Share

Membalaskan Dendam Chen Yi

“Kakak Senior Wei! Kakak Senior Wei!”

Wei Quan yang sedang sibuk berkultivasi di kamarnya langsung membuka mata dengan kesal saat salah seorang adik seperguruannya berseru di luar kamarnya. 

“Ada apa ribut-ribut?! Apa kamu tidak tahu aku sedang berkultivasi?!” bentak Wei Quan saat membuka pintu.

“Guru Lin Hua sudah kembali!”

Alis kanan Wei Quan meninggi. “Bagus kalau Guru sudah kembali,” ujarnya dengan kening berkerut. “Kenapa kamu malah kelihatan panik?”

Wei Quan sudah tahu bahwa gurunya langsung pergi mencari Chen Yi ke Gunung Awan saat mendengar tentang hilangnya bocah itu. Akan tetapi, sudah tiga bulan! Adik seperguruannya itu tidak mungkin bertahan di Gunung Awan dengan kemampuan kultivasinya yang buruk! 

Demikian, hal terbaik yang bisa Lin Hua temukan di Gunung Awan mungkin hanya tulang belulangnya aja!

“Akan tetapi, Kak, Guru Lin Hua menemukan–”

“Diam,” sergah Wei Quan saat melihat rombongan Lin Hua memasuki pekarangan tempat tinggal para murid. 

Walau bingung mengenai apa alasan Lin Hua datang ke sana, tapi Wei Quan tahu mengenai apa yang harus dilakukan. 

Wei Quan bergegas merapikan pakaiannya, lalu keluar dari kamar untuk menghampiri Lin Hua.

“Guru!” 

Seruan Wei Quan yang nyaring menarik perhatian rombongan Lin Hua. Suasana ramai berubah hening saat Wei Quan bersujud pada gurunya. 

“Wei Quan?” Lin Hua terlihat bingung.

“Maafkan murid yang bodoh ini karena sudah gagal menjaga adik seperguruan!” seru Wei Quan lagi.

“Apa maksudmu?” Lin Hua yang sedang berbicara dengan murid tertuanya terlihat mengerutkan kening karena terlewat bingung.

“Hilangnya Chen Yi adalah kesalahanku!”

Mendengar ucapan Wei Quan, kerutan kening Lin Hua merenggang. Dia hanya tahu bahwa Chen Yi menghilang di Gunung Awan dari sang murid tertua, tapi memang dia belum sempat mencari tahu garis besar ceritanya dan siapa yang telah membiarkan Chen Yi naik ke gunung sendirian.

Sekarang, dia tahu.

“Kamu tidak mendampinginya?” Lin Hua gegas bertanya, aura di sekelilingnya berubah menjadi sedikit dingin.

Dengan wajah bersalah, Wei Quan menjawab dengan kepala tertunduk, “Adik seperguruan sangatlah pengertian. Tahu diriku sedang sibuk berkultivasi untuk menembus tingkat berikutnya, dia menolak didampingi dan berkata jimat pengusir monster sudah cukup melindunginya.” Tangan Wei Quan mengepal. “Harusnya saat itu aku bersikeras mendampinginya!”

Di sebelah Lin Hua, Luo Tan hanya terdiam melihat pertunjukkan Wei Quan. Sungguh luar biasa bagaimana segala kebohongan dan kalimat munafik itu terucap lancar dari bibir kakak seperguruan Chen Yi itu.

Manik Luo Tan mempelajari ekspresi Lin Hua, menyadari bahwa wanita itu sangat mahir menyembunyikan perasaannya di hadapan murid-muridnya. Saat ini, Luo Tan sama sekali tidak tahu apa yang wanita itu pikirkan.

Apa dia akan menghukum Wei Quan?

Atau malah melepaskannya begitu saja?

“Wei Quan,” panggil Lin Hua dengan suara rendah, membuat seluruh tubuh Wei Quan sedikit membeku. Namun, senyuman lebar pun terpasang di wajah Wei Quan yang tertunduk saat dia mendengar sang guru berkata, “semua sudah terjadi.” 

Apa Wei Quan bilang? Semua akan baik-baik saja, bukan?!

Hanya murid jelek tanpa kemampuan kultivasi, mana mungkin Lin Hua akan membelanya secara berlebihan!

Saat Lin Hua memintanya berdiri, Wei Quan menghapuskan senyuman dari wajahnya dan cepat-cepat memasang wajah bersalah. Dia bersikeras berlutut. “Guru, kesalahan tetaplah kesalahan. Aku telah lalai menjaga adik seperguruan! Mohon hukum aku!”

Melihat hal itu, Lin Hua berkata dengan kepala mengangguk, “Kamu benar. Kesalahan tetap kesalahan dan harus dihukum.” Dia pun menghela napas dan berkata, “Besok, pergilah ke altar pendiri perguruan dan berlututlah di sana selama tiga hari. Hanya ketika matahari terbit di hari keempat barulah kamu boleh kembali.”

Wei Quan menyeringai dalam hati. Hukuman itu sama sekali bukan masalah baginya yang merupakan kultivator dasar tingkat empat!

Lin Hua memang menyayangi Chen Yi, tetapi gurunya itu pun sangat menghargai Wei Quan. Itulah alasan hukuman yang diterimanya cukup ringan.

‘Chen Yi, Chen Yi, kamu bisa mati dengan tenang. Sekarang aku yang akan menggantikanmu menjadi murid kesayangan Gu–’

“Lagi pula, Chen Yi sudah kembali bersama kita,” sambung Lin Hua seraya memandang Luo Tan yang sejak tadi berdiri di sisinya. 

DEG! 

Seketika, keheningan menyelimuti tempat tersebut.

“Chen Yi … kembali bersama kita?” Dengan jantung berdegup kencang, Wei Quan mengulang ucapan Lin Hua. 

Kebingungan Wei Quan membuat Lin Hua tak elak tersenyum. “Kalian mungkin tidak mengenalinya karena perubahannya begitu besar, tapi pemuda di sisiku ini adalah Chen Yi.”

“Apa?!”

Wei Quan ternganga lebar dengan mata terbelalak. “Dia Chen Yi?!” Wei Quan tak mampu menahan diri untuk mengarahkan jari telunjuknya ke depan wajah Luo Tan. “Bagaimana mungkin!?”

Luo Tan memandang Wei Quan dalam diam selama sesaat, lalu dia pun menjawab dengan nada bicara Chen Yi yang sopan, “Selama terperangkap di gunung, Adik berhasil menembus kultivator dasar tingkat pertama, segala hal yang ‘tidak suci’ telah dibersihkan.” Dia pun membungkuk hormat dan berkata, “Maaf membuat Kakak Senior Wei terkejut.”

Itu suara Chen Yi, Wei Quan yakin itu. Suara lemah lembut dan menyebalkan itu jelas tidak akan pernah dia lupakan!

Namun, bagaimana bisa bocah ini masih hidup?! Tidak hanya itu, penampilannya menjadi sangat memukau!

Berkultivasi di Gunung Awan? Kenapa para monster jiwa tidak menyerangnya!?

Pandangan Wei Quan menyapu sekelilingnya secara sekilas, mendapati para murid seperguruan wanita memandang adik seperguruan busuknya itu dengan pandangan kagum.

‘Bukannya mati, kenapa dia malah kembali dengan kemampuan dan penampilan seperti ini?!’ Wei Quan merasa tidak terima.

Namun, Wei Quan cepat-cepat menekan amarah dan kekesalannya.

“Chen Yi? Dirimu benar-benar Chen Yi?” Wei Quan langsung menghampiri Luo Tan dan mencengkeram dua sisi lengan pria itu. “Syukur kepada Langit dirimu selamat!” Wei Quan memeluknya erat.

Di saat itu juga, Luo Tan mendengar bisikan Wei Quan.

“Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, tapi tutup mulutmu kalau tidak mau mati.’

Luo Tan tidak memberikan reaksi pada ancaman Wei Quan, melainkan terus menatapnya dalam diam.

Saat masih memeluk Luo Tan, Wei Quan tersentak dengan aura dingin yang menusuk tulangnya. Dia langsung melepaskan Luo Tan dan selama beberapa detik beradu pandang dengan pria itu. 

‘T-tatapan apa itu?!’

Kengerian Wei Quan rasakan saat beradu pandang dengan manik hitam Luo Tan yang serupa kegelapan tidak berdasar. Selama beberapa saat, Wei Quan merasa yang di hadapannya bukan Chen Yi yang lemah, melainkan orang asing yang mampu menghancurkannya dalam satu jentikkan jari!

“Adik berterima kasih atas perhatian Kakak Senior Wei,” balas Luo Tan dengan wajah datar.

Menepiskan ketidaknyamanannya, Wei Quan memaksakan sebuah senyuman seraya berkata, “Guru, dirimu pasti lelah setelah keluar dari meditasi. Demikian, izinkan aku untuk mengantar Chen Yi ke kamarnya!” 

Dia perlu tahu apa yang terjadi pada bocah di hadapannya itu dan memastikan adik seperguruannya tersebut tidak akan mengatakan apa pun kepada sang guru!

“Tidak perlu, Wei Quan,” tolak Lin Hua, membuat  Wei Quan kaget. “Ada banyak hal yang ingin kubicarakan dengan Chen Yi.” Dia pun melirik Luo Tan. “Chen Yi, ayo.”

Tanpa menunggu balasan Wei Quan, Lin Hua kembali meneruskan langkahnya sembari menggandeng Luo Tan.

Saat akan berbelok, Luo Tan menghentikan langkahnya dan berkata, “Guru, kita salah jalan.”

Mata Lin Hua mengerjap. “Apa maksudmu? Ini sudah jalan yang benar.” 

Kamar Chen Yi ada di bagian Barat, Lin Hua tidak mungkin salah ingat.

Luo Tan menggeleng pelan. “Sejak Guru bermeditasi, Murid tidak lagi tinggal di pekarangan Barat,” tuturnya tenang. “Murid tinggal di gudang belakang.”

Kening Lin Hua berkerut agak dalam, kentara bingung dan sedikit marah. “Apa maksudmu di gudang? Siapa yang menyuruhmu tinggal di gudang?!”

Detik berikutnya, manik Luo Tan pun bergeser untuk menatap Wei Quan yang langsung memucat. 

Bocah itu tidak mungkin ingin mengadu dipindahkan ke gudang oleh Wei Quan, ‘kan?!

Dengan jari tertunjuk ke arah waja h Wei Quan, Luo Tan menjawab, “Kakak Senior Wei yang menyuruhku.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status