Share

4. Nasihat Dari Asih

Setelah obrolan ringan yang panjang, Vira kemudian mengutarakan apa yang mengganjal di hatinya.

"Bun, ada yang mau Vira ceritakan pada Bunda," ujar Vira setelah hening sejenak.

Asih yang melihat raut wajah Vira yang berubah serius, ia jadi deg-degan sendiri menunggu cerita Vira. "Ada apa, Nak?"

Vira menundukkan kepalanya. "Bun, semalam Mas Lukman meminta izin ke Vira, dia bilang ia ingin menikah lagi," ujar Vira sendu.

Asih sontak menutup mulutnya terkejut, ia tidak menyangka jika Lukman bisa sampai seperti ini. Dalam ingatan Asih, Lukman adalah laki-laki yang sopan dan tidak aneh-aneh, ia dulu juga terlihat seperti sangat mencintai Vira. Lalu kenapa tiba-tiba ....

"Vira, kenapa bisa seperti ini, Nak? Coba ceritakan semuanya sama Bunda," pinta Asih lembut.

Lalu, Vira menceritakan semuanya tentang perkataan Lukman semalam. Vira juga mengatakan bahwa ia mengenal Ayu, dia adalah wanita yang baik. Vira pun juga tidak ragu mengatakan kepada Asih, tentang apa yang ia rasakan saat ini.

"Sayang," ujar Asih seraya memeluk Vira. Tanpa terasa Asih meneteskan air matanya, ia jadi mengingat akan masa lalunya sendiri.

Vira membalas pelukan Asih, ia juga menangis dalam pelukan wanita yang sudah dianggap sebagai ibunya sendiri itu. "Bunda, tapi kenapa rasanya sakit sekali?" tanya Vira parau. Padahal ia belum memberikan keputusan apapun.

Vira yang sebelumnya belum pernah jatuh cinta sama sekali, ini adalah pertama kalinya ia merasakan patah hati, dan ternyata rasanya sesakit ini.

"Sabar, Sayang. Ini ujian untukmu, dan wajar jika kamu merasa sakit, itu berarti karena kamu mencintai Lukman."

Vira sempat tertegun mendengar perkataan Asih, dulu di awal mereka menikah, ia memang belum mencintai Lukman. Namun, entah sejak kapan rasa itu mulai tumbuh? Dan, berarti memang terbukti benar, jika cinta akan hadir sebab terbiasa.

"Vira, rasa sakit mu ini tanpa sadar adalah teguran dari Allah. Kamu sedang diingatkan, bahwa kita tidak boleh mencintai makhluk melebihi dari Sang Penciptanya."

"Jika kita sudah terlalu nyaman dan mengandalkan manusia, maka hasil yang akan kita dapatkan hanyalah kecewa. Sebab kita memang tidak bisa mengandalkan manusia, karena kita tidak sempurna. Begitu juga denganmu, yang tanpa sadar mulai bergantung dan percaya dengan suamimu. Kamu mulai terbuai dengan semua sikap lembut dan cinta Lukman yang diberikannya untukmu, jadi wajar jika kamu merasa sakit hati karena sudah dikecewakan," ujar Asih panjang lebar.

Asih juga pernah merasakan hal ini, jadi secara perlahan ia sudah bisa mempelajari apa yang sudah ia dapatkan dalam perjalanan hidupnya selama ini.

Vira seperti tertampar dengan semua perkataan Asih, cepat-cepat ia langsung beristighfar. Apa yang dikatakan Asih memang benar, Vira tanpa sadar terlalu mencintai Lukman, dia mulai berharap lebih kepada Lukman, dan juga dengan percaya dirinya, Vira mengira Lukman tidak akan bisa berpaling darinya.

Jadi, beginilah jika Tuhan sudah cemburu, sebab cinta hambanya lebih tinggi kepada makhluk yang diciptakan Nya. Vira kini menjadi sadar akan kesalahannya sendiri. Memang tidak ada larangan untuk kita mencintai orang lain, sebab hakikatnya rasa indah itu Tuhan lah yang menganugerahinya. Namun, semua tetap ada batasannya.

"Lalu, apa yang harus Vira lakukan, Bunda?" tanya Vira parau.

"Sayang, sebelumnya dengarkan baik-baik, Bunda mau bercerita sedikit tentang masa lalu Bunda."

Vira mengangguk seraya memperbaiki duduknya, ia juga segera menghapus air matanya sendiri.

"Dulu kedua mantan suami Bunda yang terakhir, mereka berdua adalah laki-laki yang suka selingkuh," ujar Asih yang memulai ceritanya.

Vira tentu sudah tidak terkejut lagi, ia memang sudah mengetahui jika Asih menikah hingga tiga kali, ia pun juga tahu siapa mereka bertiga, karena ketiga mantan suami Asih sering datang ke panti asuhan untuk memberikan donasi. Namun, Vira tidak mengetahui dengan detail cerita tersebut.

"Dulu mantan suami Bunda yang kedua, ia meminta izin menikah lagi setelah ketahuan selingkuh. Namun, Bunda tidak mengizinkannya, karena Bunda mementingkan harga diri Bunda. Namun, lama kelamaan Bunda akhirnya tidak mampu bertahan untuk membiarkan kenyataan bahwa mantan suami Bunda terus menerus menyelingkuhi Bunda, hingga akhirnya kami pun berpisah."

"Lalu mantan suami Bunda yang ketiga juga seperti itu, ia meminta izin menikah lagi setelah ketahuan selingkuh. Namun, waktu itu Bunda setuju, karena Bunda tidak mau menjalani pernikahan yang sama seperti dengan mantan suami yang kedua dan Bunda menganggap bahwa kegagalan pernikahan Bunda yang kedua, karena Bunda tidak memberi izin suami Bunda menikah lagi."

"Tapi, kenyataan yang Bunda dapatkan lebih menyakitkan lagi. Setelah ia menikahi seorang gadis, beberapa bulan kemudian ia meminta izin untuk menikahi seorang janda. Bahkan, tanpa Bunda tahu, mantan suami ketiga Bunda ini juga mengeruk harta kekayaan orang tua Bunda juga. Sampai akhirnya Bunda memutuskan untuk tidak ingin menikah lagi, dan memilih mengabdikan diri untuk merawat anak-anak yatim piatu di sini."

"Jadi, yang ingin Bunda sampaikan kepadamu dari cerita pengalaman hidup Bunda ini adalah, bahwa laki-laki jika sudah dikendalikan nafsu, mau seberapa baiknya kita, dia tetap tidak akan puas. Ingat, sebab ini karena nafsu. Mereka juga akan selalu mencari cara dan alasan agar kita merasa terpojok, dan akhirnya menuruti keinginan mereka. Bahkan kita harus sampai tutup mata dengan semua kejahatan yang mereka lakukan kepada kita. Apalagi karena alasan kita bertahan, sebab kita mencintainya, kita tentu akan terus menerus kalah."

"Begitu juga dengan suamimu, yang sudah berani mengutarakan niatnya yang ingin menikah lagi. Jika kamu menolaknya, hal itu tidak menutup kemungkinan bahwa ia akan selingkuh setelahnya. Sebab lelaki yang setia, ia tidak akan pernah mempunyai keinginan untuk ingin menikah lagi, apalagi untuk sekedar memikirkannya. Karena mereka pasti sudah berpikir, bahwa hal itu akan menyakiti hati istrinya. Maka dari itu mereka bisa mengendalikan perasaan dan nafsunya."

"Tapi, akan berbeda jika lelaki yang sudah tergoda dengan nafsu, dan kemudian egonya mengatasnamakan ingin menikah lagi karena alasan yang kurang masuk akal, sudah jangan dipercaya lagi ucapan cinta mereka. Kamu mungkin bisa menerima pernikahannya lagi karena komitmen yang kamu pegang. Tapi, jangan berikan hatimu untuk terluka lebih dalam lagi. Bunda yakin kamu mengerti maksud Bunda bukan?"

Vira mengangguk, ia mencerna dengan baik semua cerita dan penjelasan Asih.

"Sekarang, Bunda mau tanya ke kamu. Tapi, kamu tidak perlu menjawabnya, cukup pikirkan dengan baik, renungkan, lalu putuskan yang terbaik untuk dirimu dan keluargamu."

"Ingat! Yang utama adalah pentingkan perasaan mu, karena tidak sedikit wanita yang sampai hilang akal karena tidak kuat menahan beban yang ia tanggung. Jika kamu ke depannya tertekan, anakmu pun juga akan tetap jadi korban. Sebab bertahan dalam pernikahan poligami maupun perpisahan, semua tetap membawa risiko yang menyakitkan," imbuh Asih.

Vira lantas mengangguk mengerti.

"Sekarang Bunda tanya, dulu apa tujuan awalmu ketika kamu memilih mau menikah?"

"Apakah komitmen yang kamu pegang sampai sekarang tetap sama?"

"Jika iya, maka pertahankan itu semua. Namun, jika kamu merasa sudah tidak sanggup lagi, maka lepaskanlah. Karena sejatinya Allah tidak akan menguji hambanya melebihi batas kemampuan hambanya."

Kedua pertanyaan dari Asih, memenuhi pikiran Vira, dan sepertinya Vira sudah memiliki petunjuk untuk apa yang ia putuskan nantinya. Namun, ia harus meminta pendapat anaknya terlebih dahulu...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status