Share

2. Berdebat

"Disini tidak ada hubungannya kaca spion mobilmu dengan keteledoran yang sudah kamu lakukan ini." pekik Intan pada pria angkuh itu kembali.

Sebelum pria itu kembali menyerang Intan dengan kata-katanya, Intan kembali mencerca pria tampan yang tidak memiliki sopan santun itu.

"Dan ingat kamu yang perlu berkaca, agar kamu sadar dengan tingkahmu sendiri, kamu ada kaca mobil sendiri kan? Kalau tidak itu banyak kaca jendela berjejer, kamu berkaca di sana saja, dan tanya dirimu, apa kamu sudah melakukan hal baik belum?" semprot Intan kepada pria tampan tersebut.

"Ntah dari hutan mana ini lepas, kenapa bisa masuk ke Perusahaan sebesar ini, siapa yang menerima kamu bekerja di sini?" ketus pria tampan itu kembali kepada Intan dengan wajah geram.

"Yang pasti bukan kamu yang menerima aku bekerja di sini" balas Intan.

"Mimpi apa aku semalam, pagi-pagi begini sudah bertemu betina satu ini," ucap Pria itu dengan lirih.

"Maaf aku bukan betina, tapi aku perempuan, kalau kamu ya jantan." protes Intan.

Dan si pria tampan yang belum di ketahui Intan namanya itu, wajahnya memerah karena menahan amarahnya kepada Intan.

"Keterlaluan!, baru kali ini Perusahaan menerima pekerja seperti kamu, tidak ada rasa hormat dan takutnya kamu, sepertinya kamu sudah merasa hebat ya!" hentak pria itu dengan bengis.

"Ngapain aku takut sama kamu, kamu kan manusia dan kita masih sama-sama makan nasi bukan, atau kamu itu?."

"Intan!"

Tiba-tiba salah satu pegawai kantor yang baru saja datang teriak memanggil Intan karena pegawai itu sempat mendengar Intan mengucapkan kata-katanya kepada pria teman berdebatnya itu.

"Intan, kenapa kamu berani sekali kepada Tuan muda," tegur wanita muda salah satu pegawai kantor di Perusahaan tempat dia bekerja

"Berani apa Bu, aku hanya menegur dia karena melakukan sesuatu tadi, dan dia tidak peduli dengan apa yang dia lakukan itu" cerca Intan kepada wanita pegawai kantor tersebut.. "Intan, kamu punya pikiran tidak? Kamu sadar tidak kamu itu siapa? Dan kamu sedang berhadapan dengan siapa sekarang?" cerca wanita muda pegawai kantor itu.

"Tau."

"Kalau kamu tau kenapa kamu masih berani?."

"Iya justru aku tau, makanya aku berani."

"Apa, kamu berani kepada Tuan Muda?."

"Kenapa tidak berani, kan kita sama-sama manusia."

"Memang dia bukan asli manusia sejati ya? Apa dia punya dunia lain?" Kata Intan dengan berbisik ke arah telinga wanita itu dengan enteng.

Kaget, bercampur bingung, bahkan antara menahan tawa, wanita salah satu pegawai kantor itu tidak habis pikir lagi dengan Intan.

Mulai Intan bekerja diperusahaan itu Wanita itu mengenal Intan memang adalah sosok tegas, disiplin dan rajin.

Namun di balik sifatnya yang ramah, Intan juga memiliki sifat kalau berbicara selalu blak-blakan.

"Intan jaga bicara kamu, apa kamu tidak tau dia itu adalah Pimpinan kita di sini." balas wanita itu dengan setengah berbisik kepada Intan.

"Maaf Tuan Muda Chris, Intan di sini karyawan baru, jadi dia belum mengenal Tuan Muda, sekali lagi maaf Tuan Muda," ucap wanita itu terhadap pria yang ternyata anak pemilik Perusahaan tersebut itu sambil menundukkan kepalannya.

Intan pun langsung menghardiknya "Mengapa minta maaf, dia yang salah, kok Ibu yang minta maaf?" protes Intan kepada wanita itu.

"Intan cukup! kalau kamu masih butuh pekerjaan ini, cepat kamu minta maaf kepada Tuan Muda" printah wanita itu kepada Intan.

Tiba-tiba ....

Bruk ....

"Aw!"

Terdengar erangan seseorang yang terjatuh karena terpeleset di lantai yang masih licin itu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status