Share

Bukan Badai Biasa

“Kampret! Pantesan enggak selesai-selesai!” teriak Sulis marah.

Dia menemukan para tukang bangunan yang sedang membangun rumahnya berlarian ke sana kemari, ketika mobil Sulis masuk pekarangan kebunnya. Meskipun lima laki-laki dewasa itu sekarang terlihat sedang mengerjakan sesuatu, tetapi mata Sulis sudah memergoki polah mereka semua.

Beberapa detik tadi. Dari mobil mereka, Sulis dan Widya melihat satu orang yang sedang asyik main telepon genggam, dua orang berjoget dengan diiringi satu orang lainnya yang memukul-mukul ember. Mandornya terlihat merebahkan badan …. Sudah barang tentu Sulis tersulut murka.

Sambil menahan sakit bekas ditinju pengembala kambing, Sulis tergopoh-gopoh turun dari mobil. Kali ini Widya sependapat dengan sang suami, maka dari itu dia tidak mencegah Sulis. Perempuan itu malah ikut melotot kepada para tukangnya.

“Dasar kalian orang-orang kampung! Enggak amanah sama sekali! Detik ini juga keluar, keluar dari sini. Saya tidak butuh orang ngawur seperti kalian semu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status