KAKAK ANGKATKU AYAH DARI ANAKKU

KAKAK ANGKATKU AYAH DARI ANAKKU

Oleh:  Pejuang Online  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
113Bab
1.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Jawab pertanyaan Kakak! Benih siapa yang sedang kau kandung?" Kanaya terdiam. Gadis cantik itu memang luar bisa mempesona, tetapi dia masih polos karena dua kakak angkatnya sangat membatasi lingkungan pergaulannya. Namun, mendadak ia hamil! Mungkinkah salah satu di antara mereka yang menjadi pelakunya? Kalau iya, mampukah Kanaya mengungkapnya?

Lihat lebih banyak
KAKAK ANGKATKU AYAH DARI ANAKKU Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
113 Bab
01. Hamil?
"Adik saya sakit apa, Dok?" tanya Fardan pada dokter Eva yang tengah memeriksa adiknya."Sebenarnya Adik kamu tidak sakit apa-apa. Hanya saja dia ... -- ""Katakan saja, Dok! apa yang terjadi dengan adik saya?" tekan Fardan semakin gusar.Dokter Eva terdiam, seperti berat untuk menyampaikan sebuah kebenaran. Perlahan ia menarik napas, lalu menghembuskan kembali secara perlahan."Adik kamu hamil, Fardan." Deg!"H ... hamil?" Laki-laki bernama Fardan itu tersentak mendengar apa yang disampaikan dokter Eva.Menggelengkan kepala. Fardan tatap wajah sang dokter juga adiknyab yang terbaring lemah di atas brankar. Fardan belum sepenuhnya percaya apa yang baru saja dokter Eva sampaikan. Adik perempuan satu-satunya yang selama ini ia jaga dan ia lindungi ternyata sedang berbadan dua.Gimana ceritanya bisa hamil? setahu Fardan, dia dan Leon selalu menjaga Kanaya, mengawasinya sebaik mungkin. Siang hari, jikapun dia dan Leon tidak bisa menjaga adik bungsunya. Leon akan mengutus Rendy maupun anak
Baca selengkapnya
02. Mimpi Menjadi Nyata
Arga juga Rossa ternganga mendengar pertanyaan putra keduanya. Suami istri itu saling bersitatap tak mengerti. Baru saja tiba dari perjalanan jauh, di rumah sudah disambut masalah yang membuat mereka tak paham apa yang sudah terjadi dengan ketiga anaknya selama ditinggal dua bulan."Benih? benih apa maksud Kak Fardan?" tanya Kanaya dengan kening mengerut dalam. Keringat dingin nampak membanjiri wajah juga leher Kanaya. Rasa lapar sudah ia rasakan sejak pagi tadi, tapi belum ada waktu untuk makan atau sekedar minum segelas susu yang biasa dia minum setiap pagi. Pagi tadi, saat Kanaya akan pergi ke kampus bersama Leon kakak sulungnya, Kanaya tak sempat sarapan sebab Leon tak sabaran menunggunya."Jangan pura-pura bodoh, Kanaya!" sentak Fardan semakin geram. Wajah Fardan nampak merah padam. Fardan benar - benar merasa terpukul akan kenyataan yang terjadi ini.Sementara Kanaya, gadis itu tidak paham apa yang dimaksud kakak keduanya. Benih? 'Siapa yang hamil?' batin Kanaya bertanya - tan
Baca selengkapnya
03. Masalah Kecil
Sementara itu, Leon baru saja selesai meeting. Ia segera masuk ke ruangan pribadinya. Rasa rindu dengan Kanaya tiba-tiba hadir menyapa relung hati si cowok arogan. Rindu membuat gadis itu ketakutan. Bagi Leon, sesuatu yang menggemaskan jika sudah melihat wajah cantik Kanaya takut dan tertekan karena ulah dirinya. "Kanaya, kamu di mana?" teriak Leon saat tiba di dalam ruangan. Namun tak ia jumpai gadis cantik tersebut. Leon bergegas membuka pintu kamar mandi, tetapi tetap tak ada gadis yang ia cari. Entah kenapa, Leon mendadak cemas menyadari adik bungsunya tidak ada di sana.Leon menekan tombol telpon yang ada di ruangannya bermaksud memanggil Rendy untuk menanyakan Kanaya. Karena tadi pagi dia meminta hanya Rendy yang boleh masuk mengantar makanan untuk Kanaya adik tercinta. Sedangkan Leon sudah berpesan pada Kanaya agar tidak kemana-mana tanpa seizin dirinya."Awas ajah kalau kau pergi tanpa izin aku, Nay," gumam Leon mengancam Kanaya yang orangny tak ada di sana.Rasa rindu, cemas
Baca selengkapnya
04. Kakak Minta?
"Pa, terus bagaimana kalau sampai bajingan itu belum juga ditemukan? Perut Kanaya semakin membesar, mau ditaruh di mana muka kita?" tanya Rossa yang mulai cemas memikirkan apa yang terjadi saat ini.Sang putri yang selama ini ia jaga, ia didik dengan baik ternyata membuat aib untuk keluarga. Sebetulnya Rossa sendiri belum bisa terima kenyataan ini, namun dia mau menghindar dan menutupi itu semua rasanya tak mungkin karna faktanya memang Kanaya hamil entah benih siapa."Tenang dulu, Ma. Kita pikirkan lagi apa yang harus kita lakukan untuk menutupi aib ini," jawab Arga seraya memijat pelipisnya yang terasa nyeri.Arga tidak menduga, sepulang dari Swiss karena urusan bisnis disambut masalah Kanaya yang dianggap misterius itu. Ya ... bagi mereka kehamilan Kanaya dikatakan misterius, karena Kanaya sendiri tetap menyangkal jika dirinya sama sekali tidak melakukan hubungan intim dengan siapapun."Apa kita nikahkan saja sama salah satu putra kita, Pa?" celetuk Rossa membuat Arga ternganga me
Baca selengkapnya
05. Kasih Sayang Fardan
Beberapa jam yang lalu. "Naya ... cepetan! Lelet banget, sih" teriak Leon menahan kesal."Ya, Kak. Sebentar! Nay lagi cari buku dulu," teriak Kanaya menjawab.Takut Leon lama menunggu, Kanaya membatalkan mencari buku yang terlupakan. Kanaya berlari menuruni anak tangga begitu tergesa-gesa.Fardan melihat adiknya berlari itu menegur karena takut terjatuh dan terluka. "Nay ... jangan lari!"Fardan menatap tajam abangnya. "Leon, lo kenapa sih? Nggak sabaran banget jadi orang," hardik Fardan geram. Leon acuh tak acuh mendengar adiknya protes.Di rumah itu hanya ada Kanaya, Leon, Fardan serta 2 orang ART, satu supir dan dua orang security. Sementara Arga dan Rossa, orang tua mereka sedang ada urusan di Swiss untuk urusan binis.Kanaya sudah berada di lantai bawah. Ia segera mendekati kedua kakaknya yang nampak bersitegang.Tanpa menyimpan dendam dan sakit hati, gadis cantik itu tersenyum ramah pada kedua kakaknya."Ngapain lo, senyum-senyum nggak jelas. Mending kalau cantik," cibir Leon m
Baca selengkapnya
06. Kecurigaan Pelayan
"Minta apa, Kak?" tanya Kanaya tak sabar."Gugurkan kandungan kamu!" bisik Leon.Kanaya terhenyak mendengar pemintaan Leon. Gadis itu menggelengkan kepala lalu bertanya, "apa alasan kak Leon meminta menggugurkan kandunganku?""Ck, nggak perlu tahu alasanya. Kamu ikuti saja saran kakak. Kalau nggak -- "Leon menggantungkan kalimatnya. Dia juga berpikir tindakan apa yang harus dia lalukan agar bayi yang dikandung adiknya itu keguguran.Kanaya menunggu Leon melanjutkan ucapan. Namun Leon masih bergeming dan tetap berdiri terpaku di tempat."Kak ... " seru Kanaya membuyarkan konsentrasi Leon yang sedang berpikir sesuatu."Hhmm, " Leon hanya menggeram menanggapi."Kalau nggak? Apa maksudnya?" ulang Kanaya bertanya meski rasa takut pada Leon kian mendera."Karena kamu nggak tahu siapa ayah janin itu, Kanaya. Kamu mau nama baik keluarga kakak tercoreng?" bentak Leon menatap tajam wajah adik angkatnya yang kini tertunduk layu.Meski perih Kanaya rasakan. Namun ia membenarkan perkataan Leon.
Baca selengkapnya
07. Keputusan Kanaya
Pagi hari telah menyapa dengan pancaran sinarnya yang merekah indah. Arga keluar dari kamar dengan berpakain olah raga. Kebiasan rutin yang Arga lakukan setiap pagi adalah berolah raga untuk menjaga kebugaran tubuhnya.Sementara Rossa sendiri kembali ke alam mimpi setelah selesai menunaikan kewajiban sebagai umat muslim. Rasa lelah setelah menempuh perjalanan ke luar negri membuat Rossa ingin istirahat lebih lama dulu.Teringat kemaren, baru saja tiba di kediamannya. Sudah disambut dengan kabar yang membuat seisi rumah merasa terkejut dan tak percaya. Karna hal itupula membuat kepala Rossa tiba - tiba berdenyut nyeri. Maka tadi malam Arga meminta Rossa untuk istirahat saja lebih dulu dan jangan memikirkan banyak hal. Meningat kondisi sang istri yang memang mudah sakit."Selamat pagi, Tuan!" sapa Bi Sari ketika berpapasan dengan Arga yang baru turun dari lantai atas dan kini berjalan menuruni anak tangga."Pagi juga, Bi," sambut Arga tersenyum ramah pada pelayan itu.Arga memang terken
Baca selengkapnya
08. Kedatangan Ayunda
Di sisi lain, Fardan menanyai security yang berjaga. Tapi, Kanaya rupanya telah mengatur rencana kepergiaan dia serapi mungkin. Sehingga tak ada jejak yang mencurigakan."Di mana kamu, Nay? Maafin kakak, Kanaya."Fardan menyesali sikap dan perbuatannya. Ia tak menyangka jika sang adik akan berbuat senekat ini.Sama halnya seperti sang mama. Fardan sangat mencemaskan nasib adik bungsunya di luar sana."Kenapa bisa gini jadinya sih," lirih Fardan mengacak rambut frustasi.Sayangnya, sebulan sudah Kanaya pergi meninggalkan rumah. Tapi, belum ada tanda sama sekali.Padahal, Leon dan Fardan telah melakuan pencarian hingga ke berbagai penjuru kota.Begitu pula dengan Arga. Suami Rossa itu semakin terlihat gelisah dibuatnya. Apalagi Rossa yang tiba-tiba jatuh sakit karena terus terusan memikirkan putri bungsunya.''Pa, kapan papa bisa bawa putri kita kembali ke rumah ini?'' tanya Rossa terdengar parau. Beberapa hari kebelakang wanita itu tak henti-hentinya menangisi Kanaya. Istri dari Arga
Baca selengkapnya
09. Pengakuan
''Ngapain kau ke kantorku?'' sentak Leon menatap tajam wajah gadis yang ternyata Ayunda.Ayunda yang tempo hari tak sengaja tertabrak oleh Leon. Gadis itu terluka di kaki cukup parah hingga terpksa cuti kuliah.Rendy memberitahukan kedaan Ayunda yang terpaksa harus rawat inap. Dan Leon bertanggung jawab akan kesembuhan gadis itu.Rupanya Ayunda memanfaatkan kebaikan Leon hingga banyak permintaan yang gadis itu ajukan kepada Leon. Awalnya. Leon tak curiga macam-mcam pada gadis itu.Namun lama kelamaan Leon menyadari kalau ayunda menaruh harapan lebih.Siapa sangka, Ayunda semkain berani saja pada Leon membuat pria arogan itu merasa jengah akan kelakuan gadis itu.''Siapa yang ngizinin kamu ke kantor saya?'' Leon membuang pandangan ke arah lain saat bertanya pada Ayunda.Putra sulung Arga itu tak sudi rasanya membuka hati untuk wanita manapun sebab hatinya telah di tempati seorang gadis yang diam-diam ia cintai.''Aku kangen kamu, Mas,'' ucap Ayunda.''Ck, dasar sinting," desis Leon.Ay
Baca selengkapnya
10. Di Mana?
Leon bergeming. Ia kini tak bisa mengelak lagi sebab Fardan sudah mengetahui pengakuannya tadi.''Jawab, bajingan!'' sentak Fardan masih terdengar emosi.''Kamu diam dulu, Fardan! Biar Papa bicara sama abangmu,'' hardik Arga dengan suara yang menggelegar memenuhi ruangan.Siapa yang tak kesal, melihat anaknya saling hajar tanpa tau akar permasalahannya. Belum juga selesai masalah Kanaya, ditambah Rossa yang malah jatuh sakit. Ini lagi di kantor, anak-anaknya malah adu jotos mengeluarkan kekuatan masing-masing.Memijat pelepis yang kembali terasa berdenyut nyeri. Arga tak habis pikir dengan masalah yang terjadi.Pikiran pria paruh baya itu kini semakin bercabang. Semenjak hilangnya kanaya, Arga tiba-tiba mengingat seseorang yang menjadi dewa penolong kala dirinya hampir kehilangan nyawa pada waktu itu.''Cepat katakan sama papa, Leon! Apa yang sudah kamu lakukan sehingga memantik amarah adikmu?'' tekan Arga kemudian.Leon masih diam membisu. Tangannya mengusap sudut bibir dia yang pecah
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status