Share

Reyhan yang baperan atau Lyodra yang kasar

[InshaAllah dengan seijin Allah, aku menerimamu dan siap membimbingmu]

 Malam berganti pagi, Lyodra tak bergeming Ia kembali menggigit bibir bawahnya, berfikir ulang agar Reyhan mau berbesar hati membatalkan perjodohan ini. Akhirnya hari ini ia memutuskan untuk bertemu dengannya secara FACE TO FACE tanpa perantara.

  [Share lok sekarang] send. 

  [Ada apa?]

Untung saja Reyhan masih sempat melihat ponselnya sebelum Ia pergi ke luar kota sekarang.

Dengan mengumpulkan segenap keberaniannya Lyodra meminta kepada Reyhan untuk bertemu. 

 [Gue mau ke rumah lo, mau ketemu lo, kita perlu bicara sekarang!] 

  [Ga usah, nanti kalau udah waktunya kamu bakalan ketemu aku terus.]

Lyodra mencebik kesal setelah membaca balasan dari pesannya. "Nyebelin emang, kepedean amat jadi cowok."

 [Mau ngobrol penting]

 [Plis, Lo sekarang dimana share lok buru!]

 [Buru share lok sekarang] 

Disaat Lyodra tengah membuka pintu mobilnya, tiba tiba suara Maxime terdengar cukup lantang dari dalam.

 "Lyo, tunggu.." Suara panggilan dari Maxime, disusul Linda yang berjalan dibelakangnya dengan mengimbangi langkah kaki Maxime yang lumayan cepat.

 "Pah, udah biarin." Ujar linda mendahului pembicaraan suaminya.

 "Mau kemana? Jam segini tumben udah rapih. Mau ketemu pacar kamu yang Playboy itu?" Cerca Maxime.

Pasalnya ini terlalu pagi bagi putrinya keluar rumah, bayangin biasanya jam delapan pagi Lyodra belum bangun. Lyodra menatap maxime dengan tatapan tidak suka. Gadis ayu itu merasa bahwa semakin kesini sifat papanya semakin berubah.

 "Ngak!" Jawab lyodra ketus. 

 "Terus kamu mau kemana?" 

 "Pah, nanyanya pelan bisa ngak. Kasihan putri kita jangan terlalu di kekang." Sela linda.

Ting! 

Forced

[Apartemen Bugenvil, Jalan pattimura Jakarta selatan]

Reyhan akhirnya mengirim lokasi apartmennya kepada Lyodra, terpaksa Ia harus menunda pemberangkatannya ke Jombang hari ini. Ia masih singgah di apartemennya.

 "Lyo mau ke apartemennya Rey." Ucap lyodra sembari menunjukan pesan dari Reyhan barusan.

Sedangkan Maxime menatap seolah menuntut penjelasan. Jelas papanya terasa bingung, pasalnya Putrinya itu selalu menolak untuk dijodohkan dengan Reyhan, Tapi saat ini Lyodra malah ingin bertemu dengan Reyhan. Dan di pesan tersebut alamatnya memang benar, apartemen yang disinggahi Reyhan. Lyodra bergegas pamit dengan mamanya sebelum papanya mengajukan pertanyaan yang menyebalkan lagi.

 "Skenario Tuhan memang indah, Ialah dzat yang membolak balikan hati manusia." Ujar Linda, usai melambaikan tangan kearah Lyodra. Ia bicara sendiri seolah tidak ada orang disebelahnya.

 **

 [Gue udah nyampe, lo dimana]  

Netranya menatap kesana kemari mencari keberadaan Pria yang dicarinya. Hampir lima belas menit Putri kesayangan Linda itu menunggu di parkiran, namun Reyhan belum kelihatan batang hidungnya yang mancung itu, Hihiihi.

Tiba tiba..

 "Udah nyampe?" Ucapnya dengan tampang tak bersalah. Lyodra melirik tajam kearah reyhan yang tiba tiba saja datang dan mulai masuk kedalam mobil Lyodra tanpa seijinnya.

 "Eh, yang nyuruh lo masuk siapa? Turun ngak?" Pria tampan jelmaan batu es itu masih dengan posisi yang sama , duduk diam di bagian kursi belakang dengan tatapan fokus ke layar handponenya.

 "Lo tuli, ya?" Ucap Lyodra sarkas. 

Sejenak Reyhan menatapnya lewat spion yang berada diatas kepala Lyodra, cukup lama mata  elang itu menatapnya. Lyodra menunduk merasa bersalah, Akhirnya Reyhan turun lalu pergi begitu saja dari mobil Lyodra tanpa sepatah katapun.

 "Bullshit baperan!" Cicitnya usai reyhan pergi.

 "Gagal deh rencana gue buat ngomong baik baik sama reyhan, lagian ini mulut jahat banget, pake ngatain dia tuli." Ia berulang kali merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa bersabar menghadapi sikap cueknya reyhan. Lyodra ngak bisa bayangin bakal nikah sama manusia jelmaan es.

**

 "Baru kali ini ada yang ngatain aku tuli." Reyhan berdiri diatas balkon apartemen kamarnya yang kebetulan viewnya menghadap kedepan. Ia memandang kearah mobil yang masih terparkir asal di sana, Ia tak habis pikir kenapa ia harus berhadapan dengan wanita sekasar Lyodra.

 "Sabar, Rey.. sabar.." Reyhan mencoba menetralisir perasaannya. Lalu ia membuka ponselnya yang dari tadi dibiarkan bergetar diatas nakas. Terdapat beberapa pesan masuk dan panggilan tak terjawab dari gadis bernama Rissa.

 [Bang Rissa udah ada di Jakarta.] Begitu isi pesan dari Rissa.

 "Astaghfirullah al adzim.. Lupa mau jemput Rissa."

 **

Usaha Lyodra gagal berbicara dengan Reyhan, Karena dari pagi ia belum sarapan Ia putuskan pergi ke pasar tradisonal untuk beli bubur.

Bukan Lyodra tidak mampu beli bubur di restoran bintang lima atau sejenisnya, namun warung bubur gerobak milik mang Agus lah yang jadi primadonanya semasa kuliah. Rasanya yang khas menjadi cita rasa tersendiri bagi penikmat bubur ayam seperti Lyodra. Letaknya tepat di depan pasar tradisional yang sangat terkenal di kota ini.

 Disaat bersaman ada seorang gadis berkerudung merah jambu yang tengah gelisah mencari sesuatu didalam tasnya. Lyodra mengamatinya dari jauh seraya mengaduk aduk bubur ayam yang telah tersaji diatas mejanya, sudah jadi kebiasaannya ketika Lyodra memakan bubur pasti ia akan mengaduknya sampai benar benar halus.

Itu juga yang menjadi alesan Monica teman sebangkunya dulu selalu menolak untuk diajak makan bubur ayam bersama dengannya, Siapapun teman Lyodra ia pasti menolak untuk diajak makan bubur dengannya.

Padahal bagi penikmat bubur jalur diaduk seperti lyodra,  step inilah yang memudahkan mereka memakan tanpa harus mengunyah. Haha.

terdengar sangat aneh tapi begitulah adanya.

Selesai makan Lyodra menghampiri gadis berkrudung merah jambu itu. "Maaf apa ada masalah?" Tanyanya sopan.

Gadis itu terlihat sungkan untuk mengatakan yang sebenarnya. Lyodra kembali mengamatinya lagi, wajahnya seperti tidak asing baginya.

 "Mm. Tadi perasaan aku naruh dompet aku di tas, tapi--" Ucapnya tercekat.

 "Hilang ya dompetnya?" Tanya lyodra lagi. Gadis itu mengangguk. Lyodra menghampiri mang Agus kedepan, lalu membayar pesenannya dan pesenan sang gadis.

 "Berapa mang? Sama punya cewek disana." Tunjuknya ke bangku tengah.

 "Empat puluh ribu neng sama pesenannya, neng geulis itu kan?" Tunjuknya kearah sang gadis, memastikan. Lyodra mengangguk, lalu kembali menghampiri sang gadis yang menundukan kepala. 

 "Makasih ya kak" Ujar sang gadis. Manis memang senyumnya mirip seseorang, Lyodra masih menerka nerka.

 "Rumah Lo dimana?" 

 "Jombang kak." 

 "Jauh banget, terus kok bisa nyampe disini gimana ceritanya?" Cerca lyodra. 

 "Oh ya kenalin saya, Reyna." Ulur tangan sang gadis yang bernama Reyna, Lyodra menjabat tangan Reyna antusias, karena merasa mendapat teman baru. Usianya selisih empat tahun lebih muda darinya, jelas saja Lyodra sangat senang. Andai kata lyodra punya adik, pasti seusianya sekarang.

 "Gue Lyo. Terus Lo kesini mau ketemu siapa?"

Ponsel milik Reyna berdering.

 "Maaf kak, Reyna angkat telpon dulu ya." Lyodra mengangguk cepat.

[Wa'alaikum salam..]

[Iya bang, Rissa share lok sekarang]

 "Barusan siapa? Rey, eh kalau panggil Rey jadinya kek nama cowok ya. Panggil Reyna aja deh."Cicit lyodra.

 "Santai kak, boleh panggil Rey kok. Tapi kalau dirumah panggil Rey. Yang noleh dua orang. Hihi." Jelas Reyna santai.

 "Kok bisa? Lo ada kembaran dirumah?" Tanya lyodra antusias.

 "Bukan kembaran, tapi abang aku dirumah namanya juga Rey." Lyodra mengangguk, namun dalam batinnya Ia menyangkut pautkan antara reyna dan reyhan, bisa jadi reyna ini adiknya reyhan. Ah entahlah jika benar dunia ini akan terasa sempit saja jadinya.

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status