Share

Part 138 - Senandung Rembulan

Belum sempat kusambut uluran tangan Ahsan, Mas Ezar yang entah muncul darimana lebih dulu menyambut tangan duda beranak satu itu.

“Kami baik,” katanya sambil menarik pinggangku posesif hingga tubuh ini menabrak tubuhnya.

“Duh, pocecip detected,” ucap Kak Akmal pelan. Dia sampai menutup mulut dan menoleh ke arah lain. Ia terlihat susah payah menahan tawanya.

Ahsan tersenyum tipis. Barangkali menyadari kecemburuan Mas Ezar padanya.

“Maaf ini, Mas, karena datang gak diundang. Cuma ikut-ikutan Kak Akmal,” kekeh Ahsan tak enak hati.

“Gak apa-apa. Malah senang kalau banyak yang datang.”

Mas Ezar mengulas senyum tipis berlagak sangat ramah. Padahal, kutahu hatinya tengah meradang melihat Ahsan mengulurkan tangannya padaku tadi.

Dia pasti mengingat kejadian di pernikahan Vina kemarin, di mana saat itu Ahsan melamarku.

Barangkali, sekarang ia tetap takut istrinya masih diincar oleh duduk beranak satu itu.


Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status