Share

4. AKTA NIKAH

Suara hening itu membuat Reyhan secara sepihak memutus panggilan.

Kali ini dia hanya ingin fokus untuk kesembuhan putrinya dan pernikahan kontraknya dengan wanita dewasa bernama Elaine.

Setelah tetangganya pergi, Reyhan melihat ke arah putrinya yang penakut di atas ranjang pasien.

Dia lalu tersenyum, berjalan mendekat dan mengusap kepalanya yang kecil dengan lembut sambil berkata, “Papa pasti akan berusaha menyembuhkanku kan?”

Tubuhnya yang mungil dan kurus sudah tidak kejang-kejang lagi sekarang, dokter telah menyuntikkan obat padanya, namun suhu tubuhnya yang panas masih belum juga turun.

“Papa, aku di sekolah tadi sangat patuh dan tidak ribut.”

Saat ini, gadis kecil itu langsung masuk ke dalam pelukan Reyhan dan mulai menangis, kemudian berkata dengan pelan, “Papa … Papa …”

Ketika Reyhan mendengar tangisan putrinya, hatinya hancur dan matanya memerah. Dia berjanji dengan uang yang Elaine berikan, dia akan memberikan kehidupan yang layak untuk putrinya, tidak akan membiarkannya menderita lagi.

Dua hari kemudian, Reyhan dan Elaine telah menikah secara sah di kantor agama. Tidak ada yang tahu, walinya pun adalah orang-orang yang dibayar oleh Elaine. Kini mereka sudah menjadi pasangan yang sah secara agama.

Elaine tidak ingin menunda waktu dan langsung membawa Reyhan pulang ke rumahnya untuk diperkenalkan pada kedua orang tuanya.

Villa milik keluarga Aditama berada di tengah kota, villa ini memiliki tiga lantai yang didekorasi sangat mewah. Halamannya sendiri berukuran sebesar lapangan sepak bola.

Di kota ini, orang yang mampu membeli villa seperti ini, pasti adalah orang yang sangat kaya. Selain kaya, mereka juga harus memiliki status yang cukup tinggi. Jelas keluarga Elaine juga adalah keluarga yang kaya raya.

Mobil sport yang dikemudikan oleh Elaine semakin mendekat, Elaine memilih menyetir mobilnya sendiri karena mengira Reyhan tidak bisa membawa mobil sport. Dia justru berniat untuk mengajari Reyhan perlahan-lahan nanti.

Yang Elaine tidak tahu bahwa, mobil sport milik Reyhan di mansion keluarga Sunarya tentu saja tidak bisa dihitung dengan jari, bahkan mobil yang sama dengan yang dibawa Elaine saat ini hanyalah barang rongsokan di rumahnya.

“Nona Elaine, tidakkah kita perlu membeli oleh-oleh untuk keluargamu? Ini adalah pertama kalinya aku berkunjung, aku rasa tidak mungkin datang dengan tangan kosong.”

Mobil sudah tiba, Elaine langsung berkata, “Sudah terlambat, lagipula keluargaku tidak membutuhkan apapun.”

“Oh.” Reyhan mengangguk, membuka pintu dan keluar dari dalam mobil.

Ayah Elaine bernama Albert, pria keturunan Belanda yang dinikahi nona besar keluarga Aditama yang tidak lain merupakan ibu kandung Elaine.

Albert berusia 50 tahun, dia sedang minum teh di teras dengan pakaian kasualnya. Ketika melihat putrinya datang, dia tersenyum dan mengangguk dengan senang.

Namun, Diana-ibu Elaine sedikit kaget melihat sosok pria yang berjalan di belakang putrinya, kelihatannya dia bukan pengawal yang disewa Elaine.

Kedua orang tua itu sepenuhnya mengabaikan keberadaan Reyhan, seolah Reyhan tidak memiliki kesempatan untuk memperkenalkan diri.

“Elaine, karena kamu sudah pulang, mama sudah menyuruh pelayan untuk menyiapkan hidangan favoritmu. Tuan William juga sudah dalam perjalanan ke sini, dia baru pulang dari luar negeri. Kalian sudah lama tidak bertemu.”

“Tuan Wiiliam, untuk apa dia ke sini?” Wajah Elaine menjadi dingin, matanya langsung melotot tajam.

"Tentu saja, papa yang mengundangnya langsung ke sini," ucap Albert sambil menghirup tehnya tanpa melihat ke anak perempuannya sama sekali.

Elaine mengepalkan tangannya. Ego ayahnya telah membuat dirinya terpasung pada perjodohan bodoh!

“Papa, kamu selalu ingin mengontrol pernikahanku kan? Apakah anak gadismu ini pantas bersanding dengan pria yang seumuran dengan ayahnya?”

Albert menegang, tak pernah sebelumnya putrinya ini meninggikan suaranya.

“Aku sudah punya pilihan sendiri, aku sudah menikah. Perkenalkan suamiku, Reyhan Adipati Sunarya!”

Menikah?!

Diana dan Albert seketika berdiri. Mata keduanya nyalang menatap putri mereka yang tiba-tiba membawa kabar begitu mengejutkan.

Namun, ekspresi Albert sempat mengendur kala mendengar nama Sunarya. Pikirannya bergerak cepat, apakah Sunarya keluarga super kaya itu?!

Tapi ketika ia menatap Reyhan dari ujung rambut sampai ujung kepala, ia segera menepis segala pikiran-pikiran yang dianggapnya bodoh dan tak masuk akal itu.

Sementara Reyhan yang telah disebut namanya, buru-buru melangkah maju untuk memperkenalkan diri, “Om, Tante, perkenalkan Reyhan.”

Tangan Reyhan terulur ke depan, namun...

Plak!

Tangan Reyhan dihempaskan begitu saja oleh Albert yang kadung marah pada putrinya.

Elaine lantas memecah suasana dan berkata lagi, “Reyhan, jangan panggil mereka om dan tante, panggil saja papa dan mama, kamu adalah suamiku, mulai saat ini kedua orang tuaku adalah orang tuamu juga. Bukan begitu, Pa, Ma?”

“Baik, aku mengerti,” ujar Reyhan.

Albert dan Diana sudah tidak bisa diam lagi, wajah mereka sudah membiru. Pada dasarnya mereka juga tidak ingin memaksa Elaine untuk menikahi pria tua, tapi melihat suami yang dipilih putrinya, mereka seperti ingin mati hari ini.

Dilihat dari sudut manapun, di mata mereka Reyhan sangat tidak pantas dengan putrinya. Tidak ada barang bermerek di tubuhnya, sudah jelas pria ini tidak berasal dari lingkungan mereka, apalagi memiliki perusahaan.

“Pa, Ma, maaf pernikahan kami begitu mendadak.” Reyhan berusaha memainkan perannya.

“Kamu … kamu memanggil kami apa? Apa aku tidak salah dengar?" Albert masih tidak bisa menerima kejadian di depannya ini.

“Aku adalah suami Elaine dan menantu laki-laki kalian, tentu saja aku harus memanggil kalian papa dan mama. Aku juga tidak boleh memanggil om dan tante, jika tidak, Elaine akan marah padaku.”

Wajah kedua orang tua itu langsung memerah menahan malu. Seketika, Albert sudah mengepalkan tinjunya.

Elaine yang berada di samping sangat senang melihat akting Reyhan, dia tidak menyangka pria yang dinikahinya sangat pintar membaca situasi.

Tubuh Albert dan Diana gemetar karena marah, mereka menggertakkan gigi, darimanakah putrinya menemukan orang bodoh seperti ini, ini gila dan tidak bisa dibiarkan!

“Elaine!” Albert adalah orang yang pertama bereaksi, suaranya meledak seperti bom, “Apakah ini menarik? Apakah pernikahan adalah sesuatu yang bisa kamu permainkan? Siapa sebenarnya pria yang kamu pungut ini?”

Mendengar ini, Elaine lalu berdehem dengan serius, “Pa, Ma, aku dan Reyhan sudah berpacaran selama 3 tahun dan memutuskan untuk menikah di kantor agama. Kami sama seperti pasangan pada umumnya, saling mencintai dan menikah, apa itu salah?”

"Salah?! Tentu saja salah Elaine! Bagaimana bisa kamu sekonyong-konyong berbuat sembrono seperti itu?!" Diana tak bisa lagi menyembunyikan rasa frustasinya.

Elaine hanya menarik nafas panjang, lalu menatap kedua orang tuanya dengan serius.

“Pokoknya mulai sekarang, dia adalah menantu kalian dan kita adalah satu keluarga.”

“Elaine! Jangan bercanda kamu!” Albert langsung berteriak marah, “Jangan berbohong pada orang tua, bahkan jika kamu tidak ingin dijodohkan, kamu juga tidak boleh berbohong dengan cara ini. Pria ini, dia bahkan tidak layak bersanding denganmu!”

“Tidak percaya?” Elaine berbalik dan melihat Reyhan, “Suamiku, bisakah kamu menunjukkan pada mereka?”

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Be Fros
seperti buku2 yg lain pd umum'nya(nama kebarat-baratan,cerita kecina-cina'an)..MEMBOSANKAN!
goodnovel comment avatar
Dion Alison
recommended
goodnovel comment avatar
Anni Juliani
seru ceritanya,kapan tuan muda buka indentitas nya hehehheh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status