Share

Kau Selingkuhi Aku, Kunikahi Papamu
Kau Selingkuhi Aku, Kunikahi Papamu
Author: Irana

Bab 1. Malam Kelam

“Oh, Rick … kau hebat sekali.”

Ivana tercengang manakala ia mendengar suara seorang wanita mendesahkan nama tunangannya dari dalam apartemen. Ivana pun berjalan cepat ke dalam sana, untuk melihat apa yang terjadi. Dalam hati ia berharap bahwa ini tidak seperti apa yang ada dipikirannya. Buru-buru ia membuka pintu apartemen itu.

“K-kalian—"

Sepersekian detik kemudian, Ivana menjatuhkan koper yang ia bawa ke lantai hingga menimbulkan suara berbedam.

Hatinya hancur saat melihat Rick, tunangannya, tengah bergumul dengan seseorang yang sangat ia kenal, yaitu adik tirinya sendiri.

Suara koper jatuh milik Ivana rupanya membuat Rick dan wanita itu terusik, hingga mereka yang semula masih asik saling memuaskan, kini berhenti.

Pria itu membeku menatap sosok Ivana. "Sa-sayang…."

Gadis pemilik mata biru itu tengah menatapnya dengan nyalang dan penuh kabut kecewa. Buru-buru pria itu menutupi tubuhnya dengan kain seadanya yang ada di sana. Panik, Rick berjalan menghampiri Ivana yang masih mematung di tempatnya.

"Sa-sayang aku bisa jelaskan semuanya... ini tidak seperti yang kau—"

Rahang Ivana mengeras, lalu ia berkata, "Diam kau! Aku tidak mau dengar penjelasan lagi. Hubungan kita … berakhir saat ini juga!" ucap Ivana tegas.

Daripada menghabiskan tenaga, waktu, untuk memukul atau marah lebih lama, Ivana lebih memilih to the poin. Meski hatinya sakit, dan kecewa lantaran pernikahan mereka hanya tinggal 2 minggu lagi, ia cukup peka untuk mengetahui bahwa tunangannya berselingkuh dengan sadar dan menikmati perselingkuhan ini.

"Ta-tapi sayang... aku tidak bisa putus denganmu!" Rick memegang tangan Ivana, wajahnya begitu memelas.

"Kakak, ini semua salah paham!"

Kini, sang wanita yang berbicara. Sambil memunguti pakaiannya di lantai, jalang bernama Julia itu pun membantu Rick untuk klarifikasi.

Sementara Ivana, gadis itu hanya bisa tersenyum getir melihat pria yang ia cintai kini sibuk bekerja sama dengan adik tirinya untuk menutupi kebusukan mereka. Raut wajahnya memang datar, tapi percayalah hatinya teramat sakit.

"Tadinya aku berniat menjadikanmu pelabuhan terakhir di dalam hidupku. Tapi sepertinya, itu tidak akan bisa lagi. Pria sampah sepertimu, lebih cocok untuk wanita jalang seperti dia."

Tanpa bicara apa-apa lagi, Ivana segera pergi dari apartemen itu. Saat itulah, emosi yang sedari tadi ia tahan mulai lepas kendali. Tong sampah bahkan jadi sasaran amarahnya, bersamaan dengan air mata yang meluruh dengan deras.

"Dasar pria sampah! Dua tahunku berakhir sia-sia karena pengkhianatan!" Saat ini, dibanding menangis … kemarahan dan kekecewaan Ivana jauh lebih terasa. "Ivana bodoh! Aku tidak seharusnya menangis!"

Guna menumpahkan semua kekesalan dan sakit hatinya, Ivana nekat pergi ke sebuah kelab malam. Untuk pertama kalinya, ia menginjakkan kaki di tempat itu, dan untuk pertama kalinya juga ia merasakan minuman yang dulu ia hindari karena dianggap merugikan tubuh.

Sendirian, gadis yang tengah hancur itu memilih memasuki sebuah kelab elit di kota Paris.

"Tambah lagi! Cepat!" perintah Ivana kepada seorang bartender ketika botol minumannya sudah habis.

Kesadarannya sudah cukup tipis, sebab sedari tadi ia tidak berhenti menenggak minuman tersebut. Dengan minuman ini, ia berharap otaknya bisa dengan mudah menghapus peristiwa menjijikkan yang ia saksikan tadi, peristiwa yang akhirnya membuat hubungan yang telah ia jalin selama 2 tahun dengan pria itu kandas.

"Sudah cukup, Ivana! Kau sudah terlalu banyak minum." Seorang pria mengambil gelas berisi minuman berwana seperti teh itu dari tangan Ivana. Ia juga mengisyaratkan kepada bartender itu untuk tidak mengambil minuman lagi.

"Siapa kau? Beraninya kau mengambil minuman milikku!"

Ivana berang, ia menatap pria yang wajahnya tampak buram baginya itu.

"Aku Papanya Rick, Ivana," jawab lelaki dewasa yang memiliki tubuh tinggi dan wajah tampan itu. Lalu ia duduk di samping Ivana.

Ivana mengerutkan kening, matanya memicing melihat calon ayah mertuanya. Ivana jelas mengenal calon mertuanya itu. Edgar Alexander Denvier.

"Oh, jadi kau adalah ayah si bajingan itu?"

Edgar terheran-heran dengan ucapan Ivana. "Ivana, kau kenapa?"

"Paman, anakmu itu... dia sudah menyakiti hatiku!” Ivana mengeluh. “Dia sudah berselingkuh dariku dengan adik tiriku sendiri. Bukankah dia sangat bajingan?!" Wanita itu lalu menangis dan memegang dadanya yang terasa sesak mengingat pengkhianatan Rick dan Julia.

"Apa? Apa kau serius?"

Ivana mengangguk. "Iya Paman... dia sangat menyebalkan dan—”

Huwek!

Belum sempat gadis itu menyelesaikan kata-katanya, ia sudah memuntahkan cairan pada pakaian lelaki dewasa itu.

"Oh shit!"

Kondisi Ivana yang sudah di luar kendali itu membuat Edgar merasa berkewajiban membawa calon menantunya pulang. Namun, belum juga mobil Edgar membelah jalanan ibu kota, gadis yang tidak berhenti meracau itu kini mulai meraba-raba tubuh Edgar.

"Sial! Ivana sadarlah!" ujar Edgar yang mulai merasakan tanda bahaya pada bagian miliknya yang sudah mengembung di bawah sana.

Akhirnya Edgar yang tidak tahan pun, membawa Ivana ke hotel terdekat, karena jika perjalanan diteruskan … pastinya akan terjadi hal yang tidak-tidak.

Sesampainya di kamar hotel, godaan tangan lentik Ivana membuat Edgar tidak bisa menahan rasa panas yang mengelanyar di dalam tubuhnya.

"Shit Ivana! Kau adalah calon menantuku, mana bisa aku—”

Gadis itu membungkam bibir Edgar dengan ciuman. "Itu ciuman pertamaku. Kau sangat beruntung, Tuan.” Gadis itu kemudian terkekeh sambil terus meraba-raba dada bidang milik Edgar. "Kau punya badan yang bagus, Paman."

Ivana memuji otot perut milik calon ayah mertuanya itu yang masih kencang. Ia menatap otot-otot itu dengan tatapan memuja.

“Ivana, kubilang berhenti, sebelum kau menyesal.”

Tubuh Edgar semakin memanas, ia seperti kucing yang diberi ikan. Sebagai pria dewasa dan normal, reaksinya ini adalah normal. Terlepas dari status Ivana yang merupakan calon menantunya, godaan dari Ivana yang terus menempel pada tubuhnya benar-benar tidak bisa ia tahan lebih lama lagi.

“Kenapa aku harus berhenti, Tuan?” Ivana yang juga telah dikuasai gairah itu semakin berani menyentuh tubuh Edgar. “Aku suka ini, dan rasanya aku tidak ingin berhenti.”

Lama kelamaan, pengendalian Edgar luruh. Terlebih saat Ivana dengan sendirinya melepaskan satu per satu pakaian yang gadis itu kenakan.

Menyusul Ivana, Edgar pun melepaskan semua pakaiannya dan mulai mencumbu gadis itu.

Erangan timbul dari celah bibir Ivana yang begitu menikmati sensasi cumbuan lelaki dewasa itu. Kegiatan mereka berdua mulai memanas dan intim.

Namun, ketika sampai pada bagian intinya, saat itulah Edgar menyadari ada yang salah. "Shit! Kau masih perawan, Ivana?" tanya Edgar seraya melihat wajah Ivana yang saat ini berada di bawah kungkungannya.

Fokusnya tertuju pada setetes noda darah yang tampak jelas di atas seprai berwarna putih. Belum lagi, tubuh Ivana terasa mengejang, kaku saat menerima dirinya.

Raut wajah Edgar menunjukkan rasa bersalah.

Sementara itu, Ivana yang telah dikuasaii gairah juga minuman itu tampak tidak keberatan dengan kegiatan mereka.

"Teruskan Paman! Lebih dalam!" Ivana berseru, sembari mengigit bibir bagian bawahnya yang membuat jakun Edgar naik turun seiring dengan libidonya itu semakin meningkat.

"Aku akan teruskan, tapi aku mohon kau jangan menyesali malam ini. Sebab, setelah ini kau adalah milikku.” Pria itu mengusap lembut wajah cantik Ivana yang mulai berkeringat. “Kau hanya milikku, Edgar Alexander Denvier,” ulangnya lagi di telinga Ivana.

Ivana tersenyum tipis. Tubuhnya serasa melayang, terbuai sentuhan liar Edgar. "Aku tak akan menyesal, Paman," lirihnya dengan serak.

"Katakan yang jelas, kau milik siapa?"

Edgar kembali bergerak. Kali ini semakin intens, membuat Ivana melenguh sembari menggumamkan nama lelaki itu. “Edgar Alexander Denvier.”

Sesaat setelah mencapai titik kepuasan, Edgar tersenyum ke arah wanita yang telah memejamkan matanya lebih dulu dan berkata, “Tenang saja, Ivana. Aku akan bertanggung jawab untukmu."

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
Pinter si Ivana di selingkuhin pacarnya...papa si pacar langsung di embat hahahahahaha ga mau kalah
goodnovel comment avatar
Nana_ina
keren Irma, njiiir untung blm kawin itu ivana ma tunangan nya
goodnovel comment avatar
Aam Aminah
pertama kali mampir, wow luar biasa, pacarnya selingkuh dia main cantik sama ayah pacarnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status