Share

42. Tangisan Pertama si Bayi

“Bi ....”

Rupanya, bertindak tidak semudah berucap. Di pelukan Bibi, aku menangis hebat.

Entah apa yang kutangisi. Entah karena sudah berbulan-bulan tidak menatap wajah teduh itu, atau karena hal lain.

“Eh, kok, datang-datang langsung nangis begini?” Terdengar nada bingung Bibi. Meski begitu, Bibi tetap mendekapku seraya mengelus punggung dan bahuku yang bergetar.

Bibi terdiam sejenak sebelum menarikku masuk ke rumah sederhananya.

“Duduk dulu, ya,” kata wanita itu seraya membawaku duduk bersamanya di sofa usang yang terasa agak keras saat diduduki.

Aku masih enggan melepas peluk. Tangis masih berderai dalam dekapan Bibi.

Sungguh aku tidak ingin menangis! Tapi aku sendiri tidak tahu bagaimana cara menghentikan ini. Dadaku begitu sesak. Seolah, ada tumpukan pasir di dalam sana, hingga bernapas pun terasa sulit.

“Udah nangisnya, Neng. Itu, napasnya sampe kesendat-sendat gitu, 'kan. Udah, ya.” Bibi membujuk. Tangannya yang terasa sedikit kasar mengusap kedua pipiku dari lelehan air mata.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Dwi Ani
ko hilang lagi Thor
goodnovel comment avatar
Dwi Ani
semangat Thor cerita seru banget jangan lama update tak tunggu cerita selanjutnya
goodnovel comment avatar
Dwi Ani
zeren wanita kuat kalau ketemu bapak nya bayi biar bapak bayi menyesal seumur hidupnya.aku benci banget dengan bapak bayi nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status