Share

9. Mau ga jadi pacar aku?

Kelas 12 OTKP 2 terlihat masih lenggang, baru ada 3 siswa dikelas itu dan rata-rata itu yang mengerjakan PR nya, Bintang mendudukan dirinya dibangku paling belakang kemudian melepaskan tas yang berada dipunggungnya dengan cara melemparnya ke atas meja. Ketiga siswa itu langsung menoleh ke arah Bintang dan mengerutkan dahinya, karena tak biasanya Bintang datang dengan wajah pucat pasi.

"Ra lu gapapa?" tanya Bayu.

"ah itu anu, eh gapapa," balas Bintang tidak jelas. Ketiganya kembali melanjutkan kegiatannya tanpa menoleh kembali ke arah Bintang.

Tangan Bintang bergetar hebat, wajahnya semakin pucat, pikirannya melanglang buana tak jelas, bayangan silih berganti menari diotaknya membuat ia mengepalkan tangannya kuat hingga kukunya memutih.

"sialan," gumam Bintang sambil menutup matanya.

Memori masa lalunya silih berganti menampakan diri di otaknya, semakin iya menenangkan diri semakin cepat memori itu mengulang.

"BRENGSEK!!" teriak Bintang sambil membanting tasnya ke lantai.

Bayu dan kedua temannya tersentak kaget mendengar umpatan Bintang. Kali ini wajah pucat Bintang berubah menjadi merah padam menahan amarah.

"Noura! Lu ngape anjir? Kaget gue, astagfirullah," teriak Cia yang baru saja tiba dikelasnya namun malah dikagetkan dengan umpatan Bintang.

"Ada apa nih?" tanya Aryani yang baru saja datang bersama Lili.

"Au tuh Noura tiba-tiba ngumpat mana kenceng. Kaget lah gue!" balas Cia sambil mengelus dada nya.

Aryani dan Lili langsung melihat ke arah Bintang yang menundukkan kepalanya diatas meja. Tak menunggu lama keduanya langsung berlari ke arah Bintang dan mengangkat wajah Bintang. Mata Lili dan Aryani seketika membulat melihat wajah merah dengan mata berkaca-kaca Bintang. Sontak keduanya memapah Bintang untuk ke UKS.

Ketiganya sampai di UKS setelah 3 menit berjalan. Kebetulan UKS ada di lantai 2. Bintang langsung dibaringkan dan Lili segera mengambil air hangat untuk Bintang minum.

Terlihat Bintang mulai mengatur nafasnya untuk menenangkan diri. Aryani dan Lili masih setia menunggu Bintang tenang untuk bercerita.

"are you okay Bi?" tanya Aryani pelan.

"dia, dia brengsek! Di-dia benar-benar brengsek!!!" ucap Bintang pelan dan terputus-putus.

Aryani mengerutkan keningnya dan melirik ke arah Lili yang menampilkan raut bingung sama hal nya dengan Aryani.

"pelan-pelan Bi, coba jelaskan," pinta Lili.

"gu-gue liat di-dia cium orang, di-dia masih brengsek!" jelas Bintang pelan namun masih jelas di pendengaran Aryani dan Lili. Keduanya sontak tersentak, otak keduanya seakan pahan dengan apa yang dijelaskan Bintang.

"Beneran sialan dia! Masih aja kelakuannya menjijikan!" sentak Lili menggeram kesal.

"siapa sih Bi ceweknya? Mau aja tu cewek dipake sama si setan!" umpat Aryani geram.

BRAKKK

Ketiganya tersentak kaget mendengaran gebrakan yang berasal dari pintu, terlihat Syami dan Anggun langsung mendekat dan menanyakan keadaan Bintang setelah keduanya tau dari Bayu jika Bintang berada di UKS bersama kedua sahabatnya yang lain.

"kenapa sih lu Bi? Sakit kenapa ke sekolah?" tanya Syami dengan khawatir.

"gapapa guys, Bibi kita cuma kecapean aja. Cukup istirahat aja bentaran ya kan Bi," balas Aryani. Bukan maksud menutup-nutupi masalah Bintang dari sahabatnya yang lain. Tapi karena memang yang tau secara detail mengenai masalalu Bintang yaitu Aryani dan Lili, yang lainnya hanya tau secara garis besar tanpa mengetahui separuhnya.

Aryani dan Lili merasa tidak punya hak untuk memberi tahu sahabatnya yang lain, karena inu harus atas kemauan Bintang sendiri.

"yaudah istirahat aja dulu Bi, kaga usah belajar dulu. Biar gue yang minta ijin sama bu Yash," jelas Anggun. Bintang hanya merespon dengan anggukan kemudian menutup matanya.

Keempat sahabatnya berjalan pelan keluar UKS dan berjalan menuju kelas mereka.

Seseorang berjalan mendekat ke arah jendela UKS, tatapan tajam melihat ke arah Bintang dengan dingin. Senyum miring tercetak samar di bibirnya. Selanjutnya ia pergi dari depan UKS.

Bintang merasakan ada seseorang yang menatapnya, ia menatap sekelilingnya namun tak ada siapapun. Karena tak menemukan apa yang ia cari, akhirnya ia kembali memejamkan matanya.

***

Suara riuh dari dalam kelas membuat Darga dan Hans yang terlelap dalam tidurnya terusik. Jam kosong adalah surga bagi anak-anak sekolah, asal jangan jam kosong setiap hari saja.

Riuhnya kelas mendadak berhenti ketika seseorang mengetuk pintu kelas, bahkan Hans pun yang masih mengumpulkan nyawanya seketika tersentak kaget. Takutnya yang mengetuk pintu itu guru.

"Ga? Bangun nyet!" pinta Hans sambil menggerakan tangan Darga.

"berisik ah! Ngantuk tau," balas Darga bergumam dan menutup telinganya dengan jaket yang ia gunakan untuk bantal.

Seseorang tiba-tiba masuk ke kelas 12 IPA 1 membawa kotak bekal makanan dan setangkai bunga mawar, membuat kelas menjadi berisik karena gumaman dan tebakan mereka.

"Aish Darga kamvret bangun lu njir, itu anak orang bawa alat tempur ngarah ke meja kita njir!" panik Hans membuat bahasa yang ia gunakan tak seperti biasanya.

"Apa sih Hans? Berisik loh!" dengus Darga sambil membuka matanya dan menampol lengan Hans.

"liat depan kamvret!!!!" tekan Hans membuat Darga refleks menoleh ke arah depan dan tersentak kaget karena seseorang berdiri tepat disisi meja Darga.

"Alamak! Kaget gue," teriak Darga.

"hehe maaf ya kakak," kekeh seorang gadis mungil yang manis.

Semuanya sudah menduga-duga apa yang selanjutnya akan terjadi, apa hari ini stok cowok ganteng alias cogan di SMA pancasila akan berkurang?. Haish kita lihat sebentar lagi bagaimana hasilnya.

"hmm ini kak anu-"

"anu apa dek?" tanya Jordan dengan ngakak.

"eh? Gini loh, maksud kedatangan Rara kesini tuh ingin mengungkapkan sesuatu," ucap Gadis bernama Rara itu sambil menunduk.

"wah ada kasus apa dek sampe harus diungkap segala," tanya Tata dengan nada menggoda.

"kasus cintaku padanya Hahaha," balas Tian membuat Rara semakin mendukan wajahnya karena memerah malu.

"Apa?" tanya Darga kikuk. Sedangkan Hans sudah menahan tawanya melihat ekspresi kaget Darga.

"aku suka sama Kakak sejak pertama ketemu," ujar Rara pelan namun sanggup membuat krlas ricuh dengan teriakan godaan dan siulan.

"Hah?" kaget Darga.

"Wahhhh apakah stok cogan single akan berkurang hari ini?" teriak Jordan semakin riuh.

Hans sudah memvidiokan moment tersebut sambil bersiul, melihat wajah Darga yang masih kaget mampu membuat Hans ngakak tak terkendali.

"Jadi kak, Kak Hans mau jadi pacar aku?" tanya Rara dengan menatap wajah orang yang dituju.

"HAH?" Kompak nada kaget terdengar membuat kelas yang awalnya riuh menjadi sunyi seketika dan hampir semua orang terdiam dengan mata membola kaget.

Sedangkan Darga yang akhirnya paham tujuan si gadis malah tertawa keras sendirian hingga mengeluarkan air mata.

"Bisa-bisanya gue kaget njir padahal bukan gue yang dituju! Hahahaha."

Hans yang pahan situasi sontak menurunkan ponselnya dan langsung memberhentikan aksi memvidionya. Sedangkan kelas yang sunyi beberapa waktu akhirnya semakin ribut dari sebelumnya karena perkiraan mereka meleset jauh.

"WAH HANS PUNYA FANS TERNYATA OYYYY," teriak Jordan lagi membuat beberapa anak perempuan menjerit tertahan karena gereget dengan keuwuan yang dibuat Rara, namun beberapa perempuan ada yang menjerit tak rela jika Hans menerima Rara. Tak dipungkiri, se bar-barnya Hans ia masih memiliki banyak Fans karena wajahnya yang tampan dan ia merupakan salah satu anggota tim Futsal SMA pancasila.

"eh ngapa jadi gue ya? Kirain jedor si Darga," ujar Hans kikuk namun tak membuat binar mata Rara meredup.

"Aku udah suka sama kak Hans sejak dulu, sejak pertama ketemu."

"tapi gue ga kenal lu dek, sorry," balas Hans pelan dan hanya bisa didengar oleh Darga dan Rara saja dan mungkin dengan dua orang didepan meja Hans dan Darga.

"jad maksudnya kak Hans ga nerima aku?" tanya Rara lirih dengan mata berkaca-kaca, Darga yang awalnya ngakak langsung terdiam kemudian melirik ke arah Hans dan Rara bergantian. Sungguh nekat sekali gadis ini, apa Darga coba juga untuk mendapatkan Bintang? Aish yang ada malah Darga yang menyesal karena Bintang pastinya bukan baper malah ngamuk.

"duh dek, maaf loh. Eh gimana sih ini?" lirih Hans bingung.

"Gapapa Kak Hans, kak Hans bukannya nolak kan ya? Cuma belum kenal aja, jadi Rara bakalan pdkt aja dulu sama Kakak Hans," balas Rara dengan binar semangat dimatanya membuat semuanya melongo tak percaya. Sungguh nekat sekali kamu Rara.

Darga menyenggol tangan Hans yang masih kaget dengan jawaban Rara, ketika ia akan berbicara tiba-tiba Rara melanjutkan perkataannya dengan semangat membuat Hans meringis.

"Gapapa Kak, Rara paham ko, jadi ini terima aja dulu makanan dari Rara biar Rara ga sedih! Bunganya Rara ambil lagi karena belum waktunya, kotak bekalnya nanti pulang ke Rarain ya! Bye," jelas Rara kemudian bergegas pergi dari kelas IPA 1 dengan wajah cerah dan senyum yang terukir cantik diwajahnya.

"Gila gila gila.. Ada ya perempuan macam Rara, Satul sih gue," ujar Darga sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"salut anjir bukan satul! Ah kamvret ngapa gue yang kena sih?" gerutu Hans sambil meremas rambutnya, sedangkan siswa lainnya masih bergosip ria tentang Rara dan Hans barusan.

"sumpah padahal gue yang kaget tadi, taunya prank doang," balas Darga tak percaya.

"punya wajah ganteng macam ku ini memang membuat frustasi!" ujar Hans sambil membuka kotak makan Rara dan memakannya dengan lahap.

"lah dimakan aja nih ga dikasih ke gue aja?" tanya Darga dengan nada menggoda.

"Diam kau! Mon maaf aja aku bukan orang yang suka nolak rezeki hahaha," balas Hans dengan tertawa.

"bagi dikit lah, laper juga nih," pinta Darga, namun belum sempat memegang sendoknya, Hans sudah menjauhkan kotak makan Rara dari jangkauan Darga.

"dasar pelit!" dengus Darga sambil menjitak kepala Hans.

"tak pelit tak kaya hahaha," balas Hans yang membuat Darga menggerutu. Karena lapar, Darga pun beranjak dari kursinya menuju pintu kelas, niatnya ingin pergi ke kantin.

"Tam, ijin keluar ya, lapar," teriak Darga kepada Tama sang ketua kelas.

"wokeh," balas Tama yang masih asik bermain game online.

"lah lah lah si Bambang, gue ikut Ga!!" teriak Hans sambil membawa kotak makan Rara berlari menyusul Darga yang pergi ke kantin.

Sesampainya di kantin yang masih kosong dan terlihat hanya beberapa orang siswa yang memakai baju olah raga, Darga langsung memesan Bakso, sedangkan Hans duduk dan kembali melanjutkan makan.

Tak berselang lama Darga duduk didepan Hans dan memakan Bakso yang terlihat bening. Ya maklum Darga itu penyuka Bakso tapi ga suka pedas. Padahal Bakso tuh enaknya pake pedes yang banyak, rasanya Ahhh mantap.

"biar apa kau orang makan bakso tapi ga pakai cabe?" tanya Hans gereget.

"ya gapapa dong, kan aku yang makan," balas Darga sambil memakan baksonya dengan lahap.

"bakso tanpa cabai kan bagaikan Darga tanpa Bintang, Hambar!"

"heh apaan bawa-bawa nama doi ku? Beda jauh lah!" gerutu Darga.

"kan bagaikan, bukan iya."

Asik berbincang, keduanya tiba-tiba terdiam ketika seseorang duduk disamping Darga dengan memakai baju olah raga, dan sepertinya orang ini tidak olah raga karena tak terlihat ada keringat seperti siswa-siswi lain yang memakai seragam olah raga.

"apapula kau ni tiba-tiba duduk disini? Yang lain kan masih kosong?" tanya Hans dengan kesal.

"apa sih lu Hans? Jangan kek orang cemburu deh!" sentak gadis yang duduk disamping Darga, dan ya dia perempuan bernama Dinar.

"Heh cangkemmu!? Mau ku tabok hah?" balas Hans kesal.

"Udah lah Hans. Mending kita balik ke kelas ayok! Keburu ada guru," ajak Darga tanpa menghiraukan Dinar.

"eh Ga? Temenin aku bentar dong disini!" pinta Dinar sambil menarik tangan Darga.

Dengan refleks Darga menepis tangan Dinar karena kaget, ia tidak tahu jika Dinar seagresif ini, Hans yang melihat tepisan Darga pun malah tertawa puas melihat wajah kaget Dinar. Sedangkan Darga tak meminta maaf sama sekali malah langsung pergi meninggalkan Dinar dan Hans.

"eh Dinar! Kau ni cantik, tapi jangan lah agresif macam tu! Darga suka cewek kalem nan manis lah, bukan macam kau!" ujar Hans sambil berlalu meninggalkan Dinar yang menggeram kesal.

"Hans sialan!" dengus Dinar.

"napa sih?" tanya Acha yang baru saja tiba sambil membawa dua gelas jus. Kemudian memberikan jus mangga kepada Dinar, dengan kesal Dinar pun mengambil gelasnya dengan kasar dan meneguknya hingga tandas membuat Acha mengerutkan keningnya bingung.

"kesel njir! Si Hans ko nyebelin banget sih njir!"

"lah Hans kan emang gitu," balas Acha santai.

"ya tapi ga dengan ganggu gue sama Darga dong!" jelas Dinar menggebu-gebu.

"heh! Yang ganggu itu elu Nar, gue liat tadi Darga emang udah sama Hans duduknya. Lu nya aja Agresif," balas Acha malah semakin membuat Dinar marah.

"ngga si Hans, ngga lu Cha, sama aja bikin kesel mulu!" sentak Dinar sambil melenggang pergi keluar dari kantin.

"lah kenapa gue yang disalahin? Kan dia sendiri yang salah!" dengus Acha kemudian melanjutkan meminum Jus nya hingga tandas.

Toilet SMA pancasila tepatnya lantai 2 gedung IPA nampaknya sedang dipenuhi kaum hawa yang sedang berganti pakaian, terlihat ada beberapa siswa yang berganti dengan seragam dan ada yang berganti dengan olag raga, Dinar dan Acha adalah salah satunya. Keduanya asik berdandan didepan cermin toilet, namun kegiatannya terhenti ketika ada beberapa siswa yang membicarakan Darga.

"kata Kakak sepupu gue sih Darga lagi deket sama anak sebelah," ucap salah satu gadis yang bernama Tami.

"SMK widkus?" tanya salah satu gadis lain memastikan.

"iyaa, namanya b-" belum sempat Tami berujar, seseorang berteriak dari luar jika guru olah raga mereka sudah ada di lapang. Dan jika mereka terlambat maka siap-siap untuk dihukum.

Maka dari itu siswi yang akan mulai berolah raga langsung berlarian ke luar toilet dan menuju lapang agar tidak mendapatkan hukuman. Sedangkan Dinar yang sejak tadi menguping malah menggeram kesal karena tidak jadi mendapatkan informasi penting.

"padahal gue udah penasaran banget," dengus Acha sambil menutup bedaknya pelan.

"apalagi gue Cha!" teriak Dinar kesal.

"dahlah kita masuk kelas," ajak Acha yang langsung di setujui oleh Dinar.

Queen typo

Warning... Terdapat kata-kata kasar.

| Like

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status