Share

3. KELUARGA SUNARYA

Staf tersebut terperanjat. Ia tak menduga pria kumal di depannya mengeluarkan uang sebesar itu, dan semuanya dalam bentuk kontan! Namun, buru-buru ia meralat pikirannya.

Seraya memandang reyhan dengan sinis, ia lalu mendorong tumpukan uang itu dan melihat Reyhan yang mengenakan pakaian yang kotor dengan sinis serta berkata dengan nada yang dingin, “Maaf, di sini adalah rumah sakit terkenal, kami tidak menerima uang palsu.”

Uang palsu?! Yang benar saja!

Reyhan menatap staf tersebut dengan nyalang, urat-urat di telapak tangannya muncul akibat menggenggam tali tas yang berisi uang ratusan juta itu dengan kencang.

Merasa ditantang, staf itu dengan geram menunjuk ke arah hidungnya sambil mengutuk, “Mengapa masih tidak pergi? Perlukah aku memanggil satpam untuk mengusirmu?”

Wajah Reyhan memerah. Dia hanya datang untuk membayar biaya pengobatan putrinya, mengapa harus berakhir dengan tuduhan yang tidak beralasan.

Apakah karena gaya berpakaiannya yang terlihat biasa sehingga dianggap sebagai sebagai orang miskin?

“Aku katakan sekali lagi, hitung semua biaya pengobatan putriku, dan uang ini bukanlah uang palsu. Bukankah ini rumah sakit mewah dan terkenal? Seharusnya tersedia alat untuk pengecekan uang apakah uang itu asli atau bukan!”

Keributan itu pun didengar oleh pengacara keluarga Sunarya yang sejatinya sejak tadi sudah membuntuti Reyhan.

Pria itu lalu menghubungi direktur rumah sakit dan mengatakan bahwa tuan muda Sunarya sedang berada di rumah sakit.

Sebelumnya, pengacara dari keluarga Sunarya sudah sejak lama mencari tahu keberadaan Reyhan dan kehidupannya, bahkan sejak ia menikah dengan mantan istrinya. Dia adalah pria yang sebelumnya mengawasi Reyhan setelah diusir dari rumah Alessia.

Dan saat ini, melihat situasinya yang sekarang begitu genting dan menyangkut nyawa tuan putri keluarga Sunarya, pengacara tersebut akhirnya mengatur segalanya agar memudahkan tuan mudanya tersebut.

“Apa!? Tuan Muda Sunarya sedang ada di rumah sakit ini?!”

Setelah mendapat telepon dari pengacara itu, ia segera turun dari kantornya untuk mencari pria penting tersebut.

Dalam beberapa bulan terakhir direktur sangat jarang turun ke lapangan, tapi hari ini pengacara dari keluarga Sunarya, yang terkenal dan menjadi donatur tetap rumah sakit secara langsung menghubunginya untuk turun dan melihat masalah yang tengah dihadapi tuan muda mereka.

Saat ini, direktur rumah sakit membawa sekretarisnya untuk turun ke loby dengan cepat. Dari kejauhan dia melihat ada satu pria dengan kemeja putih yang sudah kotor dan usang berdiri di depan kasir.

Dalam sekejap direktur tidak percaya bahwa pria itu adalah tuan muda Sunarya dari keluarga yang berkuasa itu, tapi selain pria kotor tersebut tidak ada orang lain lagi di loby.

“Direktur!” Seorang staf menyadari kehadiran atasan mereka, langsung berteriak dan menunduk hormat.

Tapi direktur sama sekali tidak melihat mereka, kemudian dia langsung berlari ke depan Reyhan dengan hormat membungkukkan badannya, “Tuan muda Sunarya?”

Adegan ini membuat para staf yang ada di loby menjadi tercengang.

Tuan muda Sunarya?

Ada apa ini?

Bukankah pria ini hanya orang miskin?

“Di … Direktur? Apakah anda mengenal orang ini? Dia ingin membayar biaya pengobatan putrinya dengan uang palsu.”

Staf itu berkata sambil terkejut, kemudian berbalik dan memelototi Reyhan sambil berteriak, “Dasar kamu sampah miskin, kamu masih tidak menunjukkan hormatmu di depan direktur rumah sakit? Satpam, tolong usir saja orang ini!”

Direktur sangat cemas, jika tuan muda Sunarya tidak senang, maka konsekuensinya tidak bisa dibayangkan.

“Lancang!”

Tiba-tiba direktur rumah sakit marah, “Siapa yang mau kamu usir? Dia adalah tuan muda Sunarya, donatur tetap rumah sakit ini.”

Semua orang tercengang.

Dia?

Bisakah seorang yang kumuh seperti ini menjadi donatur rumah sakit? Uang dari mana? Konyol bukan?

Mata para staf rumah sakit terbuka lebar, dia masih merasa sangat bingung dan tidak percaya, kemudian ada salah satu yang bertanya, “Direktur, apakah anda sedang bercanda?”

Huh!

Direktur mendengus dingin dan tidak bicara lagi, ekspresinya sudah menunjukkan segalanya.

Para staf menjadi gemetar dan menatap Reyhan dengan aneh. Mereka juga bukan orang bodoh, segera membungkuk dan meminta maaf, “Di … direktur, maaf, maafkan kami.”

Sedangkan direktur sama sekali tidak menghiraukannya, lalu menatap Reyhan dengan hormat dan bertanya, “Tuan muda, apa yang bisa aku bantu?”

Reyhan sedikit kaget dengan panggilan itu, yang bisa memanggilnya ‘tuan muda’ tentu adalah orang-orang yang berada di bawah kuasa keluarganya.

Tangan Reyhan mengepal erat, dia tidak pernah berharap meminta bantuan apapun dari mereka.

“Tuan muda, apa aku perlu memecat mereka?” tanya direktur itu dengan hati-hati.

Mendengar ucapan direktur, para staf yang tadi menghina Reyhan bergegas maju dan langsung berlutut di depan pria itu sambil memohon, “Tuan Sunarya, kami telah menyinggung anda, maafkan kami. Kami sudah salah!”

Namun, Reyhan hanya tersenyum tipis, kemudian menatap direktur dan berjalan pergi.

“Usir mereka dan jangan biarkan mereka berada di rumah sakit manapun di kota ini!” Direktur memerintah sekretarisnya.

“Tuan Sunarya, Tuan muda Sunarya. Maafkan kami, kami sudah salah, kami mohon pada anda!”

Di bawah suara permohonan para staf medis, Reyhan telah tiba di ruang perawatan sementara putrinya. Dan yang membuatnya kaget kali ini adalah sekelompok orang dari keluarga Allesia yang menunggunya dengan ekspresi sinis.

“Reyhan, apakah kamu baru saja datang untuk meminjam uang?” Allesia memasang ekspresi yang menghina di wajahnya.

Reyhan hanya menatapnya dengan dingin dan berkata pada tetangganya yang mengantar Kaesha ke rumah sakit, “Pengobatan Kaesha sudah dibayar, jadi hari ini dia bisa segera diambil tindakan.”

Allesia kaget, dia tidak menyangka Reyhan bisa mendapatkan uang secepat ini, padahal Allesia sendiri sedang menunggu pria itu akan memohon padanya.

“Reyhan, dari mana kamu mendapatkan uang untuk biaya pengobatan Kaesha, apa kamu mencurinya?” tanya wanita itu sambil menyeringai.

Dirinya sendiri yang pernah menikah dengan Reyhan selama 4 tahun jelas tahu bagaimana karakter pria itu.

Reyhan menjelaskan dengan acuh tak acuh, “Aku meminjamnya.”

Dalam waktu sekejap pasangan keluarga Fernando meledakkan tawa yang mungkin bisa didengar oleh seluruh tembok di lorong itu.

“Hei, siapa yang bisa meminjamkan uang padamu yang tidak berguna itu!” Nyonya Fernando berkata dengan penuh nada penghinaan.

“Walau kamu sudah meminjam uang dan membayar biaya pengobatan Kaesha, di sini hanya aku yang berhak menentukan putrimu bisa diobati atau tidak di rumah sakit ini. Direkturnya adalah temanku.” Tuan Fernando menambahkan.

“Aku adalah ayahnya Kaesha, kalau kalian lupa.” Reyhan mengepalkan tinjunya dan membantah.

Saat situasi sedang memanas, seorang pria paruh baya dengan setelan jas mahal muncul untuk menampakkan dirinya. Dia terlihat sangat cakap dan sopan, tampaknya dia bukanlah orang sembarangan.

Kemudian, di belakangnya muncul 3 orang berjas hitam sambil membawa satu set peralatan medis yang baru.

Setelah itu, ada 2 orang staf medis berjas putih mengekor di belakang.

“Keluarga pasien Kaesha Anindya Sunarya?”

Tuan Fernando bisa melihat sekilas bahwa orang ini tidak biasa, kemudian berjabat tangan dengan sopan sambil berkata, “Aku kakek dari pasien, maaf, anda dengan siapa?”

“Saya Farzan, pengacara Sunarya Group.” Pria paruh baya itu selesai bicara dan menepuk tangannya.

“Ini adalah peralatan medis paling canggih di dunia yang khusus didatangkan dari luar negeri. Dan ini adalah staf medis yang paling profesional khusus untuk mengobati Nona Kaesha.” Kata Farzan lagi.

Ketika mendengar ini, Allesia dan kedua orang tuanya saling bertatapan dan tercengang.

Allesia bertanya dengan penuh kepanikan, “Tuan Farzan, siapa yang memberikan semua ini?”

Farzan menatap Reyhan yang sedikit mengerutkan kening tanpa menunjukkan kesan dan berkata, “Keluarga Sunarya.”

“Keluarga Sunarya?”

Siapa keluarga Sunarya ini? Setahunya Reyhan juga memiliki nama belakang Sunarya, tapi tidak mungkin dia dari keluarga kaya.

Reyhan menatap tajam ke arah Farzan, seolah berbicara dengan tatapan nyalang bahwa Farzan tidak boleh membuka indentitasnya.

Kemudian Farzan hanya tersenyum dan berkata sambil melirik Reyhan, “Aku hanya mengantarkan barang dan tidak tahu apa-apa lagi.” Setelah itu dia pergi meninggalkan mereka.

Untuk sementara, semua orang terdiam, lalu Tuan Fernando membawa anak dan istrinya pergi dengan perasaan muram serta penuh tanda tanya.

Sesaat kemudian, dering telpon dikantungnya menggema, Reyhan langsung pergi keluar dari ruangan tersebut. Di bangku ruang tunggu, ia mengangkat telepon dengan perasaan tegang. Nomor ini, sudah 5 tahun tidak pernah menghubunginya.

"Rey, bagaimana kabarmu? Apa semuanya baik-baik saja?" Seorang pria tua dengan suara serak menyapa di seberang sana.

Tubuh Reyhan menegang, lalu dengan suara yang ditahan, ia berkata, “Setelah apa yang kalian lakukan hari ini untukku, jangan pernah berharap aku akan kembali untuk mewarisi Sunarya Group.”

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dion Alison
lanjut thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status