Share

Legenda Sang Kultivator Dewa
Legenda Sang Kultivator Dewa
Penulis: Shanun Nareswari

Kejatuhan Luo Tan

"Habisi penjahat itu!"

"Bunuh dia!"

Seruan-seruan tersebut terlontar dari mulut para anggota Perguruan Luo, satu dari empat perguruan besar di Dataran Ji. Kemarahan mereka diarahkan kepada sosok yang berlutut di atas panggung eksekusi perguruan dengan dua kaki dan tangannya terikat rantai.

"Saudara-saudaraku!" Satu sosok lain bertubuh besar dan tegap dengan pedang di sisi pinggangnya berteriak lantang, mengalihkan fokus semua orang. Dengan wajah tegas, dia berkumandang, "Sesuai aturan perguruan, penganut ilmu sesat dan pembunuh saudara kita ini akan dieksekusi!"

Sorakan mengikuti pengumuman tersebut, puas karena keadilan yang mereka inginkan akan segera didapatkan.

Pria bertubuh besar dan tegap itu pun berbalik untuk menghadap sosok yang akan segera dia adili itu. Karena wajahnya tidak bisa dilihat para anggota lain, dia menyunggingkan senyuman penuh kemenangan seiring dirinya berlutut dengan satu kaki di hadapan lawan bicaranya.

"Luo Tan, Luo Tan, siapa yang menduga akan tiba hari kamu berlutut di hadapan semua orang?" cemooh pria bertubuh besar itu dengan ekspresi mengejek. "Ketua perguruan yang diadili anggota perguruannya sendiri, mungkin hanya dirimu yang akan menyandang status itu di dunia ini."

Ucapan pria bertubuh besar itu membuat Luo Tan mengangkat kepalanya. Matanya memancarkan aura kebencian yang sangat kental.

"Luo Liang," geramnya dengan suara parau. "Bila aku sungguh mati hari ini, akan kupastikan untuk membawamu ikut bersamaku!"

BUK!

"Urgh!"

Tinju keras yang diarahkan ke wajahnya membuat Luo Tan terpelanting ke samping, darah mengalir dari bibirnya. Seluruh tubuhnya tergeletak tanpa tenaga, hasil dari racun yang menyebar di tubuhnya.

KRAK!

"Ahh!"

Suara tulang patah yang memilukan terdengar mengikuti injakan Luo Liang pada kaki Luo Tan. Kepuasan tampak di wajah Luo Liang kala ekspresi tersiksa tampak di wajah mantan ketua perguruan sekaligus adik sepupunya itu!

"Arogan dan lancang. Apa kamu kira dirimu masih ketua perguruan yang terhormat?" ejek Luo Liang sebelum akhirnya menjambak rambut Luo Tan, memaksa saudaranya itu untuk menatap semua anggota perguruan di bawah panggung yang menatapnya penuh kebencian. "Lihat, kehormatan yang dahulu mereka tampakkan untukmu telah sepenuhnya sirna," ucap Luo Liang sebelum lanjut berbisik, "dan itu semua ... karena diriku."

Tangan Luo Tan mengepal kuat, membuat darah mengalir dari telapaknya. Dirinya yang merupakan ketua perguruan yang terhormat, juga kultivator tertinggi di Dataran Ji, berakhir menyandang status seorang pembunuh dan pengkhianat, semua karena fitnah dan jebakan saudara sepupunya sendiri.

Tidak terima! Luo Tan tidak terima!

Namun, satu pertanyaan masih bertengger di benak Luo Tan.

Dengan mata penuh amarah, Luo Tan bertanya, "Kenapa ... kamu melakukan semua ini?" Darah mengalir turun dari sudut bibirnya, serangan Luo Liang telah mengacaukan energi dalamnya. "Sebagai saudara, teman, dan juga rekan ... aku memercayaimu dan menyayangimu ... apa sebenarnya kesalahanku?!"

"Kenapa?" Luo Liang mengulangi dengan senyuman keji. "Salahkan dirimu datang ke tempat ini dan merebut semua yang seharusnya menjadi milikku." Pandangannya berubah gelap dan diselimuti kebencian mendalam. "Bocah yatim piatu tidak tahu diri yang datang dengan kesedihan memuakkan karena kematian orang tua bodohnya, tapi berakhir dipilih menjadi penerus kedudukan ketua perguruan oleh Kakek? Aku tidak terima!"

Setiap patah kata diucapkan dengan nada yang kian meninggi, menunjukkan amarah dan keirian dengki yang mendalam terhadap saudara sepupunya itu.

“Tapi tidak apa-apa. Semua rasa sakit hati dan kebencian yang kurasakan telah terbayar satu persatu. Dimulai dari kematian kakek kesayanganmu itu!”

DEG!

Tubuh Luo Tan membeku. "Apa maksudmu?"

Luo Liang pun berbisik dengan suara yang sangat rendah, "Aku ... yang meracuni dan membunuh tua bangka itu."

Seketika, mata Luo Tan langsung terbuka lebar, memperlihatkan urat matanya yang memerah. Tangannya mengepal kuat dan tubuhnya bergetar hebat. "Luo Liang!!! Kamu bajingan!!!" serunya penuh amarah. "Kakek adalah kakek kandung kita!"

Suara lantang Luo Tan membuat para anggota perguruan mengerutkan kening, mulai bertanya-tanya mengenai apa yang terjadi. Hal ini membuat satu sosok melangkah maju menghampiri Luo Liang.

"Laksanakan eksekusinya segera. Jangan membuang waktu lagi, Luo Liang," ucap wanita berwajah rupawan dengan tubuh molek yang mendadak menyentuh tangan Luo Liang. "Jangan sampai rencana kita gagal."

Suara lembut dan merdu itu membuat Luo Tan mengangkat pandangannya, dia menatap benci sosok yang sekarang berada di sisi Luo Liang. "Yun Xiang ...," panggilnya setengah menggeram.

Yun Xiang adalah saudari seperguruan Luo Tan dan Luo Liang. Tak hanya itu, dia juga tunangan Luo Tan.

"Jangan menyebut namaku, aku tidak sudi dipanggil olehmu," balas Yun Xiang dengan pandangan jijik.

Walaupun dirinya adalah tunangan Luo Tan, tapi Yun Xiang ... adalah orang yang bekerja sama dengan Luo Liang untuk menjatuhkan Luo Tan. Dia yang telah mencekoki tunangannya sendiri dengan racun agar tubuhnya digerogoti dari dalam.

"Langit melihat apa yang telah kalian perbuat!" teriak Luo Tan menyentak Yun Xiang. "Kalian berdua adalah– Akh!"

Ucapan Luo Tan terhenti akibat cekikan tangan Luo Liang di lehernya. Senyuman kejam mengembang di bibirnya. "Maaf, ya. Kekasihku tidak sabar untuk mengakhiri hidupmu, sama seperti para anggota yang lain!"

“Aku ... akan ... membu ... nuhmu!” Luo Tan berusaha mengerahkan tenaganya yang tersisa untuk melepaskan diri. Namun, sia-sia.

Luo Liang tertawa. Dia memperkuat cekikannya. “Sebaiknya kamu bersyukur karena mati di tanganku. Paling tidak, kultivasimu itu tidak akan sia-sia,” desisnya dengan suara rendah membuat Luo Tan terbelalak.

Luo Liang berniat menggunakan eksekusi ini untuk menyerap kultivasinya!

Tidak! Luo Tan tidak rela! Kalau harus mati, maka dia harus mati tanpa menguntungkan bajingan di hadapannya ini!

Tak ada cara lain, Luo Tan harus menggunakan jurus terlarang itu.

Dengan satu tangan yang terbebas, Luo Tan menempelkan telapak tangannya di dada. Hal itu membuat Luo Liang mengerutkan kening.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Luo Liang dengan alis tertaut.

Sebuah senyuman miring disunggingkan Luo Tan kepada Luo Liang. "Menghancurkan rencanamu ...."

Ketika nadi di tubuh Luo Tan bersinar, semua orang langsung terkejut, terutama Luo Liang yang langsung menyadari rencana saudaranya.

“J-jurus ini?! Kau–!”

Akan tetapi, dia terlambat bertindak.

"Sampai jumpa di neraka, Luo Liang ...."

Detik berikutnya, inti energi Luo Tan hancur sepenuhnya, menyebabkan ledakan keras yang mengerikan. Gelombang energi menghancurkan bangunan sekitar menjadi puing dan melemparkan semua orang menjauh dari pusat ledakan.

Itu ... adalah akhir dari riwayat Luo Tan, ketua Perguruan Luo yang menganut ajaran sesat.

Atau paling tidak ... itulah yang dikira semua orang.

*100 tahun kemudian*

Remaja lelaki berpakaian serba hitam mendadak membuka mata. Menatap langsung ke arah langit yang cerah tanpa awan.

Suara air mengalir di dekat tempatnya terbaring membuatnya yakin bahwa dia kini ada di dasar gunung. Mungkin tepatnya di dekat sungai dengan aliran air deras.

Dia masih hidup.

Menyadari hal itu, dia langsung mendudukkan diri dengan mata terbelalak. “Bagaimana bisa aku masih hidup?!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status