Share

6. KEMUNCULAN FARZAN

Reyhan sepenuhnya mengabaikan pesan itu, tekadnya sudah bulat untuk tidak kembali pada keluarga Sunarya selama ibu tirinya itu masih ada di sana.

Kali ini fokusnya hanya pada masalah yang kini terjadi di depan, pernikahan kontrak yang ia setujui dengan Elaine seolah boomerang untuknya.

Sejak tadi otak William berdengung, dia kemudian sekali lagi bertanya, “Tuan, siapakah kamu?”

“Dia adalah suamiku.” Elaine melirik Reyhan dan meraih lengan pria itu, “Tuan William, apakah anda ingin mengucapkan selamat atas pernikahan kami?”

“Kalau begitu, aku harus mengucapkan terima kasih padamu.”

“Menikah? Ucapan?” Ekspresi William tiba-tiba berubah, seolah teringat sesuatu, dia tiba-tiba menoleh dan matanya sudah menunjukkan kemarahan, “Paman Albert, Bibi Diana, apa maksudnya ini?”

“Tuan William, bukan …” Wajah Albert memucat dan dia nyaris tidak bisa tersenyum. “Jangan salah paham, Tuan William. Elaine menikah di luar negeri tanpa sepengetahuan kami, kamu baru saja tahu masalah ini.”

Ketika Albert berbicara, William sudah melihat akta nikah di atas lantai. Kedua orang di foto itu memiliki senyum bahagia di wajah mereka. Elaine dan pria di sampingnya benar-benar sudah menikah.

William akhirnya mengetahui siapa pria ini, wajahnya berubah, dia tertawa aneh dan suaranya sangat kesal.

“Tuan Albert, anda sungguh pandai berakting. Elaine adalah putrimu, bagaimana anda bisa tidak tahu kalau dia sudah menikah.”

“Anda tahu kan tujuanku datang ke sini? Aku mencintai putrimu dan berniat akan melamarnya sekalian hari ini. Tapi apa yang kalian lakukan? Menganggapku orang bodoh dan beraninya mempermainkan seorang William!” 

Albert tercengang, lalu dia dengan cepat berkata, “Bukan begitu, Tuan William, dengarkan aku.”

Wanita yang ingin dia nikahi justru menikah dengan orang lain, William masih sangat marah sampai-sampai tidak ingin mendengar penjelasan dari siapapun.

“Tuan Albert, sekarang aku tahu bahwa nyalimu sudah sangat besar untuk mempermainkanku. Tahukah kamu apa konsekuensinya?”

“Uang yang kamu pinjam untuk menopang perusahaanmu agar tidak bangkrut, aku minta harus secepatnya dikembalikan. Dan untuk selanjutnya, aku punya 1001 cara untuk menghancurkan kalian!”

“Jika aku belum mati, jangan berpikir untuk mengembangkan usaha kalian lagi di kota ini. Aku akan pastikan kalian membayar semua karena telah membuatku marah!”

“Tidak! Tidak, Tuan William.” Albert menjadi panik, “Aku tidak setuju dengan pernikahan mereka, aku akan segera menyuruh mereka untuk bercerai dan Elaine akan menikah denganmu.”

“Menikah denganku? Apakah menurutmu aku pria yang kekurangan wanita?” William mendengus dingin, “Wanita bekas seperti putrimu, tidak layak untuk menghangatkan ranjangku!”

“Kelima istriku di rumah, bahkan tidak sebanding dengan putrimu yang sudah pernah ditiduri oleh pria lain.”

“Apa kamu pikir aku menikahi putrimu untuk dijadikan ratu di rumahku? Ketika aku bosan, aku tentu saja akan membuangnya. Jangan berpikir putrimu begitu berharga di depan mataku!”

Tubuh Albert gemetar dan wajahnya putus asa, “Tidak, Tuan William, apa yang kamu ucapkan hanya lelucon kan? Kerjasama keluarga kita sangat baik sejak dulu, masalah pinjaman itu, pasti akan aku lunasi secepatnya. Tapi, tolong jangan perlakukan kami seperti ini.”

William tentu saja tidak peduli dengan ucapan Albert, dia melihat ke arah Elaine dan Reyhan, lalu meludah dengan keras, “Cuuiihh!”

Tubuh Albert sudah melemas dan jatuh di lantai, satu tangannya memegang dada. Seolah jantungnya akan berhenti berdetak hari ini juga.

Kali ini runtuh sudah usahanya, semua dana yang kini beredar diperusahaannya adalah bantuan dari William. Begitu dia meminta dananya kembali, maka perusahaannya akan berhenti seketika.

Kerugian yang diderita perusahaan Albert dan Elaine juga tidak terhitung lagi.

“Suamiku, apa kamu baik-baik saja?” Diana sudah panik melihat jantung suaminya yang kumat lagi, dia bergegas untuk menenangkan dan memapahnya.

“Suamiku, jangan menakut-nakutiku, mari kita cari jalan keluarnya. Elaine pasti akan bercerai dengan bajingan itu, pasti!” Diana langsung memandang marah pada Reyhan, pria yang sejak tadi hanya diam saja.

Elaine juga sangat gugup saat ini, dia tidak menyangka skenario yang telah dia rancang berakhir menjadi malapeta untuk perusahaan yang telah dia bangun dari nol bersama sang ayah.

Elaine melirik ke arah Reyhan, pria yang bahkan akan bergantung hidup dengannya, bisa apa?

Melihat tatapan Elaine yang sedikit lesu, Reyhan pun memiliki niat untuk membantunya, paling tidak dia bisa meminta waktu pada William untuk mengembalikan uang yang dipinjam keluarga Elaine.

Reyhan pun mengejar William keluar, tapi pria itu sudah cepat menghilang dari pandangannya. Mobil yang dikemudikan William tidak bisa dikejar oleh Reyhan.

“Tuan muda!” Sebuah suara kembali terdengar memanggil, yang bisa memanggilnya seperti ini hanyalah orang-orang dari keluarga Sunarya.

Dan benar saja, Farzan sudah berdiri di belakangnya.

“Jangan ganggu aku lagi!” ketus Reyhan pada pengacara keluarganya itu.

Farzan berkata, “Tuan muda, bukankah keluarga istrimu sedang membutuhkan uang saat ini? Jika anda tidak membantu mereka, mungkin mereka sudah tidak bisa bertahan lagi di Jakarta.”

“Pergilah, aku bisa mengurusnya sendiri!” ujar Reyhan lagi, kemudian dia berlalu pergi.

Tapi mendadak dia ingin berkata lagi, dia membalikkan tubuhnya, “Katakan pada mereka, aku tidak tertarik dengan segala hal dari keluarga Sunarya.”

“Tapi, Tuan muda. Anda yakin akan mengurusnya sendiri? Sedangkan … maaf … anda bahkan saat ini hidup dengan uang yang diberikan oleh nona Elaine.”

Reyhan terpaku sejenak, kenapa Farzan bisa tahu?

Farzan lalu menyodorkan sebuah kartu bank berwarna hitam pada Reyhan, “Ada sejumlah uang dalam kartu ini yang dialokasikan oleh tuan besar untuk anda selama 6 tahun, ambillah!”

“Tidak peduli anda mau kembali atau tidak, tapi uang ini hak anda dan milik anda.”

“Satu lagi, ini adalah surat perusahaan yang sudah dipindahkan dan atas namakan anda. Tuan besar sudah mengatur semuanya, beliau tidak pernah tahu kapan Tuhan akan memanggilnya. Jadi sebelum terlambat Tuan besar ingin meminta maaf pada anda.”

Reyhan mendengar semuanya, tapi dia bahkan tidak melirik barang-barang yang diberikan oleh Farzan. Dia hanya mulai berpikir jika ayahnya sudah tua, haruskah dia kembali?

Farzan seolah mengerti keraguan Reyhan, dia kembali berkata, “Tuan muda boleh pikirkan dulu dengan baik, jika sudah berpikir matang, tuan bisa hubungi saya, dan saya akan bersedia membantu anda setiap saat.”

Sebelum pergi, Farzan menaruh kartu bank itu di genggaman Reyhan.

“Berapa jumlah uang dalam kartu ini?” ujar Reyhan ketika Farzan sudah sedikit menjauh darinya.

Allina

Hallo semua, selamat datang di karya pertamaku ya, semoga betah

| 3
Komen (3)
goodnovel comment avatar
yani22kusuma
pinisirin sm emak tirinya rey...wkwkwk
goodnovel comment avatar
Linda Eldrich
Coba pikirkan baik2 Rey....
goodnovel comment avatar
Anni Juliani
ditunggu kelanjutannya kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status