Share

6. Karena Ibu Selvi menaikkan sewa rumah

"Aku janji kepada Ibu Selvi, aku akan usahakan dapatkan kerjaan, aku akan menyicilnya nanti, aku janji Bu," mohon Intan kembali dengan wajah yang memelas.

"Rugi aku kalau masih kasih kalian kesempatan lagi, nanti kamu nyicil tunggakan untuk satu bulan saja udah berapa lama, yang ada malah tunggakan kalian makin tambah, kalau aku sewakan rumah ini keorang lain, maka aku bisa dapat uang sewa dengan rutin, tidak seperti kalian yang kerjanya menunggak terus, jujur selama ini aku udah merasa kesal harus menghadapi orang seperti kalian, makanya daripada aku semakin pusing, lebih baik aku sewakan ini kepada orang lain." cerca Ibu Selvi dengan wajah kesalnya.

"Aku mohon Bu, aku janji, aku akan mencari pekerjaan itu secepatnya" Intan masih belum menyerah membujuk Ibu Selvi agar mengurungkan niatnya mengusir keluarganya.

"Intan, kamu pikir apa aku dan keluargaku tidak butuh uang? Sampai kapan aku menunggunya? apalagi mencari pekerjaan itu sulit." semprot Bu Selvi kembali.

"Bu, aku janji aku bakal berusaha mendapatkan pekerjaan itu secepatnya," Intan masih berusaha memohon dan menyakinkan Ibu Selvi.

"halah, sudahlah Intan kamu jangan percaya diri gitu, yang punya pendidikan tinggi aja, tidak gampang mendapat pekerjaan, apalagi kamu!" kata Ibu Selvi dengan nada merendahkan.

Namun Intan tetap tidak menyerah untuk memohon kepada Ibu Selvi, agar Ibu Selvi tidak sampai benar-benar mengusir mereka.

"Bu, aku tau aku tidak memiliki pendidikan tinggi, tapi aku akan terus berusaha sampai pekerjaan itu dapat Bu, intinya selama kita tidak memilih-milih pekerjaan itu dan tidak gengsi melakukan pekerjaan apapun, pasti kita bisa mendapatkannya." ujar Intan dengan bijak.

Tiba-tiba Bu Selvi terdiam seperti memikirkan sesuatu, tiba-tiba Bu Selvi terlihat mengerutkan dahinya, dengan tatapan tajam kearah Intan.

"Baiklah, aku kasih kalian kesempatan" kata Bu Selvi, dan saat Bu Selvi masih mengatakan kalimat itu, wajah Intan dan Ibu Rahma sempat berbinar, namun setelah mereka dengar Bu Selvi melanjutkan kata-katanya sampai selesai, wajah Intan dan Ibu Rahma langsung berubah drastis.

"Aku tidak jadi mengusir kalian malam ini, asal kalian sanggup memenuhi syarat ini, mulai bulan ini uang kontrakan rumah ini aku naikkan menjadi tiga juta perbulan, bagaimana? kalian bisa menerimanya?" tanya Bu Selvi kepada Ibu Rahma dan Intan.

Intan dan Ibu Rahma tidak langsung meresponnya, mereka masih terdiam saat Ibu Selvi mengatakan hal itu kepada mereka.

"Hello, bagaimana kalian sanggup tidak menerima syarat yang aku ajukan"? desak Bu Selvi kepada Intan dan Ibunya.

Namun Intan dan Ibunya masih terdiam saat Bu Selvi menanyakan hal itu kembali.

"Papa! orang ini harus keluar dari rumah ini malam ini juga," teriak Ibu Selvi sembari memanggil suaminya yang sedang menunggunya diluar rumah.

Intan dan Ibu Rahma terlihat panik, saat Bu Selvi berteriak memanggil suaminya itu.

"Iya Ma." sahut suami Ibu Selvi sambil berlari kecil dari luar menghampiri istrinya itu.

"Mereka ini Pa, tolong Papa dan orang-orang Papa awasi mereka dan pastikan sampai mereka benar-benar keluar dari rumah ini" perintah Bu Selvi kepada suaminya itu.

"Ok Ma." jawab suami Ibu Selvi.

Namun belum sempat Ibu Selvi memalingkan wajahnya hendak mau keluar rumah kontrakannya itu, Intan memanggil Ibu Selvi dan memohon agar mereka tidak diusir dari rumah itu.

"Bu Selvi, aku mohon Bu, jangan usir kami malam ini," kata Intan kembali memohon kepada Ibu Selvi.

"Apa kamu bilang? jangan di usir? ini rumahku, kamu jangan ngatur aku, terserah aku mau usir kalian dari sini, kalian tidak ada hak membantahnya, apalagi kalian tidak bayar sewa rumah ini lagi, jadi terserah aku mau mengusir kalian kapan saja waktunya." hentak Ibu Selvi dengan menatap sinis ke arah wajah Intan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status