candaan yang membuat Bintang mendengus keras.

"jangan minta nafkah sekarang Bi, nanti ya kalo udah sah!" balas Darga.

"Sah matamu!!! Balikin!" kemajuan yang cukup membanggakan ketika Bintang berbicara lebih dari dua kata.

"kasih senyum dulu dong!" ujar Darga sambil mengedip genit dan mengeluarkan buku diary putih milik Bintang dari ranselnya.

Bintang mendengus kesal kemudian merampas buku di tangan Darga, bukannya marah Darga malah tetawa gemas melihat tingkah Bintang.

"jangan lupa ya besok pulang sekolah, tempatnya besok aku chat. Oh iya, sampai jumpa," ucap Darga sambil mengelus kepala Bintang tanpa membuat rambut indahnya berantakan. Sedangkan Bintang hanya mampu berkedip ketika elusan itu meninggalkan bekas hangat hingga sampai ke hatinya.

"bye! Assalamualaikum," pamit Darga dengan senyum manisnya kemudian pergi meninggalkan Bintang yang mematung.

Suara klakson terdengar membuat Bintang tersentak kaget dan menoleh ke arah suara, terlihat sang ayah yang baru pulang dari Gudang dengan mobil pick up nya melongokan kepalanya menyuruh Bintang membuka pagar, dengan segera Bintang melakukannya.

***

Parkiran SMA pancasila terlihat masih sepi, hanya ada beberapa orang yang baru datang padahal jam sudah menunjukan pukul 7 kurang 15 menit. Darga yang baru sampai hanya menghela nafas kecil dengan tingkah teman-teman barunya yang lebih suka datang di waktu mepet.

Tak ingin berlama-lama diparkiran akhirnya Darga memutuskan untuk melangkahkan kakinya menuju kelas, namun baru setengah perjalanan seorang perempuan cantik berbandana pink mengadangnya.

"Ga? Kenalin gue Dinar," ucap Dinar sambil menyodorkan tangannya.

"oh, Darga!" balas Darga sambil menjabat tangan Dinar.

"oh iya, ini gue bawa Roti buat lo! Semoga suka," ujar Dinar sambil memberikan sebuah kotak makan kepada Darga. Namun sayang, Darga tidak menerimanya.

"sorry bukannya ga sopan nolak rezeki! Tapi gue juga bawa roti, buat lo aja. Gue duluan ya!" jawab dan pamit Darga membuat Dinar mengerucutkan bibirnya karena kesal. Untuk pertama kalinya ada orang yang menolak sesuatu dari Dinar, padahal biasanya para lelaki lah yang selalu memberi Dinar makanan namun Dinar tolak.

"apa ini yang namanyanya kurma?" batin Dinar.

(kurma maksud Dinar karma ya.)

Sesampainya dikelas Darga duduk ditempatnya  kemudian membuka ponselnya guna menghubungi seseorang, namun kata 'online' pada nama Noubiku membuat ia khilaf dan malah menghubungi Bintang.

Noubiku

Asslamualaikum Noubiku

06.56

Waalaikumsalam, Noubiku?

07.00

Hehe typo

07.00

Tak ada balasan dari Bintang padahal tanda centang dua biru menjadi saksi bahwa Bintang telah membacanya.

"positif thinking aja Ga siapa tau udah ada guru," gumam Darga menyabarkan diri.

"woy Ga!! Lu kemarin ada dicafe dekat lapangan kan? Bareng cewek pula!! Tak ada bagi tau kau orang ya!" Teman sebangku Darga  bernama Hans yang notabennya asli sunda namun teobsesi dengan logat medan dan melayu itu mendudukan dirinya disamping Darga sambil berceloteh.

"iya, sama calon!" balas Darga sambil tersenyum.

"CALON? WADAW BADDASSSS..  MAU NIKAH MUDAH KAH?" tanya Hans tak santai membuat Darga meringis karena teman sekelasnya melirik ke bangkunya. Sungguh malu!.

"ga usah pake tua juga Hans! Malu," balas Darga.

"HILIH TUA MUKA KAU!!! TOA YANG BETUL!" nah kan dibilangin malah makin ngegas. Dasar Hans.

"btw calon kata kau tu calon apa? Kalo calon mayat kita orang pun sama!" tanya Hans lebih kalem.

"calon jodoh hehe.. Do'a in aja ya!" balas Darga terkekeh.

Tak lama suara seorang Guru terdengar membuat semuanya berfokus pada pembelajaran.

.

.

.

"Bi?" suara seseorang memanggil Bintang dari belakang membuat si pemilik nama menoleh dan mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya 'ada apa' pada si pemanggil.

"kemarin lu dianterin sape pulang? Ko barengan gitu dari parkiran!" tanya aryani sambil berbisik.

"temen," balas Bintang singkat kemudian kembali melihat ke depan.

Dibalik kekaleman Bintang kali ini tidak seperti biasanya, ada rasa cemas sahabatnya bertanya lagi, dan tidak tau mengapa rasanya cemas jika teman temannya tahu jika teman yang Bintang maksud adalah Darga, orang yang menjadi pembicaraan di SMK widya Kusuma sejak beberapa hari yang lalu.

Tak terasa waktu istirahat pun tiba, ketika Bintang dan para sahabatnya bersiap untuk pergi ke kantin, suara notifikasi dari ponselnya membuat ia mengurungkan niatnya melangkah dan malah membuka terlebih dahulu notifikasi tersebut.

Kang maksa

Online

Ketemu di halte, kita belajarnya di cafe Angkasa aja.

Y.

Tanpa menunggu balasan Darga, Bintang pun menyusul para sahabatnya ke kantin yang kebetulan ketika keluar dari kelas punggung sahabatnya masih terlihat membuat ia bergegas menyusul.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status