Share

3. Teguran Chris

"Apa-apaan ini, kenapa lantai dibiarkan licin begini, ngapaian saja cleaning servis di kantor ini?." ketus sosok pria yang baru saja terjatuh dengan posisi terduduk itu.

Sosok pria tersebut tentu sudah di kenal semua orang yang sedang memperhatikannya, termasuk Tuan Muda Chris.

Dia adalah kepala HRD di Perusahaan itu, bahkan dia juga yang menerima Intan bekerja di Perusahaan itu.

"Bagus, inilah salah satu kehebatanmu dalam memilih pekerja di Perusahaan ini." sindir Chris sambil bertepuk tangan dan berlahan mendekati sang kepala HRD.

"Kamu lihat itu betina di sana, dia itulah contoh pekerja yang kamu terima bekerja di Perusahaan ini." ujar Chris sambil menunjuk ke arah Intan dan tangannya mendekap leher sang kepala HRD.

Intan geram melihat Chris yang tidak bersikap sopan kepada Bapak kepala HRD tersebut.

"Kenapa kamu tidak punya sopan santun, begitukah sikapmu kepada orang tua?," semprot Intan.

"Intan!" Kepala HRD tersebut membentak Intan.

"Sebelum kamu berbicara begitu, ada baiknya kamu tanya dirimu, apa kamu sudah menghormati pimpinanmu?," ujar sang kepala HRD dengan kesal dan juga takut.

"Maafkan saya Tuan Muda, saya akan secepatnya menyelesaikan masalah ini," sang kepala HRD berulang-ulang menundukkan kepalanya dan meminta maaf kepada Chris sang Tuan Muda, yaitu anak tunggal pemilik Perusahaan tempat Intan bekerja itu.

"Segampang itu?," ucap Chris tiba-tiba.

Sang kepala HRD itu sontak mengangkat kepalanya dan menatap wajah Chris dengan raut muka heran.

"Maksudnya Tuan Muda?," tanya sang kepala HRD tersebut kepada Chris.

"Aku mau betina liar itu minta maaf segera, berlutut di kakiku," hentak Chris dengan suara keras dan Intan mendengarnya dengan begitu jelas.

"Tapi ....,setelah itu pecat dia." Bisik Chris ke telinga sang kepala HRD.

Sontak mata sang kepala HRD terbelalak, sang kepala HRD terkejut dengan ucapan Tuan Muda Chris.

"Saya benar-benar minta maaf Tuan Muda, tapi sejauh ini pekerjaannya sangat bagus Tuan, maafkan saya atas kejadian ini, sungguh di luar dugaan saya Tuan, saya akan printahkan dia segera minta maaf kepada Tuan Muda, selebihnya tetrserah Tuan Muda jika ingin memecatnya" ujar sang kepala HRD kepada Chris.

"Bagus, begitulah seharusnya, kamu sudah menunjukkan kualitasmu sebagai bawahan di Perusahaan ini, cepat lakukan tugasmu" printah Tuan Muda Chris kembali kepada sang kepala HRD tersebut.

"Ba ...ba .... baik Tuan Muda" jawab sang kepala HRD dengan gugup.

Lalu sang kepala HRD itu menghampiri Intan. "Ayo Intan minta maaflah kepada Tuan Muda, kamu sudah bersikap tidak hormat kepada pimpinanmu, kecuali kamu ingin, hari ini terakhirmu bekerja di tempat ini," printah sang kepala HRD dengan nada sedikit mengancam kepada Intan.

Intan menoleh ke arah Chris, Intan terlihat menarik nafasnya dalam-dalam lalu membuangnya.

"Hufhh, jadi kalau aku tidak minta maaf, aku akan di pecat? Begitu Pak?" Tanya Intan kepada atasannya itu.

Sang kepala HRD enggan memberi jawaban langsung, dia hanya menganggukkan kepalanya untuk menanggapi Intan.

Ini adalah pengalaman pertama Intan bekerja, kini Intan mulai mengerti, bahwa sikap sopan itu tidak harus di miliki orang yang lebih muda kepada yang tua, atau sikap saling menghargai itu dibedakan antara atasan dan bawahan.

Namun karena hal ini Intan berpikir, jika orang kaya tidak akan pernah menghargai yang lemah.

"Baiklah Pak saya akan minta maaf," ujar Intan kepada Bapak kepala HRD tersebut.

Intan berlahan-lahan melangkahkan kakinya berjalan ke arah Chris.

"Maafkan atas kesalahan saya, saya minta maaf" ujar Intan namun sorot matanya terlihat tajam dan tegas menatal wajah Chris.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status