Share

Jodoh pilihan papa

Waktu menunjukan pukul 09:00, Namun belum ada tanda-tanda Lyodra bangun. Padahal di meja makan sudah ada suara dentingan sendok beradu dengan garpu.

 "Mah Lyodra mana?" Tanya Maxime papanya Lyodra.

 "Masih tidur Pah. Tadi malam dia habis pulang larut malam."ujar Linda lesu.

 " Tanggepan Lyo gimana, soal perjodohannya dengan uztadz Reyhan?"

 "Feeling Mama dia ngak bakalan mau si Pah, tau sendiri Papa Lyo itu anaknya gimana." Tutur linda ke maxime.

 "Jadi, Mama belum kasih tau juga ke Lyodra?" Linda menggeleng.

 "Papa pikir aja dia anak kita satu-satunya pa. Masak papa tega jodohin anak kita tanpa  membicarakan kepadanya terlebih dahulu." Linda kesal dengan maxime yang terkesan tega dengan putrinya sendiri.Linda menyuap nasi kedalam mulutnya, ia masih berharap maxime mau membatalkan perjodohan lyodra dengan putra dari kawannya maxime.

 "Bukannya papa udah kasih tau mama jauh hari?" Nada bicara maxime memelan seperti menahan amarah.

 "Pa. Sebulan dua bulan itu masa perkenalan yang sangat singkat pa, Masak baru kenal udah disuruh nikah." Seloroh linda yang membuat Maxime meninggikan nada suaranya naik satu oktaf.

 "TAPI KEPUTUSAN PAPA SUDAH FINAL SEBULAN LAGI LYO AKAN MENIKAH DENGAN REYHAN." Ucapnya tegas.

 "APAA MENIKAH?? Tidak, lyo tidak mau titik!!" Gadis maxime mendengar semua percakapannya barusan dengan linda.

 "Nak, Mau ya papa kenalin sama anak sahabat papa. Dia anaknya baik good attitude dan dia juga berpendidikan." Bujuk maxime kepada lyodra.

 "Ngak! Lyo ngak mau titik!" Lyodra mencelos membuang muka.

  "Lyo ayolah! Ini demi masa depan kamu." Paksa maxime.

 "BIG NO!" Lyo meninggalkan Maxime begitu saja, sedangkan Linda masih melihat pemandangn didepan meja makan yang sama sekali tidak menarik baginya.

Gubbrak!!

Suara meja yang dipukul keras oleh Maxime, rahangnya kini mengeras, sekuat tenaga ia menahan amarahnya namun gagal, karena bukan kali ini saja lyodra tidak pernah nurut dengannya.

 

Lyodra berjalan menyusuri bibir kolam renang, seraya berjalan dengan kaki menendangi apa saja yang berada di depannya. Gadis itu sedikit ceroboh hampir saja ia terpeleset dan tercebur kedalam kolam renangnya.

 "LYODRA. KAMU HARUS MAU!" Tutur maxime Ia menghampiri putrinya.

 "Tapi Pah.." rengek lyodra.

 "Itu sudah menjadi keputusan Papa,  Demi masa depan kamu, kali ini saja papa minta kamu nurut sama perintah papa. Bisa?" Tutur maxime penuh dengan penekanan.Lyodra menatap nanar kearah siluet maxime yang perlahan menghilang.

Maxime usianya  sudah tak muda lagi, namun ia tetap gagah dan berkharisma. Layaknya HOT DADDY. Ia type ayah yang penyayang kepada keluarga, namun inilah caranya menyelamatkan masa depan putri satu satunya dengan cara menjodohkannya dengan reyhan, pria yang baik.

  "Hiks.. hiks!" Tangisnya memecah keheningan.

 "Papa jahat ma.." 

 "Papa sekarang jahat, papa tega bentak lyo mah." Rengeknya lagi.

 "Papa ngak bentak kamu sayang, tadi cuman agak keras aja pelafalannya." Sergah linda seraya menyembunyikan senyumnya.

 "Sudah ya sayang nurut aja apa kata Papa." Linda memeluk hangat putrinya.

"Tapi Ma, hiks, Lyo udah punya pasangan. Dan Lyo cinta mati sama dia." Ujarnya seraya beruraian air mata. Gadis cantik itu tidak mau mengecewakan david. Pasalnya Lyo juga sangat mencintai David, bahkan dalam benaknya sempat terbesit kalau David menginginkan sesuatu pada dirinya, Ia berjanji akan memenuhi semua keinginannya. Meskipun harus menentang ajaran agama.

 **

 "Lyo, sini sayang!" Panggil maxime. Lyo menatap raut wajah maxime, ragu.

 "I-iiya pah, ada apa?" Lyo manja, tapi dia juga penakut kalau sudah lihat muka maxime seperti tadi, merah padam.

 "Kenalkan, ini calon suamimu. Namanya reyhan, dia seorang uztad." Dengan ekspresi kaget, lyo langsung menelan salivanya Ia tak menyangka bakal dijodohin dengan seorang uztad , bahkan sekarang sosok itu sudah ada di hadapannya.

 "Maaf, tapi saya bukan uztad om." Sangkal rey.

 "Hahaha! Om becanda, siapa tau ucapan adalah doa. Oh iya kenalin ini putri om yang nanti bakal jadi calon istri kamu, lyodra kenalan dong." Tutur maxime seraya menyenggol lengan putrinya.

 "Halo gue lyodra! Tpycal cowok idaman gue ganteng, macho, mapan." Dengan terpaksa tangan lyo terulur mengajak jabat tangan, namun masih dengan ekspresi membuang muka. Lama tak ada balasan ternyata reyhan lebih memilih menangkupkan kedua tanggannya di dada. Lyodra dibuat kesal oleh pria asing didepannya ini.

 "Sok banget anjimm!" Sarkasnya ke reyhan.

 "Lyo!" Bentak maxime kepada gadisnya.

 "Maaf ya rey, Lyodra ini memang begitu. Tapi sebenarnya dia gadis yang sangat lembut dan baik hati." Tutur maxime, yang membuat lyo tambah kesal.

 "Ahklak gue ancurr, masih mau lo sama gue." Gumamnya pelan tapi masih terdengar oleh reyhan. Reyhan beristighfar seraya mengatur nafas.

 "Oh ya, gimana kabar ibumu, sehat?" Maxime duduk menyilang sambil menyeruput kopi buatan Linda tadi yang tinggal sedikit.

 "Alhamdulillah sehat, beliau juga menanyakan kabar Om. Katanya dalam waktu dekat ini beliau ingin bersilaturahim kemari dengan keluarga om maxime."

 "Boleh boleh silahkan, pintu rumah ini terbuka lebar untuk keluarga besarmu rey."

 "Lyo, papa mau kedalam dulu, Kamu ajakin ngobrol rey dulu, biar lebih akrab." Ujarnya sambil berlalu.

Hening beberapa saat.

 "Tadi kamu sempet spill cowok idaman kamu ke aku." Dengan masih menunduk reyhan membuka obrolan lebih dulu.

 "Ya!" Balas lyo jutek.

 "Apa kamu pernah pacaran?" Tanya rey ragu.

 "Pikir aja sendiri." Balasnya seraya membuang muka.

Suasana hening kembali, tak berapa lama Linda datang dengan membawakan dua cup starbuck coffe. Linda sempat melihat raut wajah putrinya yang terlihat jutek, namun kemudian menatap lekat reyhan.

 "Reyhan?" Panggil linda perlahan.

 "I--iya tante, Saya reyhan." Ucapnya sedikit grogi, pasalnya linda menatapnya dalam dalam.

 "Silahkan di minum, Tante masuk dulu." Linda pergi namun ia tak lupa memberikan senyum semangat kearah putrinya.

 "Vangke, gayanya sok jaim banget! Sok akrab banget padahal di depan gue kek patung, cuman diem aja, sekali ngajakin ngobrol. Pertanyaanya bikin gue sewot!" Batin lyodra kesal 

 "Gue cabut dulu ke belakang." Ucap lyo, tapi tak ada balasan apapun dari reyhan.

 "Bibit bibit kanebo kering!" Cicitnya.

Lyodra memilih masuk ke kamarnya dan merebahkan diri di kasur kesayangannya. Menatap langit langit kamar lalu membayangkan menikah di usia muda, apalagi menikah dengan cara dijodohkan sama sekali bukan cita-citanya. Lyo memeluk guling kesayangannya memejamkan mata lalu tertidur.

Lyodra terbangun kala suara ketukan terdengar di pintu kamarnya, Lyo memilih untuk mengabaikannya. Lalu seseorang masuk dengan raut keheranan.

 "Beb bangun dong."

 "Bangun! Bangun!" Rara memukul pantat lyo dengan boneka teddy bear disamping ranjangnya.

 "Lyo, bangun ih. Lihat udah jam berapa masak belum bangun juga." Ucap rara kesal, karena rara tidak berhasil membangunkan lyo.

 "Ih, apaan sih berisik banget!" Akhirnya putri kesayangan linda itu bangun juga.

 "Beb kamu tu jahat banget, ih." Ucap rara, namun justru tanggepan Lyo bikin emosi ia menguap, lalu melemparkan balik teddy bear kearah rara.

 "Lo dateng ke kamar gue, tanpa permisi  terus bangunin gue secara paksa. Terus jahat gue dimana? Yang ada lo tu ra, yang jahat." Balas lyo tak kalah sengit.

 "Hehe, bukan itu yang gue mau bilang. Ini soal calon suami lo."

 "Calon suami, David maksudnya?"

 "Bukaannn, ih. Reyhan, jodoh pilihan papa kamu. Tadi dia nungguin sampe lama lo, kata mamamu waktu om maxime pergi ada keperluan mendadak, kamu malah ninggalin dia, tidur."

 "Sumpah lyo, lo jahat banget."

 "Bodo amat! Suruh siapa ngarepin gue, terus tu manusia sekarang dimana?"

 "Ya ampun beb, kasar banget si." Cicit rara tak terima.

 "Sekarang reyhan udah pergi." Balas rara lesu.

 "Bagus deh kalau gitu."

 "Jadi lo udah tau tentang, eh siapa tadi nama bocil barusan?" Ejek lyo.

 "Reyhan. Bukan bocil lyo, itu umurannya udah matang tapi baby face gitu. Ih cute tau!"

 "Tadi lihat?"

 "Iya tadi gue lihat pas dia mau pulang."

 "btw jam berapa sekarang ra?

 "Jam 7 malam."

 "APAA? Jadi gue tidur lama banget ya tadi." Lyodra tak menyangka kenapa bisa se-kebo itu.

 "Baru sadar." Timpal rara.

 "Yaudah lo mandi dulu gih biar bersih, gue kedepan dulu soalnya gue mau ngomong sesuatu ma nyokap lo beb."

 "Ok!"

 Di taman samping rara sedang mememani linda menyiram beberapa tanaman kesayangannya seperti anggrek dan sejenis monstera pun ada, Keduanya terlihat akrab.

 "Pantes dicariin di depan ngak ada, ternyata disini. Lagi pada bicarain apa sih kok kayak seneng banget pada senyam senyum?" Tanya lyo curiga.

 "Ada deh." Balas linda dengan mengerlingkan mata kearah rara. 

 "Lo bersyukur banget lyo berada di keluarga ini, punya ibu yang penyabar dan sosok keluarga kecil yang sangat hangat. Aku bahkan tidak pernah ngerasain kek gini" Batin rara nelangsa.

 "Rara kok ngelamun si." Tegur linda yang membuat rara sedikit terkejut.

 "Kebiasaan tuh mah rara, kalau lagi di cafe juga dia kadang suka ngelamun mah. Udah dimarahin aja, kalau ngak dipecat aja sekalian mah." Canda lyo.

 "Eh jangan dong beb." Timpal rara khawatir. Lyodra tertawa bahagia.

 "Lyo, kenapa tadi kamu tinggalin reyhan didepan? Untung tadi papa kamu lagi keluar, kalau ngak pasti papa marah lagi." Nasehat linda pelan.

 "Maaf mah.." Gadis ayu itu menunduk merasa bersalah, tapi bohong. Nyatanya ia tertawa dalam hati, puas. Linda menggelengkan kepala tau betul sifat putrinya seperti apa.

 "Oh ya emang rara suka mikirin apa, kok sampe ngelamun di tempat kerja?" Tanya linda penuh perhatian. Bagi linda rara sudah dianggap anak sendiri di keluarga ini 

 "Ngak kok tan, hehe." Rara tersenyum kikuk.

 "Yaudah kalau gitu, kita cabut yuk." Ajak lyo.

 "Kemana?"

 "Udah ikut aja." 

 "Mah lyo keluar dulu." Pamit lyodra.

 "Mari tan. Rara sekalian pamit pulang ya? Pamit rara, mencium punggung tangan linda.

 "Iya, baik baik dijalan." Linda menyudahi aktivitas menyiram tanamannya, lalu masuk kedalam rumah. Ia sempat kefikiran omongannya rara barusan, Ia merasa kasihan padanya. Pasalnya tadi rara sempat bilang kalau dirumah ia yang mengerjakan pekerjaan rumah sendiri sedangkan Ibunya mengurus ayah dan keempat adiknya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status