Share

Masa Depan dan Masa Lampau yang Bertabrakan

Setelah berjalan cukup jauh gadis cantik bernama lengkap Aria Dyah Sadya ini menghentikan langkahnya karena melihat segerombolan prajurit dengan obor di tangannya seperti sedang mencari sesuatu. Aria menarik Rindra menuju semak-semak dan bersembunyi di sana.

"Jangan berisik!" Ujar Aria pada Rindra yang belum sempat bertanya ada apa.

"Sepertinya mereka sedang mencari sesuatu." Aria menunduk dan mencoba melihat aktivitas para prajurit tersebut. Kemudian dari kejauhan terlihat seorang wanita tua yang turun dari kereta kuda ia didampingi oleh dua orang pengawal yang memiliki tubuh kekar.

Aria tahu siapa wanita tua itu, dia adalah Manggala, penyihir kerajaan yang dikenal sadis. Sepertinya Manggala sedang mencari sesuatu.

"Segera temukan, atau posisi kita bisa terancam" Ucap Manggala sambil menghardik para prajurit tersebut.

Aria semakin yakin bahwa ada yang aneh dengan kejadian ini. Sepertinya kitab yang ia temukan di reruntuhan tempo hari memang menunjukan kenyataan. Beberapa hari yang lalu Aria bersama beberapa orang ahli sejarah lainnya sedang melakukan penelitian di reruntuhan kuno yang berjarak cukup jauh dengan istana kerajaan Sankala yang sekarang. Dan tanpa sengaja ia menemuka kitab yang menceritakan kisah legenda hilangnya raja dari kerajaan Sankala 700 tahun yang lalu. Sepertinya ini semua memang saling berkaitan.

Sementara itu Manggala kembali ke kereta kudanya didampingi pengawalnya yang setia. Kemudian mereka meninggalkan tempat tersebut diikuti oleh para prajurit yang sepertinya menyerah mencari di tempat itu.

Setelah keadaan dirasa cukup aman, Aria bersiul pelan, dan tiba-tiba dari kejauhan seekor kuda berwarna hitam legam nan gagah berlari kearah mereka bersembunyi. Aria bangkit dari tempat persembunyiannya. Lalu mereka pergi meninggalkan tempat tersebut menjauh dari wilayah kerajaan Sankala. Rindra yang duduk di depan hanya mengikuti irama langkah kaki kuda gagah yang dikendarai oleh Aria.

Sesampainya di sebuah desa yang jauh dari wilayah kerajaan Sankala mereka berhenti. Aria kemudian mengajak Rindra untuk beristirahat di sebuah bangunan yang cukup megah. Beberapa orang menyambut kedatangan mereka.

"Nona Aria, kenapa baru pulang? Nyonya besar menunggu nona dari tadi dengan cukup gelisah" Ujar seorang lelaki tua dengan pakaian serba hitam.

"Aku terjebak gara-gara jalanan jadi gelap, tolong ganti pakaian anak ini dan bawa ke ruangan tamu" Jawab Aria sambil bergegas menuju sang Ibunda yang sedari tadi menunggu.

Baru saja Aria pergi tiba-tiba Rindra merasa pusing cukup hebat, pandangannya gelap dan tiba-tiba ia terjatuh.

Rindra terbangun di sebuah ruangan besar di mana banyak orang berkumpul dan semua orang bersujud padanya. Mereka tidak berhenti menyebut Rindra dengan sebutan yang Mulia. Rindra melihat sekelilingnya. Beberapa prajurit bersiaga di setiap sisi.

Rindra bangun dari duduknya dan bingung dengan apa yang dilihatnya. Kemudian dari kejauhan sesuatu muncul dengan cahaya yang sangat terang lalu menabrak tubuhnya hingga terpelanting. Ia kemudian bangun tapi di ruangan yang jauh berbeda. Rindra tahu betul itu adalah kamarnya, suara seorang perempuan tua memanggilnya dari lantai bawah.

"Rindra, bangun sudah jam 7 pagi. Nanti kesiangan, sebelum pergi bantu ibu mengantarkan dagangan ibu ke warung sebelah ya" Ujar suara perempuan tua tersebut.

Rindra segera berlari menuruni tangga rumahnya tapi kemudian ia terjatuh dari tangga, kepalanya membentur lantai, ia pusing bukan main, pandangannya gelap dan ia tidak sadarkan diri.

"Rindra, bangun Rindra" Suara perempuan muda membangunkannya dan ia kini terbangun di ruangan yang kembali berbeda, yang benar-benar tidak ia kenali.

"Dimana aku?" Tanya Rindra dengan suara lemah.

"Ini dirumahku, Aria. Kamu ingat aku kan?" Jawab Aria.

"Aria, ya aku ingat, tapi semua ini membuat aku bingung" Ucap Rindra lagi.

Rindra mencoba memahami semua yang terjadi, berarti apa yang dilihatnya tadi di dua tempat yang berbeda merupakan bagian dari mimpinya. Tapi semuanya terasa nyata. Namun kemudian matanya melihat ke seluruh ruangan dan menemukan sesuatu yang berbeda dari apa yang selalu ia lihat selama ini.

"Sebentar, sepertinya aku mulai paham, sekarang tahun berapa?" Tanya Rindra penasaran.

"Sekarang tahun 315 Era Satya" Jawab Aria.

"Era Satya? bukan tahun 2023?" Tanya Rindra lagi.

Aria mengambil sebuah buku dan menunjukannya pada Rindra. Kemudian Rindra mengambilnya perlahan. Ini adalah tekstur yang berbeda. Kertas ini tidak seperti kertas di tahun 2023. Kertasnya kasar. Tapi apakah di tahun 315 orang-orang sudah mengenal kertas. Tiba-tiba muncul banyak pertanyaan di benak Rindra.

"Lalu apakah ini Bumi? Apakah ada mobil? atau teknologi?" Tanya Rindra lagi.

"Teknologi? Bumi? Apa itu?" Tanya Aria penasaran dengan suara menggema di ruangan yang cukup besar ini.

"Begini, bagaimana ruangan ini bisa penuh dengan cahaya, apakah itu lampu?" Tanya Rindra sambil menunjuk ke langit-langit.

"Lampu? semua cahaya di ruangan ini berasal dibuat dengan sihir!" Jawab Aria semakin penasaran.

"Sihir? Begitu rupanya, sekarang aku tidak berada di duniaku."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status