Rindra, yang kini telah kembali dari dimensi kehampaan telah Kembali dalam sosok aslinya sebagai seorang Raja Harindra dengan kekuatan penuhnya, ia disambut oleh sorak sorai para pendekar dan anggota sekte pedang cahaya. Aria, yang tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya, berlutut di depan Raja Harindra dengan penuh hormat."Selamat datang kembali, Yang Mulia Raja Harindra," ucap Aria dengan suara gemetar, terharu oleh keberhasilan Rindra dalam menjalani misi di dimensi kehampaan. “Saya kira yang mulia tidak akan Kembali karena sudah lebih dari 3 bulan yang mulia di dalam sana.”Ia tidak sadar ternyata sudah selama itu ia berada di dimensi kehampaan. Padahal yang ia rasakan hanya beberapa jam saja.Raja Harindra, yang kini memiliki ingatan dan kekuatan penuhnya, merangkul Aria dan seluruh pendekar yang hadir di lembah dimensi kehampaan.Karma, ketua sekte pedang cahaya juga, menyampaikan rasa harunya akan kembalinya Raja Harindra.Rindra yang telah menjelma menjadi sosok Raja Harindra
Rindra memandang puncak pegunungan yang tertutup oleh lapisan salju tebal di kejauhan. Hembusan angin dingin menyapa wajahnya yang penuh tekad. Perjalanan menuju Sekte Tombak Es tidak akan mudah, namun rencana ini harus tetap dilaksanakan demi menyelamatkan kerajaan dari kekuasaan jahat Manggala.Saat Rindra mulai melintasi hutan yang membeku setelah menyebrangi lautan es, dua sosok misterius tiba-tiba muncul di depannya.Dua pendekar bertopeng dengan senjata kapak besar di punggung mereka. Mata mereka menyala dalam kegelapan, menatap tajam Rindra."Jika niatmu buruk, pergilah dari sini, kisanak! Atau kau akan mati sia-sia di tempat ini" ucap salah satu dari mereka dengan suara serak.Rindra tersenyum, "Aku tidak datang dengan niat jahat. Aku sedang dalam misi menyatukan kekuatan dan melawan kegelapan yang mengancam kerajaan."Pendekar bertopeng yang lain bersuara, "Jangan kau kira kami bodoh. Kami adalah utusan dari Sekte Kapak Bumi, dan tugas kami adalah menjaga keamanan dan keadila
Rindra melanjutkan perjalanan menuju Sekte Tombak Es, didampingi oleh kedua pendekar bertopeng dari Sekte Kapak Bumi yang kini menjadi sekutu setianya. Salju turun dengan lembut, menciptakan pemandangan yang indah namun menakutkan seiring ketegangan yang terasa di udara.Setelah berhari-hari berjalan, mereka akhirnya tiba di gerbang sekte yang menjulang tinggi di antara puncak-puncak pegunungan yang dilindungi tembok es yang panjang. Seorang penjaga sekte berjaga di depan gerbang, menatap tajam kedatangan mereka."Berhenti di sini, siapa kalian?" tanya penjaga itu dengan suara berat.Rindra melangkah maju, "Aku Rindra, pendekar dari sekte pedang cahaya. Aku datang untuk berbicara dengan pemimpin sekte Tombak Es. Ini adalah misi damai, untuk menyatukan kekuatan melawan Manggala."Penjaga sekte menatap Rindra dengan curiga, tetapi kemudian membuka gerbang setelah melihat kedua pendekar bertopeng dari Sekte Kapak Bumi.“Kenapa yang mulia tidak mengatakan yang sebenarnya?” Tanya salah sat
Di tengah langit biru Kerajaan Sankala yang tenang, tiba-tiba terjadi gerhana matahari yang langka. Matahari yang biasanya bersinar cerah, perlahan-lahan terlindas oleh bayangan, menjatuhkan seluruh kerajaan ke dalam kegelapapan total. Orang-orang keluar dari rumah mereka dengan tatapan tercengang dan takjub, menyaksikan fenomena yang langka ini. Beberapa terengah-engah dalam kekaguman, sementara yang lain merasa takut.Namun, di saat yang sama, di tempat yang jauh dan tersembunyi di luar kerajaan Sankala, di mana pohon-pohon lebat dan sungai-sungai yang indah memeluk tanah, sesuatu yang tak terduga terjadi. Seorang anak laki-laki berusia sekitar umur 13 tahun, berdiri di tengah hutan, seolah-olah muncul dari udara tipis. Pakaian lusuh dan berdebu menutupi tubuhnya yang kurus, dan matanya memancarkan kebingungan.Anak laki-laki itu menatap sekelilingnya, mencoba memahami di mana ia berada. Hutan itu terasa asing baginya, dan perasaan takut merayapi hatinya. Namun, ada sesuatu yang ane
Setelah berjalan cukup jauh gadis cantik bernama lengkap Aria Dyah Sadya ini menghentikan langkahnya karena melihat segerombolan prajurit dengan obor di tangannya seperti sedang mencari sesuatu. Aria menarik Rindra menuju semak-semak dan bersembunyi di sana."Jangan berisik!" Ujar Aria pada Rindra yang belum sempat bertanya ada apa."Sepertinya mereka sedang mencari sesuatu." Aria menunduk dan mencoba melihat aktivitas para prajurit tersebut. Kemudian dari kejauhan terlihat seorang wanita tua yang turun dari kereta kuda ia didampingi oleh dua orang pengawal yang memiliki tubuh kekar.Aria tahu siapa wanita tua itu, dia adalah Manggala, penyihir kerajaan yang dikenal sadis. Sepertinya Manggala sedang mencari sesuatu."Segera temukan, atau posisi kita bisa terancam" Ucap Manggala sambil menghardik para prajurit tersebut.Aria semakin yakin bahwa ada yang aneh dengan kejadian ini. Sepertinya kitab yang ia temukan di reruntuhan tempo hari memang menunjukan kenyataan. Beberapa hari yang la
Rindra menjelaskan pada Aria bahwa ia melihat gambaran dirinya di dunia yang berbeda dengan tempatnya saat ini berada. Ia juga menceritakan tentang gambaran lain ketika ia berada di sebuah tempat dimana semua orang memanggilnya dengan sebutan yang Mulia.Semua orang yang ada di ruangan tersebut kaget bukan main. Mereka lalu duduk bersimpuh seolah melihat keajaiban.Rindra duduk dengan tatapan bingung di ruangan yang penuh dengan hal baru baginya, sesuatu yang belum pernah dia alami sebelumnya. Sekarang di sekelilingnya, beberapa orang pelayan keluarga Sadya duduk bersimpuh, lalu Rania ibunda dari Aria juga ikut duduk disampingnya. Aria duduk di samping Rindra, mencoba menjelaskan situasinya."Aku tahu ini mungkin sulit dipahami, Rindra," ujar Aria dengan penuh perhatian. "Kamu sekarang berada di Sankala, tetapi dalam waktu yang berbeda dan dalam dunia yang sangat berbeda. Ini adalah Era Satya, di mana sihir masih kuat dan teknologi seperti yang kamu kenal tidak ada di sini."Rindra me
Beberapa hari berlalu, dan Rindra mulai merasa lebih akrab dengan dunia barunya. Ia belajar tentang sihir, sejarah Sankala, dan bagaimana orang-orang hidup di Era Satya. Ia juga menemukan bahwa Manggala, penyihir kerajaan yang ia saksikan sebelumnya, adalah salah satu ancaman terbesar bagi Sankala. Manggala mencari kekuatan luar biasa yang terkubur dalam sejarah kerajaan. Sementara itu, Raja Wijaya dan Ratu Sundara di kerajaan Sankala tidak tinggal diam.Mereka mencari cara untuk mengungkap rahasia gerhana dan mencari petunjuk tentang Raja Harindra yang hilang. Raja Wijaya dan Ratu Sundara belum mengetahui kedatangan Rindra ke dunia ini, yang mereka tahu hanyalah Gerhana yang membuat seluruh negeri itu gelap pasti merupakan pertanda.Saat ini Raja Wijaya dan Ratu Sundara tidak memiliki kekuasaan untuk mencari jawaban tersebut sebab semua hal di negeri ini diatur oleh Manggala penyihir jahat yang sedang menguasai kerajaan Sankala.Rindra terus memperdalam pengetahuannya tentang sihir d
Hari-hari terus berlalu di kediaman keluarga Sadya. Rindra semakin memperdalam pengetahuannya tentang sihir dan dunia Era Satya. Dia belajar mantra-mantra baru, menguasai teknik-teknik sihir yang lebih kompleks, dan bahkan mendalami ilmu tentang alam semesta yang dulu tidak pernah dia ketahui.Saat dia tidak berlatih sihir, Rindra menghabiskan waktunya dengan Aria, mendengarkan kisah-kisah masa lalu Sankala yang kadang mengungkapkan petunjuk-petunjuk yang misterius. Mereka juga mendiskusikan strategi mereka untuk mengungkap rahasia gerhana dan peran Rindra dalam semua ini.Namun, ketenangan mereka tidak berlangsung lama. Kabar tentang kehadiran Rindra mulai menyebar di kalangan penduduk desa. Meskipun mereka diinstruksikan untuk merahasiakan identitas sebenarnya, keajaiban-keajaiban yang ditunjukkan oleh Rindra mulai menarik perhatian banyak orang. Rindra yang cerdas, mampu membaca tulisan-tulisan kuno, dan bahkan mengobati penyakit dengan sihirnya, menjadi topik pembicaraan yang tak