“Tuan muda, uang dalam kartu itu cukup untuk membayar uang yang diberikan nona Elaine padamu. Juga cukup untuk membayar hutang keluarga mereka pada William.”
Reyhan sangat terkejut, dia tidak pernah berpikir ada hari di mana dia akan bergantung pada keluarga Sunarya lagi.
“Sekarang semua saham perusahaan sudah berada di bawah nama anda, besok anda sudah boleh pergi ke perusahaan untuk mengambil alih perusahaan.”
“Rencananya lusa, tuan besar akan pergi ke German untuk menghabiskan masa tuanya. Makanya sebelum beliau pergi, anda sudah harus menandatangi hak waris kekayaan Sunarya Group.”
Reyhan tidak berani percaya, ayahnya yang dulu bahkan tidak meliriknya ketika masalah 6 tahun silam terjadi, ternyata telah menginvestasikan banyak kekayaan untuknya.
Setelah itu, Farzan berbalik pergi tanpa memberikan kesempatan pada Reyhan untuk berbicara.
Setelah kepergian Farzan, Reyhan masih terpaku di tempat. Dia tidak tahu apakah dia boleh menerima semua uang dari keluarga Sunarya?
Namun dia berpikir kesusahaan yang dia alami selama 6 tahun terakhir dan penghinaan yang dia dapatkan di luar sana. Uang ini cukup untuk membayar harga dirinya yang telah runtuh selama 6 tahun.
Memikirkan ini, dia menggertakkan gigi dan segera kembali ke dalam.
Rumah keluarga Aditama masih sangat kacau, Albert masih duduk di sofa, namun napasnya sudah terlihat stabil.
Saat Reyhan masuk, Diana langsung berkata dengan nada tinggi, “Kamu … dasar sampah! Hari ini dia benar-benar sangat mempermalukan keluarga kita, kalau kamu tidak bercerai dengannya, mama akan bunuh diri, Elaine!”
“Ma, Mama pikir aku anak kecil yang bisa Mama takut-takuti? Ayo, Mama mau bunuh diri dengan cara apa? Elaine akan menontonnya!”
“Kamu …” Diana menggertakkan giginya, “Apa baiknya si sampah itu? Kenapa kamu tidak mau bercerai dengannya dan menikah dengan tuan William? Kalau kamu bisa menikah tuan William, keluarga kita tidak perlu mengkhawatirkan apapun.”
Elaine berkata, “Berhenti, aku tidak akan bercerai dengan Reyhan.”
“Kamu ini!”
Reyhan menghela napas dalam hati, ibu mertuanya sejak tadi terus saja meremehkannya. Jika ibu mertuanya tahu dia adalah pewaris Sunarya Group, maka seperti apa reaksi ibu mertuanya?
Namun Reyhan berniat untuk tidak memberitahu identitasnya pada siapapun, diam-diam membantu Elaine adalah pilihan terbaik saat ini.
Dia juga telah lama meninggalkan keluarga Sunarya, tidak tahu apa yang terjadi di sana selama beberapa tahun terakhir. Jika identitasnya terungkap, takutnya seseorang akan berniat jahat padanya.
Reyhan menundukkan kepala, berkata dengan nada pelan, “Ma, maaf, aku telah membuat kekacauan hari ini.”
Diana mendengus kesal, “Iya, kamu tidak hanya telah membuat kekacauan, tapi kamu masih tidak sadar diri untuk keluar dari rumah ini.”
Elaine buru-buru berkata, “Ma, kenapa kamu berbicara seperti itu, dia adalah menantumu.”
“Bullshiit! Aku tidak punya menantu miskin seperti dia!”
Elaine dengan tak berdaya berkata pada Reyhan, “Pulanglah dulu, aku akan bicarakan ini pada mama dan papa.”
Reyhan mengangguk dan berkata pelan, “Elaine, jaga dirimu.”
Mendengar ucapan Reyhan, tubuh Elaine menegang, selama 30 tahun umurnya, tidak pernah pria yang begitu terdengar tulus mengingatkannya untuk berhati-hati.”
Siang ini, Reyhan berencana akan mengurus kepulangan Kaesha. Gadis kecil itu sudah membaik dan ingin segera kembali ke sekolah.
Setelah mengurus beberapa administrasi, Reyhan lalu menenteng tas di satu tangannya dan menggandeng tangan Kaesha di tangannya yang lain.
Saat berada di depan pintu rumah sakit, seorang anak kecil turun dari sebuah BMW berwarna hitam, anak kecil itu ternyata mengenal Kaesha dan berkata, “Kaesha, sedang apa kamu di sini? Lihat, itu ibuku, dia sedang memarkir mobilnya, di mana mobilmu?”
Kaesha lalu memandang Reyhan dengan pandangan sayu penuh harapan.
Maaf ya, bab ini agak pendek, tapi next bab aku usahakan lebih panjang
Wanita yang disebut ibu tadi pun menghampiri dan berkata, “Anakku, apa dia ini temanmu?”Gadis itu menganggukkan kepala, “Ya, dia teman semejaku, tapi nilai dia jauh lebih bagus dariku, wajahnya jauh lebih cantik, guru dan teman-temanku sangat menyukainya.”Rasa cemburu dibalik wajah gadis ini terlihat sangat jelas.Wanita itu melihat Kaesha sekilas, setelah itu tertawa sinis sambil menggendong anaknya, “Ada beberapa orang yang memang terlahir lebih baik, tapi juga ada seseorang yang berusaha sekeras apapun, mereka tetap hanya bisa hidup di kalangan bawah.”Wanita itu jelas memandang motor butut di depan Reyhan, dia sudah menduga motor itu pasti milik pria ini.Dia kemudian berkata lagi, “Sama seperti temanmu ini, nilainya bagus, bukan? Memangnya kenapa? Apa dia pernah naik BMW?”“Wajahnya cantik, memangnya kenapa? Apa dia pernah makan di restoran yang mahal?”“Dia disukai oleh guru dan teman-temanmu? Memangnya kenapa? Orang miskin tetaplah orang miskin.”“Jadi, ada beberapa orang di
Wanita reseptionis ini sedikit bingung, beli mobil? Benarkah? Apa dia merupakan pria kaya tersembunyi seperti yang sering dia baca dalam novel?Jangan-jangan memang benar seperti itu?Namun, pemikiran seperti ini, muncul sekejap di dalam kepalanya. Setelah itu dia tertawa, “Jangan macam-macam, orang yang pakaiannya tidak lebih dari 500 ribu, mana mungkin sanggup membeli mobil di sini.”“Kalau begitu, kamu tunggu saja karyawan magang. Mereka akan melayanimu dengan baik, sedangkan aku adalah staf senior, tidak layak melayani orang sepertimu.”Setelah bicara, wanita ini kembali mengangkat cermin kecil dan mendandani dirinya. Bekerja di klub mobil mewah, dia harus merias wajahnya sebaik mungkin. Kalau saja ada orang kaya yang menyukainya, maka dia bisa langsung terbang setinggi-tingginya.Satu orang wanita yang berpakaian sama dengan reseptionis itu datang, terlihat dari pakaiannya dia juga merupakan staf di klub ini.Wanita itu pun berkata, “Barusan, manager kita mendapatkan telepon, kat
Dia buru-buru turun setelah dihubungi oleh Farzan, salah satu temannya yang kini tengah mengabdikan diri sebagai pengacara di keluarga Sunarya.Tapi tak disangka orang yang paling dipentingkan oleh Farzan adalah pria muda yang biasa saja.“Apakah kita bisa melihat mobilnya sekarang?” Seperti biasanya, Reyhan malas berbasa-basi atau hanya berdiri membiarkan orang lain memandang jijik padanya.Walaupun manager tidak percaya, tapi wajah tampan pria di depannya ini sangat mirip dengan tuan besar Sunarya. Ditambah lagi tidak ada orang lain di tempat ini membuat rasa percayanya semakin meningkat.“Tuan muda, mari aku antar masuk untuk melihat mobil mana yang sesuai dengan kriteria anda.” Manager itu seketika menjadi sangat hormat dengan Reyhan.Dua orang staf wanita tadi juga melihat ini sangat terkejut dan kebingungan.Manager yang sehari-harinya sangat tegas, kenapa tiba-tiba berubah menjadi sesopan ini dengan pria yang baru saja mereka remehkan. Bahkan manager mereka nampak merendahkan d
Dengan sombong anak itu memandang Kaesha yang berdiri tidak jauh darinya, “Mamaku bilang, Kaesha adalah orang miskin, jadi kalian lebih baik jangan bermain dengan orang miskin. Kalian seharusnya main saja denganku.”Mendengar itu, semua teman-temannya mulai membahasnya, “Apa? Kaesha adalah orang miskin? Bagaimana bisa orang miskin bersekolah di sini?”“Kaesha, kamu sangat cantik, tapi sayangnya kamu adalah orang miskin. Aku jadi bingung apakah kita masih harus bermain dengannya atau tidak?”Mendengar bullyan teman-teman, gadis kecil itu merasa bangga.Tiba-tiba mobil milik keluarganya sudah masuk ke halaman, gadis kecil itu langsung berteriak, “Mamaku sudah datang, lihat mobil yang ia bawa!”Ibunya memarkir mobil, lalu turun untuk menghampiri anaknya. Tapi ketika dia berjalan, langsung saja sebuah mobil Rolls Royce melaju di sampingnya. Tatapan wanita itu penuh dengan rasa kaget.Dengan harga mobil itu, bahkan mobil BMW miliknya hanyalah barang rongsokan dan tidak ada harganya.Dia ju
“Elaine, Kaesha akan mengikutimu, ayo pesan!” Reyhan menyadarkannya dari keterkejutan.“Oh, i … iya! Kaesha, bagaimana kalau kita makan pasta, aku dengar pasta di sini sangat enak.” Elaine menambahkan.“Oh, pasta? Bukankah itu semacam mie?” tanya Kaesha penasaran, “Teman-temanku sering membawanya ke sekolah, tapi aku …” Dia tidak melanjutkan ucapannya.Reyhan kemudian berkata, “Besok, kamu akan membawa semua makanan yang kamu suka ke sekolah. Papa akan menyewa koki terbaik untuk memasak di rumah.”“Waah, benarkah?” Kaesha begitu gembira mendengar ini, tanpa pernah berpikir darimana ayahnya mendapatkan uang.Sedangkan Elaine kembali terperangah, baginya pria ini terlalu boros ketika memiliki uang. Dia justru ingin Reyhan menggunakan uang pemberiannya untuk modal usaha.Lalu, “Rey, apa ini tidak keterlaluan? Kalian hanya tinggal berdua, apa perlu sampai menyewa koki?” tanya Elaine.“Tidak apa-apa, paling untuk sehari dua hari.” Reyhan tersenyum.“Ngomong-ngomong, bagaimana keadaan perus
Reyhan lantas berjalan meninggalkan mereka, naik menggunakan lift menuju ke ruangan Farzan. Seingat Reyhan, ruangan Farzan berada di lantai 16, itu pun kalau tidak berubah, tepatnya berada di sebelah ruang ayahnya.“Tuan, ingin mencari siapa?” tanya seorang wanita yang diduga adalah sekretaris Farzan.“Ingin bertemu dengan Farzan, eemm maksudku tuan Farzan.”“Oh, tuan sedang ada di ruangannya, sebentar saya hubungi beliau dulu.” Wanita itu lalu menekan 3 nomor pada line telepon di depannya, setelah berbicara sebentar, dia langsung mengantar Reyhan menuju ruangan pria itu.“Tuan muda, silahkan masuk!” Farzan berdiri dengan sopan, bagaimana pun dia sedikit tahu tujuan kedatangan Reyhan hari ini, jadi sebentar lagi Reyhan adalah atasan tertingginya.Tanpa basa basi seperti biasa, Reyhan langsung duduk di atas sofa, memindai seluruh ruangan dengan matanya. Kemudian dia berkata, “Apa tuan Sunarya ada di kantor?”“Tuan muda, beliau bukan orang lain, melainkan papa anda.” Farzan sedikit tida
“Ada hubungan apa? Aku sudah menikah dengannya selama 2 tahun, apa dia putra keluarga Sunarya yang kaya raya itu? Jika iya, tidak mungkin aku tidak tahu!” Allesia berkata dengan setengah kesal. “Tapi pamanku mengatakan bahwa aku telah menyinggung seseorang barusan hingga dirinya di pecat dari Sunarya Group. Ini … sungguh aneh.” Devan merasa bingung, “Sampai di rumah aku akan dibunuh oleh pamanku, tidak ada lagi yang bisa kita banggakan, Allesia!” Allesia pun tak bisa berkata-kata, dia sungguh tidak tahu siapa yang mereka singgung hari ini, tidak mungkin Reyhan kan? Sementara, Reyhan masih berada di ruangan Farzan. Padahal sejak tadi Farzan ingin membawanya ke ruang CEO, tentu saja tempat yang berbeda dengan ruang tuan besar Sunarya. Reyhan menolak dan berkata, “Aku tidak akan sering datang ke sini, ada beberapa hal yang harus kamu tangani sendiri. Selain itu, jangan sampai ada yang tahu identitasku untuk saat ini, terutama Elaine.” “Paham?” ujar Reyhan dengan nada tinggi. Farzan
Bau alkohol menguar dari tubuh pria tua itu, pria yang lebih pantas menjadi ayah Elaine. Dia merasa mual, tangan dan kakinya mendorong laki-laki itu, "Pergi, aku bukan pelacur!"Alat kelamin laki-laki itu ditendang, dia langsung jatuh. "Aih, perempuan yang seperti ini, aku suka. Datang kesini, masih bilang bukan pelacur, tidak ingin menjual bukan karena harganya belum cocok?”“Hargai sendiri, bagaimana?" Laki-laki itu mendekat lagi ke arah Elaine.Elaine menjadi kesal, langsung memegang tangannya, menggigit sekuat tenaga."Ah!" Laki-laki itu tidak menyangka Elaine berani menggigit orang, dia berteriak karena kesakitan, melambaikan tangan kemudian pergi.Menyingkir dari laki-laki cabul itu, Elaine berjalan sendirian di koridor yang remang. Terdengar suara mengejutkan dari kedua sisi kamar, bercampur dengan erangan yang berlebihan.Elaine mengerutkan alis, begini banyak kamar, bagaimana dia menemukannya?Tiba-tiba, ada seseorang yang menariknya dan mendorong dia ke tembok. Elaine terke