Share

KESOMBONGAN DIBAYAR TUNAI
KESOMBONGAN DIBAYAR TUNAI
Penulis: Siti_Rohmah21

Bab 1

[Kak Mur, aku pinjam uang 200 ribu untuk makan ada nggak?]

Dengan tangan yang gemetar, aku kirimkan pesan pada kakakku. Murni Cahyani namanya, suaminya bekerja di perusahaan ternama. Hidupnya terbilang enak dan tercukupi. Tidak seperti aku yang masih kekurangan setiap kali tanggal sudah mengarah ke angka dua puluh.

Tidak lama kemudian, ia membalas pesan yang telah aku kirimkan tadi.

[Perasaan Lo nggak punya duit mulu, kerjaan Lo pinjem duit mulu. Enak banget Lo ngandelin gue banget untuk pinjam!]

Astaga, sakit .... Aku selalu ganti uangnya setiap kali pinjam dengannya. Ia seorang kakak, apa salahnya membantu adiknya yang hidupnya masih jauh dari kata cukup.

[Kalau nggak mau minjemin, nggak usah bicara begitu, Kak. Aku sakit hati bacanya. Semoga kakakku yang paling cantik sehat dan banyak uang terus.]

Aku membalas pesannya sambil menghela napas panjang. Agar tak menjulur ke hati yang paling dalam rasa sakit hati ini. Agar ia tak mengalami hal yang sama sepertiku nantinya.

Namaku Raya Aylena. Adik kandung dari Murni Cahyani. Namun, hidupku memang tak seberuntung Kak Murni. Ia beruntung mendapatkan suami yang memiliki pekerjaan layak dan bergaji besar.

Berbanding terbalik dengan suaminya Kak Murni, suamiku hanya seorang proyek di suatu perusahaan kecil. Gajinya pun harian, jika suamiku tidak masuk tak terhitung mendapatkan gaji. Tidak seperti suami kakakku, sakit pun masih digaji oleh perusahaan. Bahkan ditanggung asuransi kesehatan jika masuk rumah sakit.

Tiba-tiba pesan datang lagi darinya. Ia menanyakan nomer rekeningku. Namun, aku sudah terlanjur sakit hati atas jawabannya. Jadi aku putuskan untuk batal pinjam dengannya.

[Berapa nomer rekeningnya?] Sedari dulu begitulah Kak Murni, selalu saja membuat hatiku sakit dulu, baru diberikan setelah ia puas mencaci-maki. Ini perbuatan buruk, tak perlu ditiru.

[Nggak jadi, udah dapet.] Aku balas seperti itu, padahal perut ini masih perih menahan lapar karena belum makan seharian. Pinjam uang pada saudara sendiri harus mendapatkan ocehan dulu.

[Oh ya udah, kirain belum dapet. Ada ini duit segitu, Mah.] Aku mengelus dada dengan tangan masih gemetar karena belum juga makan.

Aku cari kontak teman dan sepupu, siapa tahu ada yang mau bantu. Lalu aku kirimkan pesan yang sama, siapa tahu salah satu ada yang balas.

[Maaf, aku boleh pinjam uang nggak 200 ribu, untuk sampai gajian.] Aku kirim ke dua kontak, satu ke teman satu lagi ke sepupu.

Tling ....

Kedua pesan membalas dan jawabannya juga sama, sama-sama membuatku meremas perut yang semakin terasa lapar.

[Maaf, Ray, sedang kosong juga.]

Astaga, aku hanya termenung. Menatap perutku yang sudah bernyanyi. Tidak lama kemudian, suamiku datang pulang kerja.

"Assalamualaikum," ucapnya.

"Waalaikumsalam, kok baru pulang, Mas?" tanyaku sambil menarik tangannya untuk aku kecup.

"Iya, tadi Bos ngajak makan dulu di luar." Aku menelan ludah, ternyata suamiku sudah makan. Aku di sini dari pagi belum makan karena tidak ada uang.

"Aku belum makan seharian, minjam uang ke sana-sini nggak dapet." Aku tertunduk sambil memegang perut.

"Kamu pinjam kak Murni?" tanyanya.

"Iya," sahutku singkat.

"Percuma, kan aku sudah bilang jangan pinjam dia lagi. Ini aku bawakan kamu makan, tadi Bos bawain. Ini juga uang 500 ribu bonus dari Bos karena aku tadi sudah menyelamatkan dirinya yang hampir tertimpa alat berat."

"Ini benar, Mas?" 

"Iya, kamu jangan pinjam-meminjam uang, kalau untuk makan dan lainnya biar aku yang cari." Ucapan Mas Fariz membuatku terenyuh. 

***

Tiga bulan kemudian.

Semenjak suamiku menolong atasannya yang hampir tertimpa alat berat. Semenjak itulah ia diangkat jadi orang kepercayaan Bosnya. Hidup kami dalam waktu singkat berubah jadi enak. Bahagia rasanya tak pernah kekurangan lagi. 

Tiba-tiba ponselku berdering, ada suara telepon masuk. Itu dari Kak Murni. Ada apa dia malam-malam gini telepon.

"Hallo, Raya. Tolong Kakak, pinjam uang 2 juta ada nggak? Kakak besok musti ada uang segitu. Kalau nggak, rentenir obrak-abrik rumah Kakak."

Aku terdiam, seketika teringat tiga bulan lalu. Apa ini yang disebut karma?

Bersambung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status