"Rick, fokus!"
Suara Julia membuat Rick kembali fokus pada acara pernikahan mereka berdua. Para tamu undangan bertepuk tangan setelah acara janji suci berlangsung dengan khidmat.
Kemudian, satu persatu dari tamu undangan yang hadir itu memberikan ucapan selamat kepada pengantin baru tersebut. Tidak mau kalah, Edgar pun mengulurkan tangan pada Ivana dan mengajak sang istri untuk turut menghampiri anaknya, mantan kekasih sang istri.
"Ayo, Sweet heart, kau harus memberikan selamat kepada mereka.""Tentu saja, Hubby. Aku juga ingin memberikan restu kepada mereka," kata Ivana dengan senyuman tipis penuh makna terpatri di bibir merahnya itu. 'Kalian harus membayar mahal atas pengkhianatan yang kalian lakukan padaku, akan aku buat kalian menyesal' kata Ivana dalam hati.
Kemudian Ivana pun membalas uluran tangan suaminya. Tidak lupa, wanita itu tersenyum elegan. Ia terlihat sangat cantik dan bersinar hari ini, bahkan beberapa pria di sana menatap dirinya penuh rasa tertarik.Sepasang pengantin baru yang semula tengah berbincang dengan tamu itu kemudian terdiam ketika atensi mereka tertuju kepada Ivana dan Edgar yang sedang berjalan sambil bergandengan tangan menuju ke arah mereka."Papa? Ivana?" Rick masih bingung melihat ayahnya yang begitu terlihat intim dengan sang mantan kekasih, atau mungkin lebih tepat disebut sebagai mantan calon istrinya.Edgar yang sudah sampai di hadapan sang putra itu pun menatap penuh pada Rick, dan berkata, "Rick, mulai sekarang kau tidak boleh memanggil namanya seperti itu. Panggil dia Mama!"
Rick dan Julia mengerutkan kening, bingung seolah bertanya-tanya, apa maksud dari ucapan Edgar? Sedangkan Ivana, ia terlihat santai melihat kebingungan pada wajah dua orang yang sudah melukai hatinya itu."Ehem... biar aku yang jelaskan, Hubby." Kali ini, Ivana ambil bagian. Tidak lupa, senyum lebar ia berikan pada sang anak sambung, juga menantunya. "Aku sudah menikah dengan Papamu. Jadi, sekarang kau harus memanggilku Mama."Ia begitu puas melihat raut wajah Rick dan Julia yang sekarang terlihat sangat terkejut itu. Seolah mereka mendapatkan kejutan tidak terduga di hari pernikahan mereka.
"A-apa?" Julia terperangah, matanya menatap Ivana seakan tidak mempercayai ucapan wanita itu."Apa maksudnya omong kosong ini Ivana? Jangan bercanda kau!" sentak Rick seraya menatap tajam wajah mantan kekasihnya itu, tanpa peduli sekarang ia berada di mana. Reaksinya ini jelas akan menjadi sorotan semua orang."Rick! Turunkan nada bicaramu!" Rahang Edgar mengeras mendengar nada membentak putranya kepada Ivana, yang sekarang sudah berstatus sebagai istrinya. "Ivana bukan lagi kekasihmu, tetapi istri Papa. Jangan kurang ajar dan tunjukkan rasa hormatmu untuk Mamamu!"Suara dan sorot mata Edgar mampu membuat Rick seketika menelan salivanya dan terdiam untuk sesaat. Hebatnya, lelaki dewasa berusia 40 tahun-an ini berhasil membuat lawan bicaranya terdiam tak berkutik.
Melihat Rick yang terdiam, Ivana tersenyum tipis, karena ia sudah menduga bahwa Rick pasti takut pada Edgar. Lelaki itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan suaminya, Edgar. Ivana tau kelemahan dan ketakutan Rick, adalah Papanya sendiri.Sekarang, ia jadi merasa semakin tidak sabar menanti interaksi mereka sebagai keluarga. Pasti akan sangat menyenangkan berada di tengah rumah tangga mereka nantinya.
"Mama?" Rick berdecak frustrasi. "Apa maksud Papa? Aku tidak sudi punya Mama seperti dia!" protes Rick yang terlihat masih syok dengan ucapan Ivana dan Papanya.Ivana adalah Mama tirinya? Ini sungguh gila! Mana bisa dari mantan kekasih berubah menjadi ibu tiri? Rick tidak akan percaya itu!Sama halnya dengan Rick yang syok, Julia juga merasakan hal yang sama dengan suaminya itu. Dan tentunya Julia tidak bisa percaya begitu saja dengan ucapan Ivana dan Edgar. Ia pikir bisa saja mereka hanya berakting saja kan? Julia lalu mendekat pada Ivana dan berbisik ke telinganya, "Jika kau berkata seperti ini hanya untuk balas dendam pada kami ... Ini sungguh tidak lucu, jalang."Oh, Ivana sangat menyukai bagaimana raut wajah Julia saat ini. Wajah Julia yang mengeras dan memerah justru mengindikasikan adik tirinya itu tengah dilanda kepanikan.Lantas, wanita cantik bergaun merah itu pun berbisik dan membalas ucapan Julia, "Balas dendam? Kau pikir siapa kalian sehingga aku harus membuang-buang waktu untuk membalas dendam dengan cara seperti ini? Lebih baik kau panggil aku Mama mertua, kau harus membiasakan itu, wahai adikku tersayang!"
Setiap kata-kata yang keluar dari bibir Ivana bagaikan ancaman untuk Julia. Wanita itu bergerak gelisah. Seandainya Ivana memang benar menjadi ibu mertuanya, maka bisa dipastikan motifnya adalah balas dendam."Rick, minta maaf pada Mamamu!" Lagi, Edgar memperingati anaknya."Dia bukan Mamaku, Pa!" sergah Rick menyangkal status Ivana sebagai ibu sambungnya. Padahal ia sudah melihat jelas jika Ivana dan Edgar memakai cincin yang sama, bahkan baju yang mereka kenakan pun adalah setelan pasangan yang senada. Bukankah itu sudah menjadi bukti yang kuat kalau mereka mempunyai hubungan spesial?"RICK! Jangan buat Papa emosi di sini," ujar Edgar yang hendak melayangkan tangannya untuk memukul wajah Rick. Akan tetapi, Ivana menahan tangan suaminya, lalu mengengggamnya dengan mesra.Mata Rick seketika langsung melotot melihat pemandangan itu dan seperti ada yang menyayat hatinya.
"Hubby, sudahlah! Ini adalah hari baik dan kita tidak boleh mengacaukannya. Nanti kan kita bisa bicara di rumah," ucap Ivana menegur secara halus sambil menatap suaminya dengan lembut.Hal itu sontak saja membuat Rick emosi, ia mengepalkan tangannya membentuk sebuah tinju.
"Baiklah, Sweetheart."Edgar akhirnya diam dan emosinya sudah mereda, lantas ia pun turun dari pelaminan bersama istrinya yang masih muda itu.Mata Julia tidak berhenti mengikuti pergerakan papa mertua juga kakak tiri yang kini menjelma menjadi mertuanya. Kerutan di kening wanita itu begitu menjelaskan aura kemarahan. "Sialan! Bagaimana bisa jalang itu menggoda papa mertuaku?"
****Drama keluarga dihari pernikahan itu, menjadi sorotan dan pembicaraan para tamu undangan yang hadir. Terutama teman-teman Rick dan Ivana yang datang kesana. Kebanyakan dari mereka memberikan ejekan kepada Rick yang memiliki ibu tiri muda dan ejekan lainnya adalah Rick yang lebih memilih Julia daripada Ivana. Mereka menilai bahwa Ivana lebih segalanya dari Julia, dia cantik dan cerdas. Namun ada juga yang membela Julia, mengatakan bahwa Julia lebih seksi dari Ivana. Ya, pandangan dan standar pria tentang kecantikan wanita itu berbeda-beda.Berbeda halnya dengan Ivana yang cuek dan bersikap seperti nyonya rumah dalam acara itu, mengikuti suaminya. Rick malah terlihat sangat terganggu kala ia melihat kedekatan Ivana dan Papanya begitu intim. Hatinya berdesir merasakan nyeri dan sesak, Rick tidak paham mengapa begini."Sayang, kendalikan dirimu. Kita harus fokus kepada para tamu, kenapa kau malah melihatnya terus?" tegur Julia seraya menyentuh bahu suaminya dan mencoba
Samuel memberikan ultimatum kepada putrinya tanpa banyak basa basi, ia benar-benar marah dan tidak habis pikir. Bisa-bisanya Ivana menikah tanpa memberitahunya lebih dulu, meminta izin padanya pun tidak ada. Samuel beranggapan Ivana sudah tidak menghargai dirinya sebagai ayahnya.Tak hanya tidak meminta izin menikah, bahkan Ivana menikah dengan lelaki yang usianya 19 tahun lebih tua darinya, bukankah wanita ini sudah gila?"Ivana, kau tidak tuli kan? Beraninya kau bersikap seperti ini pada Papamu!" sentak Samuel dengan suara meninggi, sorot mata yang berkilat marah anak perempuannya itu.Namun, tampaknya Ivana sudah terbiasa dengan suara keras dan sorot mata itu. Ia acuh dan malah mengorek-ngorek kupingnya seolah menulikan rungunya. Ia juga tidak melihat ke arah Samuel yang saat ini sedang berbicara padanya.Meskipun Edgar terlihat diam, namun diam-diam dia memperhatikan Samuel, Grace dan juga Ivana. Ada rasa penasaran didalam hatinya, mengenai keluarga istrinya."Suamiku, tenanglah...
"Sweetheart." Edgar sedih melihat istrinya menangis, dia mengusap basah dipipi Ivana dengan tangannya yang lembut."Papa membenciku Paman, dia membenci aku." Isak tangis wanita bertubuh ramping itu, membuat pertahanan Edgar runtuh. Lelaki itu pun menarik Ivana ke dalam dekapannya, Ivana yang terbuai suasana mulai merasakan hangatnya pelukan lekaki dewasa yang sudah berstatus sebagai suaminya itu."Tidak, dia tidak membencimu. Dia hanya bingung dan matanya sedang tertutup. Suatu saat nanti, aku yakin dia matanya akan terbuka dan dia akan meminta maaf kepadamu!" ujar Edgar sambil mengelus punggung wanita itu dengan kelembutan tangannya. Ia menyalurkan hangat ditubuhnya untuk Ivana.Ivana tidak bicara sepatah katapun, hanya saja terdengar isakan pilu dari bibir mungilnya yang berwarna merah itu. Bersamaan dengan berlinangnya air mata membasahi wajahnya sampai melunturkan make up yang dipakainya. Ivana tidak peduli, yang jelas saat ini ia butuh sandaran dan pe
Wajah Rick berubah menjadi panik, kala ia mendengar suara Julia semakin keras dan itu artinya wanita itu semakin mendekat ke arahnya. Terlintas dalam pikirannya, bagaimana bila Julia memergokinya sedang bersama Ivana berduaan di dalam satu bilik toilet yang sama? Apa yang akan dipikirkan oleh wanita itu nantinya?"Kenapa? Kau takut ISTRIMU akan memergoki kita disini? Kalau kau takut, pergilah!" usir Ivana dengan santainya, bahkan kedua tangannya juga menyilang di dada."Ayolah! Kenapa kau masih disini Rick? Atau kau ingin aku berteriak dan memberitahu dia kalau kita sedang berduaan disini?" Ivana tersenyum sinis, ia terus berbicara pada Rick yang masih membeku itu. Ia tau Rick sedang gelisah dan ketakutan, entah takut pada Julia atau papanya.Ivana jadi berpikir dalam hati, kenapa ia bisa jatuh cinta pada pria seperti Rick? Pengecut, penakut, kekanakan dan masih berlindung dibalik ketiak papanya. Sepertinya ia sudah buta, dan untung saja Tuhan menunjukkan
****Malam pertama Julia dan Rick tidak berjalan sebagaimana mestinya, karena Rick tidak menyentuh Julia seperti saat mereka belum menikah dulu, yang mana lelaki itu selalu bernafsu kepadanya. Bahkan meminta jatah hampir setiap hari, ketika Ivana tidak bisa memberikan apa yang Rick mau, sedangkan Julia bisa memberikannya.Semalam, Rick menolak ajakan Julia untuk bercinta dengan alibi takut terjadi sesuatu pada bayi yang ada didalam kandungan wanita itu. Mereka juga menunda bulan madu, itu semua karena Edgar yang meminta Rick untuk segera bergabung ke perusahaannya dan mulai bekerja. Karena itu Julia dan Rick hanya diperbolehkan libur selama 3 hari saja dari hari pernikahan mereka."Sayang, apa kita benar-benar harus pindah ke rumah papa Edgar?" tanya Julia sambil melihat suaminya memasukkan barang-barang ke dalam koper."Hem, iya.""Mengapa kita harus tinggal di sana? Bukankah kita bisa tinggal di apartemenmu?" ucap Julia sebagai bentuk p
****Kedua maid berusia 20 tahunan itu tampak terkejut melihat bagaimana cara tuan mereka, pemilik rumah ini memperlakukan istri kecilnya. Di hadapan gadis bernama Ivana, seorang Edgar seperti singa yang berubah menjadi kucing dan tunduk kepada induknya.Edgar melirik kedua maid itu, kemudian ia mengisyaratkan kepada mereka berdua untuk pergi meninggalkan dapur. Setelah kedua maid itu pergi, barulah Edgar berbicara dengan Ivana."Kenapa kau masuk ke dapur hem? Bukankah aku sudah mengatakan agar kau melakukan apa yang kau mau!" ucap Edgar seraya menarik pinggang Ivana dan tak seberapa lama kemudian tubuh mereka pun menempel."Ini yang aku inginkan, memasak!" jawab Ivana dengan senyuman manis di bibirnya."Benarkah? Kau tidak lelah memasak?" tanyanya khawatir."Aku suka memasak Paman. Dan bukankah kita harus memerankan suami istri yang mesra juga bahagia? Apalagi dihadapan orang-orang," bisik Ivana pelan, sebab ia takut kalau ada yang mendengar ucapannya.Rahang Edgar mengeras dan tanga
Timing yang pas sekali, dimana Rick dan Julia datang disaat Edgar dan Ivana sedang melakukan adegan berbau 18+ di dapur. Ivana memasang senyum termanisnya, sembari merapikan rambutnya yang tadi sempat dibelai juga oleh Edgar.Ivana harus menunjukkan kepada dua orang yang sudah menyakiti hatinya, bahwa ia bahagia alias sudah move on. Bahagia dengan orang yang jauh lebih baik tentunya, yaitu Edgar mantan calon ayah mertua yang sekarang sudah menjadi suaminya.'Lihatlah bagaimana wajahmu saat ini Rick. Akhirnya kau menyadari kenyataan bahwa aku sudah menjadi ibu tirimu' kata Ivana bersorak senang dalam hati, manakala ia melihat raut wajah Rick saat ini. Pucat, matanya berkilat marah, tangannya terkepal dibawah dan yang tampak jelas adalah bagaimana caranya menatap Ivana sekarang.Rick syok melihat papanya berciuman dengan mantan kekasihnya, ia tidak percaya bahwa hubungan keduanya itu nyata. Mereka tidak berpura-pura, sebab Rick tau benar papanya tidak pernah melakukan kontak fisik denga
****Edgar menggebrak meja dengan emosi, setelah mendengar ucapan lancang dari bibir putranya yang sudah menghina Ivana. Ucapan yang jelas-jelas dusta, sebab Ivana melakukan hubungan pertama kali dengannya dan bukan dengan Rick. Tapi tetap saja Edgar tidak bisa membiarkan ucapan lancang putranya yang merendahkan Ivana.Ivana juga terkejut dan tidak menyangka kalau Rick akan berkata demikian. Ia menatap nyalang pada anak sambungnya itu. Beraninya Rick mengatakan ia adalah bekas."TUTUP MULUTMU RICK MATEO DENVIER!""LANCANG SEKALI KAU BICARA SEPERTI ITU PADA MAMAMU!" Edgar berteriak marah, biasanya ia selalu marah dengan nada rendah dan tenang. Namun, kali ini lelaki dewasa itu tidak bisa menahan diri untuk marah."Kenapa Pa? Apa aku salah? Bukankah Papa mendapatkan bekasku? Bekas putramu sendiri? Kau tidak jijik?" sarkas Rick dengan emosi yang sama menatap sang papa."Sayang, kenapa kau bicara begitu?" tegur Julia yang berusaha me