Share

Bab 5. Katherine dan rencananya

"AKU ADALAH KATHERINE! SAHABAT VICTORIA! WANITA YANG KAU REBUT SUAMINYA! DASAR JALANG KECIL TAK TAHU MALU!" teriak wanita cantik bertubuh seksi, yang kini berada di hadapan Annabele.

Annabele merapikan rambutnya yang acak-acakan karena ditarik Katherine tadi. Pandangan matanya nyalang! Napasnya memburu karena amarah.

"Oh, wanita tua itu memanggil temannya, karena dia tak bisa menghadapi diriku sendiri?!" Senyum sinis tersungging di bibir Annabele.

"Kau benar-benar meminta mulutmu dirobek saat ini juga, ya!" balas Katherine sambil berusaha menjambak rambut Annabele lagi. Namun, dengan sigap Annabele menghadang tangan Katherine.

Kini, keduanya malah terlibat jambak-jambakan.

Victoria yang baru saja tiba, terkejut mendapati perkelahian antara Anabelle dan Katherine. Bergegas Victoria memisahkan kedua wanita yang sedang terbakar api amarah itu.

"Katherine! Apa yang kau lakukan di sini?!" tanya Victoria dengan wajah penuh kekhawatiran.

Pandangan Katherine tak beralih sedikitpun dari wajah Annabele. Begitu juga sebaliknya.

"Aku ingin memberi pelajaran pada wanita yang sudah membuat sahabatku menderita!" jawab Katherine dengan napas memburu.

Victoria mengusap keningnya perlahan, sembari menutup mata. Dia tak menyangka, jika curhatannya pada Katherine semalam, membuat wanita itu langsung menghampiri Annabelle siang ini.

"Katherine, tenanglah! Jangan bertindak gegabah!" nasihat Victoria, menenangkan Katherine.

"Bagaimana aku bisa tenang melihat sahabatku menderita?!" timpal Katherine.

"Heh! Kau hanya perhatian pada temanmu yang tidak tahu sopan santun ini, tapi kau tidak peduli padaku yang adalah korban! Akan aku laporkan kau dan temanmu pada polisi sebagai tindak kekerasan!" ancam Annabele.

Seketika, Katherine melayangkan tangannya kembali dan menampar Annabele. "Ini untuk kelancanganmu! Kau masih muda, jadi perlu diajar sopan santun!"

Annabele meringis kesakitan karena tamparan Katherine. Bukan hanya nyeri saja, malu pun dia rasakan karena dia menganggap Katherine telah menginjak-injak harga dirinya di depan Victoria.

"Jangan pernah mengancamku dengan membawa-bawa polisi! Kau tidak tahu siapa aku! Aku bisa memasukkanmu ke dalam penjara saat ini juga!" ucap Katherine serius, dan membuat nyali Annabele menciut seketika.

Namun, nyali Annabele kembali meninggi saat melihat mobil Liam memasuki area parkir di rumah. Bergegas Annabele berlari ke arah pintu sopir, dan mengetuk cepat kaca jendela mobil.

"Buka, Liam! Cepat buka pintunya!" teriak Annabele dengan air mata yang telah berderai di pipinya.

"Kau kenapa Annabelle? Apa ada sesuatu yang mengganggumu?! tanya Liam buru-buru keluar dari mobil, sambil menatap wajah Annabele, dimana sebelah tangannya sedang memegang pipinya.

"Wanita itu!" Annabele menunjuk Katherine dengan anggukan dagunya. "Dia telah menamparku berulang kali, sayang! Dia juga menjambak rambutku hingga putus beberapa helai!"

Mata Liam melotot mendengar pengakuan Annabelle. Bergegas Liam mendekati Katherine dan Victoria di ruang tamu.

"APA MAKSUDMU MELAKUKAN HAL ITU PADA ANNABELE, KATH!" bentak Liam sambil memukul daun pintu, mengejutkan Victoria dan Katherine.

"Liam, dengar dulu! Kau harus mendengar penjelasan Katherine!" jawab Victoria yang telah berdiri menghadang Liam menuju ke sofa, tempat Katherine duduk.

"Jangan menghalangiku, Vic! Atau kau juga akan kena akibatnya!" ancam Liam dengan wajah memerah.

Katherine bangkit dari duduk dan menggeser tubuh Victoria. Dia mengangkat dagunya tinggi, sambil melipat tangan.

"Kenapa kau ingin bertemu denganku? Menjelaskan tentang wanita pelacurmu itu?!" sindir Katherine sambil membuang pandangan ke arah Annabelle yang berada di belakang Liam.

"Jangan lancang, Kath! Kau hanya tamu di sini! Saya bisa mempolisikan dirimu, karena membuat keributan di rumah ini" ucap Liam.

"Dia bahkan mengancam akan membunuhku, Liam! Benar-benar wanita barbar, bukan?!" Annabele tak mau kalah, mengompori Liam dari balik punggung pria itu.

"Victoria, bawa temanmu keluar dari rumah ini, sekarang juga!" perintah Liam.

Victoria menatap Katherine, dan segera mengajaknya ke dalam kamar. Bukan keluar rumah! Tentu saja, hal ini memancing amarah Liam lebih banyak lagi. Tapi, Liam hanya bisa menggeram.

"Sayang! Kenapa kau biarkan wanita barbar itu di dalam rumah kita! Bisa saja dia melakukan hal aneh padaku!" Annabele merengek di bawah dagu Liam.

"Tidak akan, sayang! Ada aku di sini! Dia tak akan berani!" jawab Liam dengan pandangan masih mengarah pada Victoria dan Katherine yang berjalan masuk ke dalam kamar.

Katherine duduk dengan gusar di atas kasur. Dia tak bisa menahan amarah, kebencian, dendam pada Liam dan Annabele. Dia tak habis pikir, kenapa Victoria masih betah tinggal di neraka yang diciptakan Liam dan perempuan ular itu.

"Ini, minumlah dulu," ucap Victoria sembari menyerahkan segelas susu murni pada Katherine.

Wanita cantik berkulit cokelat dan bermata amber itu segera menerima pemberian Victoria. Dalam sekejap, Katherine sudah meneguk habis susu itu.

"Tenangkan dirimu dulu, Kath," imbuh Victoria sembari meletakkan gelas di atas nakas.

"Vic, aku tidak bisa tenang saat melihat kedua binatang itu bertindak tak adil padamu!" umpat Katherine. Kedua tangannya memegang pundak Victoria.

Menghela napas panjang, Victoria memahami apa yang dibicarakan Katherine. Katherine menginginkan perceraian! Dia mau Victoria pergi dari rumah Liam. Dan dia akan dengan senang hati menerima Victoria kapanpun Victoria datang.

"Aku masih berjuang, Kath ...." lirih Victoria.

Katherine merebahkan tubuh bak gitar Spanyol-nya di atas kasur. Dia juga merentangkan kedua tangannya.

"Kalau aku jadi kau, sudah dikebiri mereka berdua!" ucap Katherine gemas.

Katherine kembali teringat pada wajah Annabele saat dirinya menjambak rambut wanita itu. "Aku cukup puas karena dia telah menerima hukuman dariku, meski hanya hukuman kecil!"

Victoria masih terdiam, membuat Katherine kembali bangkit dan duduk menghadapnya. Katherine meraih kedua tangan Victoria seraya menggenggamnya dengan erat.

"Jangan terlalu baik pada mereka berdua! Biarkan dirimu bahagia, Vic! Kau pantas bahagia!" Tatapan Katherine sangat jelas menunjukkan keprihatinan sekaligus sayang yang tulus pada sahabatnya ini.

Victoria menggelengkan kepalanya perlahan. "Kau tahu jika aku sangat mencintai Liam."

"Bahkan, sekalipun dia menghinamu, menyakitimu tanpa memedulikan perasaanmu?!" cecar Katherine.

"Maaf, Kath ...." jawab Victoria pelan.

Katherine tak dapat menahan tangisnya. Segera dia memeluk Victoria.

"Kau bodoh, Vic! Sangat bodoh! Tapi, kau adalah sahabatku! Aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian!"

Victoria pun tak dapat menahan haru atas perhatian tulus dari Katherine. Dia membalas pelukan Katherine dan menangis bersama sahabatnya itu.

"Aku akan membantumu dengan caraku! Aku punya rencana!" ucap Katherine sembari melepaskan pelukan. Ditatapnya Victoria dengan penuh keseriusan.

"Apa maksudmu, Kath?" tanya Victoria tak memahami ucapan Katherine.

"Aku akan mencarikan lowongan pekerjaan untukmu! Kau harus bekerja! Ciptakan kehidupanmu sendiri! Hasilkan uang sendiri! Rawat dirimu! Dan temukan pria lain yang lebih baik dari laki-laki kurang ajar itu!" jawab Katherine. Matanya bak memancarkan api semangat.

Victoria menggigit bibir. Dia suka dengan ide Katherine, tapi dia cukup gelisah. Dia mengingat jika usianya sudah tidak muda lagi. Selain itu, dia hanyalah tamatan SMA. Pengalamannya pun hanya sebagai kasir salah satu restoran di kota London. Apa dia bisa mendapat pekerjaan di usianya yang sudah 30 tahun?

"Apa mungkin aku masih bisa mendapat pekerjaan dengan penampilan seperti ini?" tanya Victoria ragu-ragu sambil melihat tubuhnya dari pantulan cermin di lemari.

Katherine mengangguk mantap. "Pasti bisa! Lagipula, aku punya kenalan seorang pria yang bisa memberimu pekerjaan di restoran! Dia pasti bisa membantumu!"

Mengerutkan kening, Victoria penasaran siapa yang dimaksud Katherine. Dan, Katherine menyunggingkan senyum misterius yang membuat Victoria sulit menebak siapa orang yang dimaksud.

"Dia adalah pria yang sangat tampan!" ujar Katherine.

"Lalu? Siapa namanya?" tanya Victoria dengan sebelah alis terangkat.

"Namanya adalah ...."

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status