Demi menyingkirkan pasangan kencan butanya yang jelek dan narsis, Pamela mencium seorang pria tampan yang lebih tua darinya. Karena ciuman itu, pria itu malah meminta pertanggung jawaban penuh Pamela. Pamela berkata, "Paman, aku hanya cium sekali saja, tapi paman mau aku bertanggung jawab secara penuh? Bagaimana kalau aku cium dua kali?" Pria itu menatap wanita nakal gadis di depannya, lalu menjawab, "Kamu akan tahu kalau mencobanya!" Pamela berkata, "Kalau begitu, tutup matamu!" Agam tersenyum dan dengan patuh menutup matanya .... Pamela memonyongkan bibirnya, lalu berbalik untuk melarikan diri. Namun, dia kembali ditangkap dan dimanjakan siang malam oleh paman itu, sampai .... Pamela melarikan diri dan Agam mengejarnya. Pamela, meski kamu punya sayap, juga tidak bisa lari dari genggamanku.
Lihat lebih banyakSetelah mematikan panggilan ini, Adsila memonyongkan bibirnya sambil memelototi Marlon yang berbaring di sampingnya. Dia juga memukul pria ini dengan tangannya yang kecil."Semuanya salahmu! Kenapa kamu asal bicara dengan Bibi!" seru Adsila.Marlon mengulurkan tangannya dan menarik Adsila untuk mendekati dirinya sambil berkata, "Memangnya aku bilang apa? Hingga wajahmu semerah ini?"Adsila menjulingkan matanya dengan kesal sambil berseru, "Kamu sengaja mengucapkan kata-kata yang membuat Bibi salah paham! Nanti siang, bagaimana aku bisa menghadapi Bibi?!"Marlon tertawa dan berkata, "Sekarang, kita sudah berhubungan suami istri, kamu masih takut orang lain salah paham? Lagi pula, itu Bos, bukan orang lain!"Adsila meronta dalam pelukan pria ini dengan penuh amarah, dia ingin melepaskan dirinya dari pelukan ini. "Apa pun itu, biar kuperingatkan. Nanti siang, jangan asal bicara lagi pada Bibi. Mengerti?"Marlon berpura-pura ketakutan dan berkata, "Baik! Istriku, aku akan mematuhi ucapanmu
Frida menatap Pamela dengan tatapan ramah dan berkata, "Nggak apa-apa! Nenek hanya datang melihatmu! Pamela, semalam, kamu membawa tiga anak ke taman hiburan, kamu pasti sangat lelah, 'kan?"Pamela menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Nggak, kok, mereka sangat patuh. Nenek, masuklah!"Frida menjulurkan kepalanya ke dalam kamar. Melihat ketiga anak yang masih terlelap di atas ranjang, dia menggeleng dan berkata, "Nenek nggak masuk lagi, deh! Biarkan saja mereka tidur lebih lama! Pamela, Nenek ingin meminta bantuanmu!"Dengan alis terangkat, Pamela bertanya, "Ada apa, Nenek?"Frida menjawab dengan serius, "Dua hari lagi, putri dari Keluarga Andonis akan menikah. Keluarga Andonis mengirimkan undangan. Tapi, setelah dipikir-pikir, kesehatan Nenek dan Kakek juga kurang baik, jadi kami nggak mau pergi merepotkan. Nanti, kamu saja yang bawakan amplop kami, ya! Adsila adalah keponakan yang paling disayang oleh Agam. Sekarang, Agam nggak di sini, jadi kamulah yang harus lebih repot menjaganya
'Kalau begitu, bagaimana putriku bertahan hidup sendirian selama ini?'Makin dipikirkan, Quenne merasa makin sedih, hingga bahkan bernapas pun terasa menyakitkan.Silvia menuangkan segelas air hangat untuk Quenne dan berkata, "Sudahlah, kamu pasti sudah lelah. Minumlah air ini dan istirahat. Nanti pagi, aku akan membawamu ke gadis bernama Pamela itu."Quenne menerima air hangat yang disodorkan sahabatnya dan menyesapnya seteguk sambil menahan perasaan rumit dalam hatinya ...."Oh ya, Silvia, bagaimana hubunganmu dengan suamimu? Kalian masih bertengkar?" tanya Quenne.Setelah menenangkan dirinya, Quenne juga mengkhawatirkan masalah hubungan sahabatnya.Mendengar sahabatnya mengungkit tentang suaminya yang menyebalkan itu, ekspresi Silvia menjadi cemas. "Aku nggak ingin membahas tentang dia," kata Silvia.Silvia memang tidur tidak nyenyak, lalu dibangunkan lagi oleh sahabatnya, sehingga kondisi Silvia kurang baik. Dia pun duduk di sisi putrinya.Quenne bisa melihat bagaimana Silvia sudah
Sonya mengangguk dengan terus terang dan menjawab, "Bibi Quenne, kalau kamu datang mengetuk pintu jam segini, kamu seperti tiba-tiba pindah tempat dari Negara Muriana ke hadapan kami. Siapa pun akan terkejut!"Wanita ini tersenyum dengan malu, lalu berjongkok dan memeluk Sonya sambil berkata, "Maaf, maaf .... Bibi bukan sengaja .... Bibi melihat lukisan yang dikirimkan ibumu hari ini mirip sekali dengan putri Bibi, jadi Bibi langsung membeli tiket pesawat dan datang mencari kalian!"Sonya tercengang sesaat. Dia pun mengerti!Kakak cantik yang pernah menyelamatkan dia dan ibunya mungkin adalah putrinya Quenne yang dikira sudah meninggal!Pantas saja, tadi, saat Quenne menggedor pintu, pengawal yang diaturkan Theo untuk mengawal di depan pintu tidak melakukan apa pun karena mereka mengenali Quenne sebagai sahabat terbaik Silvia.Silvia menatap sahabatnya yang bergegas datang ke tempat ini dengan tidak berdaya dan membuang napas. Dia memindahkan koper Quenne ke dalam terlebih dahulu, lalu
Langit masih gelap.Di sebuah kompleks perumahan biasa di Kota Marila.Bam! Bam! Bam!Suara bel pintu, bercampur dengan suara gedoran pintu yang mendesak, membangunkan Silvia dan Sonya ....Sonya merasa kesal karena dibangunkan seperti ini. Dia mengucek matanya sambil bangkit dan berkata, "Siapa, sih, subuh-subuh begini, sudah datang mengetuk pintu?!"Silvia sudah turun dari ranjang dan pergi mencari baju ganti sambil berkata, "Sonya, tidur saja, biar Ibu lihat itu siapa!"Meskipun Sonya baru bangun tidur dan pikirannya masih belum jernih, kewaspadaannya tetap sangat kuat. Dia turun dari ranjang dan menahan ibunya yang hendak pergi membuka pintu."Ibu, ini bukan rumah kita. Teman Ibu juga sudah lama nggak tinggal di sini! Siapa yang akan subuh-subuh begini datang mengetuk pintu rumah orang lain?! Kita harus hati-hati, bisa saja itu orang jahat!" kata Sonya.Silvia melihat ke arah jam yang tergantung di dinding. Jam itu masih menunjukkan pukul empat subuh. Mengetuk pintu rumah orang lai
Pamela tersenyum dan mencubit pipi Olivia sambil berkata, "Adik ipar yang baik, aku mengerti. Lain kali, kalau ada apa-apa, aku pasti akan meminta bantuanmu!"Olivia tahu Pamela sedang membohonginya dan tidak akan menghubunginya juga lain kali. Sifat terbaik kakak iparnya ini adalah mandiri dan kuat, tetapi sifat-sifat ini juga merupakan kekurangan terbesarnya, sehingga Olivia sangat mengasihaninya.Alangkah baiknya jika kakaknya bisa kembali. Hanya kakaknya yang bisa memanjakan Pamela, supaya Pamela bisa terbebas dari tanggung jawab yang tidak seharusnya dia tanggung sendiri."Aduh, Kak, menurutmu, apa yang sedang Kak Agam lakukan sekarang?" tanya Olivia dengan ekspresi cemas.Pamela memicingkan matanya dan menjawab, "Sudah semalam ini, dia seharusnya sudah tidur, deh!"Olivia mendengus dan berkata, "Bisa-bisanya dia tidur! Selama tiga tahun terakhir, dia sudah hidup senang, melemparkan semua bebannya pada Kak Pamela!""Sudahlah, cepat tidur! Aku harus memandikan ketiga anak itu. Oh y
Begitu mereka masuk rumah, Olivia langsung menghampiri mereka dengan terburu-buru dan berkata, "Kak Pamela, kenapa kalian baru pulang semalam ini?! Sungguh mengkhawatirkan!"Seusai berbicara, dia membungkukkan badannya dan mencium ketiga anak itu, lalu berkata, "Kalian sungguh membuat Bibi khawatir! Kalian pasti memaksa ibu kalian untuk membawa kalian pergi bermain, 'kan? Ibu kalian sudah bekerja seharian, harusnya kalian bisa lebih pengertian!"Vani berseru, "Bukan, Bibi! Hari ini, Ibu sendiri yang mau membawa kami ke taman hiburan!""Ya, Bibi! Hari ini, Ibu yang berinisiatif mau memberi hadiah untuk kami!" timpal Heri.Vani menjulingkan matanya pada Heri dan berkata, "Ibu hanya memberi hadiah untuk Kak Revan, kita berdua hanya ikut untung berkat Kak Revan!"Heri juga ikut menjulingkan matanya dan berseru, "Aku tahu! Kamu nggak usah berisik!"Vani mendengus dan tidak lagi menghiraukan kakaknya.Olivia sudah terbiasa dengan pertengkaran kedua anak kecil ini, jadi dia tidak merasa heran
Mendengar ucapan Alex, Sophia berpikir sejenak, lalu berkata, "Emm ... baiklah kalau begitu! Aku akan membiarkan Ayah mengirimkan orang untuk mengantarkan kamu dan Kevin pulang ke Negara Muriana. Begitu masalah di sini selesai, aku akan langsung pulang untuk mencari kalian."Jika bukan karena khawatir Pamela akan merebut Alex darinya, Sophia tidak akan membiarkan Alex pergi dengan Kevin!Tidak ada yang lebih baik lagi daripada membiarkan Alex dan Kevin berada di bawah pengawasannya sendiri. Namun, sekarang, dia mungkin harus menerima penyelidikan karena masalah perpajakan itu, dia juga tidak punya waktu untuk mengawasi Alex dan Kevin, jadi dia khawatir ada masalah yang akan terjadi.Kalau dipikir-pikir, bagus juga jika Alex dan Kevin dibiarkan pulang ke Negara Muriana terlebih dahulu.Dia akan membiarkan bawahan ayahnya mengawasi Alex dan Kevin. Di Negara Muriana, tidak akan ada masalah yang terjadi lagi.Alex mengangguk dan berkata, "Tidurlah sebentar. Aku akan menunggu makanan hotel
Kevin menganggukkan kepalanya. Dia tahu bahwa ibunya juga merasa serbasalah, jadi dia harus lebih pengertian.Pamela juga sangat menginginkan agar Kevin juga berada di sisinya. Namun, situasi sekarang tidak mengizinkan mereka untuk bersama. Dia tidak tega melihat Kevin bersedih melihat mereka bermain di luar, jadi dia berkata pada pria itu, "Sudahlah, di sini berisik sekali, jadi nggak kedengaran. Aku matikan, ya!"Kemudian, layar panggilan video di ponsel pria ini pun menghilang.Alex memelototi layar ponselnya sambil berpikir, 'Panggilanku dimatikan begitu saja? Dia bahkan sama sekali nggak bilang apakah dia pergi dengan Andra atau bukan!'Pada saat ini, Kevin menarik ujung bajunya Alex sambil berkata dengan suara berbisik, "Ayah, sepertinya Sophia sudah kembali!"Alex seketika tersadar. Dia duduk kembali di kursi rodanya dan menghapus semua histori panggilan di ponselnya.Saat Sophia memasuki ruangan, dia hanya melihat Alex yang sedang mencari pakaian ganti untuk Kevin di lemari baj
"Hari-hari Dimanjakan Paman" adalah novel Pernikahan yang ditulis oleh Hargai ini mengisahkan tentang Pamela, seorang gadis mandiri dan penuh keyakinan. Dengan inisiatifnya, Pamela mencium Agam, pewaris keluarga kelas atas yang lebih tua, tampan, dan dominan di sebuah kedai kopi, untuk menghindari kencan buta yang diatur oleh ibu tirinya. Akibatnya, mereka berdua perlahan-lahan membangun hubungan kisah cinta yang manis.
"Hari-hari Dimanjakan Paman" Telah diperbarui ke bab 429, dengan 16,8 ribu pembaca di GoodNovel dan mendapatkan skor 10 poin.
Karakter Utama Hari-hari Dimanjakan Paman
Pamela
Wanita yang cantik, berani, mandiri, dan riang. Untuk menghindari kencan yang tidak diinginkan dengan pasangan yang jelek dan narsis, dia tanpa sengaja mencium seorang pria tua yang tampan, yang akhirnya membawanya masuk ke dalam suatu hubungan yang tak terduga.
Paman (Agam)
Pemuda pewaris tampan dan dominan dari keluarga kelas atas.
Untuk menyingkirkan kencan yang tidak diinginkannya, Pamela menciumnya di warung kopi. Karena pertemuan kebetulan ini, keduanya terlibat dalam permainan cinta manis yang tak terduga.
Bab Panas “Hari-hari Dimanjakan Paman”
Hari-hari Dimanjakan Paman: Bab 9, Bab 16, Bab 17, Bab 18, Bab 19, Bab 21, Bab 22, Bab 61, Bab 181