Reyhan sepenuhnya mengabaikan pesan itu, tekadnya sudah bulat untuk tidak kembali pada keluarga Sunarya selama ibu tirinya itu masih ada di sana.
Kali ini fokusnya hanya pada masalah yang kini terjadi di depan, pernikahan kontrak yang ia setujui dengan Elaine seolah boomerang untuknya.
Sejak tadi otak William berdengung, dia kemudian sekali lagi bertanya, “Tuan, siapakah kamu?”
“Dia adalah suamiku.” Elaine melirik Reyhan dan meraih lengan pria itu, “Tuan William, apakah anda ingin mengucapkan selamat atas pernikahan kami?”
“Kalau begitu, aku harus mengucapkan terima kasih padamu.”
“Menikah? Ucapan?” Ekspresi William tiba-tiba berubah, seolah teringat sesuatu, dia tiba-tiba menoleh dan matanya sudah menunjukkan kemarahan, “Paman Albert, Bibi Diana, apa maksudnya ini?”
“Tuan William, bukan …” Wajah Albert memucat dan dia nyaris tidak bisa tersenyum. “Jangan salah paham, Tuan William. Elaine menikah di luar negeri tanpa sepengetahuan kami, kamu baru saja tahu masalah ini.”
Ketika Albert berbicara, William sudah melihat akta nikah di atas lantai. Kedua orang di foto itu memiliki senyum bahagia di wajah mereka. Elaine dan pria di sampingnya benar-benar sudah menikah.
William akhirnya mengetahui siapa pria ini, wajahnya berubah, dia tertawa aneh dan suaranya sangat kesal.
“Tuan Albert, anda sungguh pandai berakting. Elaine adalah putrimu, bagaimana anda bisa tidak tahu kalau dia sudah menikah.”
“Anda tahu kan tujuanku datang ke sini? Aku mencintai putrimu dan berniat akan melamarnya sekalian hari ini. Tapi apa yang kalian lakukan? Menganggapku orang bodoh dan beraninya mempermainkan seorang William!”
Albert tercengang, lalu dia dengan cepat berkata, “Bukan begitu, Tuan William, dengarkan aku.”
Wanita yang ingin dia nikahi justru menikah dengan orang lain, William masih sangat marah sampai-sampai tidak ingin mendengar penjelasan dari siapapun.
“Tuan Albert, sekarang aku tahu bahwa nyalimu sudah sangat besar untuk mempermainkanku. Tahukah kamu apa konsekuensinya?”
“Uang yang kamu pinjam untuk menopang perusahaanmu agar tidak bangkrut, aku minta harus secepatnya dikembalikan. Dan untuk selanjutnya, aku punya 1001 cara untuk menghancurkan kalian!”
“Jika aku belum mati, jangan berpikir untuk mengembangkan usaha kalian lagi di kota ini. Aku akan pastikan kalian membayar semua karena telah membuatku marah!”
“Tidak! Tidak, Tuan William.” Albert menjadi panik, “Aku tidak setuju dengan pernikahan mereka, aku akan segera menyuruh mereka untuk bercerai dan Elaine akan menikah denganmu.”
“Menikah denganku? Apakah menurutmu aku pria yang kekurangan wanita?” William mendengus dingin, “Wanita bekas seperti putrimu, tidak layak untuk menghangatkan ranjangku!”
“Kelima istriku di rumah, bahkan tidak sebanding dengan putrimu yang sudah pernah ditiduri oleh pria lain.”
“Apa kamu pikir aku menikahi putrimu untuk dijadikan ratu di rumahku? Ketika aku bosan, aku tentu saja akan membuangnya. Jangan berpikir putrimu begitu berharga di depan mataku!”
Tubuh Albert gemetar dan wajahnya putus asa, “Tidak, Tuan William, apa yang kamu ucapkan hanya lelucon kan? Kerjasama keluarga kita sangat baik sejak dulu, masalah pinjaman itu, pasti akan aku lunasi secepatnya. Tapi, tolong jangan perlakukan kami seperti ini.”
William tentu saja tidak peduli dengan ucapan Albert, dia melihat ke arah Elaine dan Reyhan, lalu meludah dengan keras, “Cuuiihh!”
Tubuh Albert sudah melemas dan jatuh di lantai, satu tangannya memegang dada. Seolah jantungnya akan berhenti berdetak hari ini juga.
Kali ini runtuh sudah usahanya, semua dana yang kini beredar diperusahaannya adalah bantuan dari William. Begitu dia meminta dananya kembali, maka perusahaannya akan berhenti seketika.
Kerugian yang diderita perusahaan Albert dan Elaine juga tidak terhitung lagi.
“Suamiku, apa kamu baik-baik saja?” Diana sudah panik melihat jantung suaminya yang kumat lagi, dia bergegas untuk menenangkan dan memapahnya.
“Suamiku, jangan menakut-nakutiku, mari kita cari jalan keluarnya. Elaine pasti akan bercerai dengan bajingan itu, pasti!” Diana langsung memandang marah pada Reyhan, pria yang sejak tadi hanya diam saja.
Elaine juga sangat gugup saat ini, dia tidak menyangka skenario yang telah dia rancang berakhir menjadi malapeta untuk perusahaan yang telah dia bangun dari nol bersama sang ayah.
Elaine melirik ke arah Reyhan, pria yang bahkan akan bergantung hidup dengannya, bisa apa?
Melihat tatapan Elaine yang sedikit lesu, Reyhan pun memiliki niat untuk membantunya, paling tidak dia bisa meminta waktu pada William untuk mengembalikan uang yang dipinjam keluarga Elaine.
Reyhan pun mengejar William keluar, tapi pria itu sudah cepat menghilang dari pandangannya. Mobil yang dikemudikan William tidak bisa dikejar oleh Reyhan.
“Tuan muda!” Sebuah suara kembali terdengar memanggil, yang bisa memanggilnya seperti ini hanyalah orang-orang dari keluarga Sunarya.
Dan benar saja, Farzan sudah berdiri di belakangnya.
“Jangan ganggu aku lagi!” ketus Reyhan pada pengacara keluarganya itu.
Farzan berkata, “Tuan muda, bukankah keluarga istrimu sedang membutuhkan uang saat ini? Jika anda tidak membantu mereka, mungkin mereka sudah tidak bisa bertahan lagi di Jakarta.”
“Pergilah, aku bisa mengurusnya sendiri!” ujar Reyhan lagi, kemudian dia berlalu pergi.
Tapi mendadak dia ingin berkata lagi, dia membalikkan tubuhnya, “Katakan pada mereka, aku tidak tertarik dengan segala hal dari keluarga Sunarya.”
“Tapi, Tuan muda. Anda yakin akan mengurusnya sendiri? Sedangkan … maaf … anda bahkan saat ini hidup dengan uang yang diberikan oleh nona Elaine.”
Reyhan terpaku sejenak, kenapa Farzan bisa tahu?
Farzan lalu menyodorkan sebuah kartu bank berwarna hitam pada Reyhan, “Ada sejumlah uang dalam kartu ini yang dialokasikan oleh tuan besar untuk anda selama 6 tahun, ambillah!”
“Tidak peduli anda mau kembali atau tidak, tapi uang ini hak anda dan milik anda.”
“Satu lagi, ini adalah surat perusahaan yang sudah dipindahkan dan atas namakan anda. Tuan besar sudah mengatur semuanya, beliau tidak pernah tahu kapan Tuhan akan memanggilnya. Jadi sebelum terlambat Tuan besar ingin meminta maaf pada anda.”
Reyhan mendengar semuanya, tapi dia bahkan tidak melirik barang-barang yang diberikan oleh Farzan. Dia hanya mulai berpikir jika ayahnya sudah tua, haruskah dia kembali?
Farzan seolah mengerti keraguan Reyhan, dia kembali berkata, “Tuan muda boleh pikirkan dulu dengan baik, jika sudah berpikir matang, tuan bisa hubungi saya, dan saya akan bersedia membantu anda setiap saat.”
Sebelum pergi, Farzan menaruh kartu bank itu di genggaman Reyhan.
“Berapa jumlah uang dalam kartu ini?” ujar Reyhan ketika Farzan sudah sedikit menjauh darinya.
Hallo semua, selamat datang di karya pertamaku ya, semoga betah
“Tuan muda, uang dalam kartu itu cukup untuk membayar uang yang diberikan nona Elaine padamu. Juga cukup untuk membayar hutang keluarga mereka pada William.” Reyhan sangat terkejut, dia tidak pernah berpikir ada hari di mana dia akan bergantung pada keluarga Sunarya lagi. “Sekarang semua saham perusahaan sudah berada di bawah nama anda, besok anda sudah boleh pergi ke perusahaan untuk mengambil alih perusahaan.” “Rencananya lusa, tuan besar akan pergi ke German untuk menghabiskan masa tuanya. Makanya sebelum beliau pergi, anda sudah harus menandatangi hak waris kekayaan Sunarya Group.” Reyhan tidak berani percaya, ayahnya yang dulu bahkan tidak meliriknya ketika masalah 6 tahun silam terjadi, ternyata telah menginvestasikan banyak kekayaan untuknya. Setelah itu, Farzan berbalik pergi tanpa memberikan kesempatan pada Reyhan untuk berbicara. Setelah kepergian Farzan, Reyhan masih terpaku di tempat. Dia tidak tahu apakah dia boleh menerima semua uang dari keluarga Sunarya? Namun di
Wanita yang disebut ibu tadi pun menghampiri dan berkata, “Anakku, apa dia ini temanmu?”Gadis itu menganggukkan kepala, “Ya, dia teman semejaku, tapi nilai dia jauh lebih bagus dariku, wajahnya jauh lebih cantik, guru dan teman-temanku sangat menyukainya.”Rasa cemburu dibalik wajah gadis ini terlihat sangat jelas.Wanita itu melihat Kaesha sekilas, setelah itu tertawa sinis sambil menggendong anaknya, “Ada beberapa orang yang memang terlahir lebih baik, tapi juga ada seseorang yang berusaha sekeras apapun, mereka tetap hanya bisa hidup di kalangan bawah.”Wanita itu jelas memandang motor butut di depan Reyhan, dia sudah menduga motor itu pasti milik pria ini.Dia kemudian berkata lagi, “Sama seperti temanmu ini, nilainya bagus, bukan? Memangnya kenapa? Apa dia pernah naik BMW?”“Wajahnya cantik, memangnya kenapa? Apa dia pernah makan di restoran yang mahal?”“Dia disukai oleh guru dan teman-temanmu? Memangnya kenapa? Orang miskin tetaplah orang miskin.”“Jadi, ada beberapa orang di
Wanita reseptionis ini sedikit bingung, beli mobil? Benarkah? Apa dia merupakan pria kaya tersembunyi seperti yang sering dia baca dalam novel?Jangan-jangan memang benar seperti itu?Namun, pemikiran seperti ini, muncul sekejap di dalam kepalanya. Setelah itu dia tertawa, “Jangan macam-macam, orang yang pakaiannya tidak lebih dari 500 ribu, mana mungkin sanggup membeli mobil di sini.”“Kalau begitu, kamu tunggu saja karyawan magang. Mereka akan melayanimu dengan baik, sedangkan aku adalah staf senior, tidak layak melayani orang sepertimu.”Setelah bicara, wanita ini kembali mengangkat cermin kecil dan mendandani dirinya. Bekerja di klub mobil mewah, dia harus merias wajahnya sebaik mungkin. Kalau saja ada orang kaya yang menyukainya, maka dia bisa langsung terbang setinggi-tingginya.Satu orang wanita yang berpakaian sama dengan reseptionis itu datang, terlihat dari pakaiannya dia juga merupakan staf di klub ini.Wanita itu pun berkata, “Barusan, manager kita mendapatkan telepon, kat
Dia buru-buru turun setelah dihubungi oleh Farzan, salah satu temannya yang kini tengah mengabdikan diri sebagai pengacara di keluarga Sunarya.Tapi tak disangka orang yang paling dipentingkan oleh Farzan adalah pria muda yang biasa saja.“Apakah kita bisa melihat mobilnya sekarang?” Seperti biasanya, Reyhan malas berbasa-basi atau hanya berdiri membiarkan orang lain memandang jijik padanya.Walaupun manager tidak percaya, tapi wajah tampan pria di depannya ini sangat mirip dengan tuan besar Sunarya. Ditambah lagi tidak ada orang lain di tempat ini membuat rasa percayanya semakin meningkat.“Tuan muda, mari aku antar masuk untuk melihat mobil mana yang sesuai dengan kriteria anda.” Manager itu seketika menjadi sangat hormat dengan Reyhan.Dua orang staf wanita tadi juga melihat ini sangat terkejut dan kebingungan.Manager yang sehari-harinya sangat tegas, kenapa tiba-tiba berubah menjadi sesopan ini dengan pria yang baru saja mereka remehkan. Bahkan manager mereka nampak merendahkan d
Dengan sombong anak itu memandang Kaesha yang berdiri tidak jauh darinya, “Mamaku bilang, Kaesha adalah orang miskin, jadi kalian lebih baik jangan bermain dengan orang miskin. Kalian seharusnya main saja denganku.”Mendengar itu, semua teman-temannya mulai membahasnya, “Apa? Kaesha adalah orang miskin? Bagaimana bisa orang miskin bersekolah di sini?”“Kaesha, kamu sangat cantik, tapi sayangnya kamu adalah orang miskin. Aku jadi bingung apakah kita masih harus bermain dengannya atau tidak?”Mendengar bullyan teman-teman, gadis kecil itu merasa bangga.Tiba-tiba mobil milik keluarganya sudah masuk ke halaman, gadis kecil itu langsung berteriak, “Mamaku sudah datang, lihat mobil yang ia bawa!”Ibunya memarkir mobil, lalu turun untuk menghampiri anaknya. Tapi ketika dia berjalan, langsung saja sebuah mobil Rolls Royce melaju di sampingnya. Tatapan wanita itu penuh dengan rasa kaget.Dengan harga mobil itu, bahkan mobil BMW miliknya hanyalah barang rongsokan dan tidak ada harganya.Dia ju
“Elaine, Kaesha akan mengikutimu, ayo pesan!” Reyhan menyadarkannya dari keterkejutan.“Oh, i … iya! Kaesha, bagaimana kalau kita makan pasta, aku dengar pasta di sini sangat enak.” Elaine menambahkan.“Oh, pasta? Bukankah itu semacam mie?” tanya Kaesha penasaran, “Teman-temanku sering membawanya ke sekolah, tapi aku …” Dia tidak melanjutkan ucapannya.Reyhan kemudian berkata, “Besok, kamu akan membawa semua makanan yang kamu suka ke sekolah. Papa akan menyewa koki terbaik untuk memasak di rumah.”“Waah, benarkah?” Kaesha begitu gembira mendengar ini, tanpa pernah berpikir darimana ayahnya mendapatkan uang.Sedangkan Elaine kembali terperangah, baginya pria ini terlalu boros ketika memiliki uang. Dia justru ingin Reyhan menggunakan uang pemberiannya untuk modal usaha.Lalu, “Rey, apa ini tidak keterlaluan? Kalian hanya tinggal berdua, apa perlu sampai menyewa koki?” tanya Elaine.“Tidak apa-apa, paling untuk sehari dua hari.” Reyhan tersenyum.“Ngomong-ngomong, bagaimana keadaan perus
Reyhan lantas berjalan meninggalkan mereka, naik menggunakan lift menuju ke ruangan Farzan. Seingat Reyhan, ruangan Farzan berada di lantai 16, itu pun kalau tidak berubah, tepatnya berada di sebelah ruang ayahnya.“Tuan, ingin mencari siapa?” tanya seorang wanita yang diduga adalah sekretaris Farzan.“Ingin bertemu dengan Farzan, eemm maksudku tuan Farzan.”“Oh, tuan sedang ada di ruangannya, sebentar saya hubungi beliau dulu.” Wanita itu lalu menekan 3 nomor pada line telepon di depannya, setelah berbicara sebentar, dia langsung mengantar Reyhan menuju ruangan pria itu.“Tuan muda, silahkan masuk!” Farzan berdiri dengan sopan, bagaimana pun dia sedikit tahu tujuan kedatangan Reyhan hari ini, jadi sebentar lagi Reyhan adalah atasan tertingginya.Tanpa basa basi seperti biasa, Reyhan langsung duduk di atas sofa, memindai seluruh ruangan dengan matanya. Kemudian dia berkata, “Apa tuan Sunarya ada di kantor?”“Tuan muda, beliau bukan orang lain, melainkan papa anda.” Farzan sedikit tida
“Ada hubungan apa? Aku sudah menikah dengannya selama 2 tahun, apa dia putra keluarga Sunarya yang kaya raya itu? Jika iya, tidak mungkin aku tidak tahu!” Allesia berkata dengan setengah kesal. “Tapi pamanku mengatakan bahwa aku telah menyinggung seseorang barusan hingga dirinya di pecat dari Sunarya Group. Ini … sungguh aneh.” Devan merasa bingung, “Sampai di rumah aku akan dibunuh oleh pamanku, tidak ada lagi yang bisa kita banggakan, Allesia!” Allesia pun tak bisa berkata-kata, dia sungguh tidak tahu siapa yang mereka singgung hari ini, tidak mungkin Reyhan kan? Sementara, Reyhan masih berada di ruangan Farzan. Padahal sejak tadi Farzan ingin membawanya ke ruang CEO, tentu saja tempat yang berbeda dengan ruang tuan besar Sunarya. Reyhan menolak dan berkata, “Aku tidak akan sering datang ke sini, ada beberapa hal yang harus kamu tangani sendiri. Selain itu, jangan sampai ada yang tahu identitasku untuk saat ini, terutama Elaine.” “Paham?” ujar Reyhan dengan nada tinggi. Farzan