Share

43. Putriku, Reina

“Reina, pake kaos kaki dulu!”

Sudah menjadi rutinitas di pagi hari, aku yang berteriak dan bocah kecil satu itu lari-lari keliling rumah. Ya Rabbi, anak siapa sebenarnya ini?! Kenapa Reina tidak ada kalem-kalemnya macam Bundanya.

“Ayo, Ibun tangkap Reina!” Anak itu tertawa-tawa sambil lari ke sana ke mari menghindari kejaranku.

Ibun! Ibun! Sudah dibilang, Bunda! Ya Allah, putriku speak Zein!

Sama-sama tengil!

“Ayo, kejar sini!” Mataku dibuat melotot saat Reina naik ke sofa dan menggoyangkan pinggulnya, anak itu memamerkan bokongnya yang mungil, mengejekku.

“Dasar anak cantiknya Bunda, sini kamu!” Aku berlari nyaris meraih lengannya, tetapi Reina lebih gesit melompat lalu kabur.

Lengkingan suaranya yang kaget membuatku mengurut dada. Sabar.

Sesungguhnya aku ingin mengumpat Ya Allah sambil menyumpah-serapahi, tapi akalku masih waras. Ingat, Reen! Ucapan adalah doa. Terlebih kamu seorang Ibu, doa Ibu lebih mustajab! Rapalku dalam hati sembari menghela napas panjang-panjang.

“Rein, stop!
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Esther Luisa Anes
lama betul updatenya....
goodnovel comment avatar
iin indarsari
aduh bakal lama lg ni update ny..hiks hiks hiks.
goodnovel comment avatar
Dwi Ani
Thor jangan lama update nya semoga zaren ketemu Zaid
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status