Share

7 Istri Sah

Keputusannya sudah bulat, kini balutan kebaya putih dan hiasan bunga di atas kepalanya merubah dirinya yang akan menjadi seorang ratu.

Ratu untuk Ardian dan menunggu sang calon suami mengucapkan ijab qabul di depan ayahnya.

Sedih itu yang dirasakan, ia sudah tidak bisa menahan bulir air matanya yang terus memaksa untuk keluar. Ia berusaha bertahan untuk menghadapi kenyataan yang saat ini ia hadapi.

“Aku harus bisa!” desisnya.

Bayangan Dika terus menghantuinya. "Aku mampu, aku harus melupakannya!"

Ayu menghapus air matanya. Dewi sudah mengundangnya untuk turun ke bawah, ia pun tersenyum dihadapan cermin besar miliknya, dan beranjak  untuk menemui Ardian.

Ayu berusaha untuk terlihat Bahagia, ia harus berpura-pura dihadapan semua orang yang hadir, dan bersandiwara menerima Ardian dengan penuh suka hati.

Ayu duduk disamping Ardian lalu mencium tangan suaminya itu, kedua netranya sekilas memandang pesona Ardian yang begitu gagah, nampak begitu berbeda seperti sebelumnya. Rambutnya tertata rapih, kumisnya sedikit tipis tidak seperti kemarin.

“Ah, tidak! Jangan terpesona Yu! Dia pria yang sudah membuat hidupmu hancur!” desisnya.

Ayu dan Ardian tersenyum saat fotografer handal memotret mereka. Mau tidak mau ia dan Ardian harus berpose mesra, merangkul layaknya pasangan suami istri yang bahagia dihadapan banyak orang yang menatap mereka.

Sang kakak merasa belum rela jika Ayu sudah memiliki suami, itu berarti sang adik sudah tidak bisa mengandalkannya.

“Kalau sampai pria itu menyakiti adikku, tak segan-segan aku akan menyiksanya dengan tanganku!”

Mengerti dengan suasana hati sang anak pertama,  Sandi perlahan mendekati Saka. "Ini takdir adikmu, seharusnya kita buat dia bahagia menjalani hal ini, kau kakaknya sepatutnya berikan semangat untuknya," ucapnya seraya menepuk bahu kokoh Saka.

Sementara itu Dewi menangis di pelukan Sandi, ia merasa tidak sanggup melepas putri kecilnya yang kini harus menjadi dewasa akibat keadaan yang harus diterima. Memiliki suami, dan memiliki kehidupannya sendiri. Dan tentu ia akan merindukan sikap manja putrinya.

"Sudahlah Bu, malu dilihat yang lain!" tegur Sandi yang mengelus rambut istrinya.

"Salah, kalau aku menangis? Aku belum siap ditinggal sama Ayu, kamu enggak pernah bisa mengerti perasaan aku!"

Sandi menghela napasnya dengan kasar, ia tidak mau berdebat di acara pernikahan Ayu dengan Ardian.

Suasana semakin khidmat, melantunnya doa-doa Ardian untuk Istri kecilnya.

Sebuah sandiwara yang harus pengantin perempuan lakukan ialah memeluk Ardian. Saat itu juha jantung pun berdesir tak karuan, pandangannya terus tidak bisa terlepas saat memandang wajah Ardian.

“Tidak, aku tidak boleh jatuh cinta dengan Om Ardian, aku hanya ingin memberi Siska pelajaran, karena dia sudah membuat hidupku hampir hancur.”

"Kamu sangat cantik Yu!" bisik Ardian sengaja. se membuat raut wajah Ayu berwarna merah  merona.

Para tamu memberikan ucapan selamat kepada Ayu dan Ardian. Terlihat Saka tengah berjalan menghampiri Ardian yang tengah menikmati peran barunya sebagai suami Ayu.

"Ardian! Ku ucapkan terima kasih karena kau mau bertanggung jawab atas kejadian ini. Sejujurnya saya masih belum ikhlas merelakan adik saya menikah dengan kami, tapi saya meminta tolong jaga Ayu, jangan keras padanya, dia masih menjadi adik kecil saya yang sangat saya sayangi!"

Senyum Ardian terbit mendengar nada cinta dari Saka untuk Ayu, “Kakak yang baik!” desisnya. Ia tentu paham akan kecemasan Saka.

"Kamu tidak perlu khawatir, Saya berjanji akan menjaga Ayu dan menjadikannya wanita satu-satunya di hati saya."

Saka hanya mengangguk, ia berharap Ardian mampu melakukan apa yang seperti ia katakan barusan, walaupun dengan berat hati merelakan Ayu yang kini sudah melangkahi dirinya.

Suasana pernikahan begitu meriah. Walaupun hanya dihadiri oleh keluarga Ayu, sementara keluarga Ardian di kampung belum mengetahui akan pernikahan ini, begitu pun Siska yang masih belum pulang dari liburannya di Bali.

Ardian membaca isi chat yang dikirimkan oleh Siska, bahwa sore hari ia akan pulang dengan seseorang yang bisa membuatnya bahagia.

Ardian hanya membacanya, hari ini ia sangat disibukkan dengan tamu undangan yang datang secara bergantian untuk foto bersama.

Melihat rona kebahagiaan Ayu, senyumnya terbit  membuatnya sedikit mengharapkan rasa. Ia tidak dapat membohongi dirinya saat ini karena Ayu benar-benar terlihat sangat cantik di matanya.

Ayu terpaksa menampakkan senyum saat Ardian melihat ke arahnya. Ia tidak mau para tamu undangan memergoki dirinya yang selebihnya merasa sungkan untuk mengikuti resepsi sederhana seperti ini.

Rahma dan suami pun turut datang memberikan selamat kepada kedua penganten.

"Selamat ya Di, enggak menyangka akhirnya kamu bisa menikah setelah sekian tahun sendirian!" ucap Rahma.

"Ini semua sudah menjadi takdir, mungkin Ayu memang dikirimkan untuk menjadi istri saya walaupun dengan kejadian yang mungkin membuat dirinya tertekan!"

"Untung saja, saat itu kamu menghubungiku, dan aku bisa memberi masukan, syukurlah semoga pernikahan kedua kamu ini bisa berjalan terus sampai maut memisahkan!"

"Terimakasih Rahma, kamu memang teman baik yang mau menolong saya!"

Dalam keramaian susana dj hari pernikahannya, ja mengambil kesempatan ini untuk menyinggung seseorang jauh disana.

Ia membuat status story di W* miliknya, namun dengan sengaja  hanya satu kontak saja yang boleh terlihat akan statusnya, dengan pakaian pengantin dan menunjukkan cincin di jari manis kanannya

Tak lupa ia membuat caption yang bertuliskan  ISTRI SAH.

Sehingga seorang wanita yang akan kembali ke Jakarta, merasa tidak percaya dengan teka-teki dari orang yang sudah terjebak karena rencana jahatnya.

"Apa? .... A--Ayu menikah?" teriaknya.

Siska menjadi panas melihat foto Ayu yang tersenyum memakai kebaya putih penganten.

"Gila! Seno benar-benar nikahin si Ayu?" ucapnya.

Tanpa ragu, gadis berambut kepang itu segera menghubungi Seno, pria yang terlibat dengannya untuk menjebak Ayu.

Panggilan tersambung.

"Wow! Nggak nyangka seorang Seno bisa nikahin Ayu!" kelakarnya.

"Bicara apa sih kamu? Siapa yang nikah sih?" tanya Seno.

"Kamu lah, karena malam pertama kemarin sama si Ayu. Malah bisa-bisanya nikahin si Ayu!" cibirnya.

"Ayu? Aku belum menyentuh dia, waktu itu aku kena diare dan harus mondar-mandir ke kamar mandi, dan terpaksa cewek itu aku tinggal, karena diare sampai sekarang aku belum bisa keluar dari rumah sakit!" tutur Seno dengan napas yang panjang.

"What?" jerit Siska, membuat bising di dalam pesawat yang belum terbang menuju bandara Soekarno Hatta.

Siska mematikan ponselnya tidak percaya jebakannya meleset.

"Tungu dulu!

Waktu itu Ayu ada di kamar. Semua pekerja di rumah aku suruh libur, tentu pria hanya Seno yang bersama Ayu! Lalu siapa pria yang aku lihat waktu itu di rekaman CCTV? Atau ...?"

Tak sadar, ia sudah meremas rambutnya kencang dan mengumpat di dalam hati akibat kebodohannya sendiri.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status