Share

Bab 3. Siapa pemilik rumah sakit ini?

"Bodohnya kau, Victoria! Bisa-bisanya tangisanmu malah dilihat pria lain yang tidak kau kenal!" umpat Victoria dalam hati. Dia berjalan cepat menyusuri lorong rumah sakit.

"Huh! Semoga saja dia hanya pasien yang jarang berobat ke rumah sakit ini! Dan tidak mengetahui bahwa aku adalah istri salah satu dokter di sini! Dan semoga dia bukan pasiennya Liam!" ucap Victoria pelan dengan gigi saling merapat.

Victoria menuju ke apotik untuk menebus resep yang diberikan dokter Christall. Dengan cepat dia mengambil tempat di sebelah seorang wanita tua untuk menunggu. Sembari menanti namanya dipanggil, Victoria menyelonjorkan kakinya, dan memberi pijatan ringan pada pundaknya.

Ketika mengantri gilirannya, Victoria melihat direktur rumah sakit yang sangat dikenalnya. Tuan Hamish. Terlihat pria berumur itu tengah buru-buru menuju ke lift bersama beberapa dokter yang juga dikenal Victoria. Maklum saja, mereka adalah pimpinan dan teman dari sang suami.

"Apa ada sesuatu, sehingga mereka terlihat buru-buru?" gumam Victoria.

"Katanya, pemilik rumah sakit sedang melakukan inspeksi dadakan," ucap sang wanita tua di sebelah Victoria, karena mendengar ucapan Victoria barusan.

Victoria cukup terkejut mendengar jawaban sang wanita tua di sebelahnya. "Pemilik rumah sakit?"

Wanita tua itu menganggukkan kepala. "Tadi, saya mendengar pembicaraan para perawat. Katanya, si pemilik menyamar sebagai pasien, dan melakukan pemeriksaan atas kinerja mereka semua. Karena itu, mereka melayani dengan penuh keramahan. Padahal, terkadang mereka tidak memberikan senyum pada kami!"

Victoria menganggukkan kepala. Dia bertanya-tanya, seperti apa wajah si pemilik rumah sakit ini. Apakah masih muda, ataukah sudah berumur? Karena, saat pernikahannya dulu bersama Liam, si pemilik rumah sakit tidak hadir dengan alasan sedang berada di Indonesia untuk mengurusi bisnisnya yang lain.

"Tapi, sepertinya, saya tahu yang mana pria itu ...."Si wanita tua terkekeh dengan wajah penuh keyakinan.

Victoria mengernyit. Dia juga sangat penasaran seperti apa wajah pemilik rumah sakit. Bahkan, Liam pun pernah mengatakan bahwa dia juga belum pernah bertemu si pemilik rumah sakit ini. Hanya Tuan Hamish dan jajaran pimpinan departemen saja yang telah bertemu dengan si pimpinan, ketika rapat bulanan atau tahunan.

"Tapi, bagaimana Anda mengetahuinya, Nyonya?" tanya Victoria.

Wanita tua itu melirik Victoria sembari memamerkan senyum yang seakan mengatakan jika dia memiliki penilaian yang bagus tentang seseorang. "Karena dia tadi duduk di sebelah saya. Dia juga memegang sebuah buku kecil, dan sedang mengecek banyak hal. Saya tidak bisa melihat apa itu, tapi saya yakin itu adalah catatan penilaiannya."

Victoria menganggukkan kepala. Meski dia sendiri tidak yakin dengan perkataan wanita tua ini. Karena, bisa saja orang itu hanya pasien biasa yang sedang melakukan pekerjaannya, atau mungkin mengisi TTS sembari menunggu obat.

"Dan dia juga tidak sedang menunggu obat," imbuh si wanita tua, membuat Victoria terkejut seakan si wanita tua mampu membaca pikirannya barusan. "Setelah menulis sangat panjang, dia lantas pergi ke area lain."

"Berarti, bisa saja dia orangnya," balas Victoria agak setuju dengan pemikiran wanita di sampingnya ini.

"Ya, pasti!" ucap sang wanita tua mantap.

Tak berapa lama, si wanita tua beranjak dari tempat duduk, karena namanya telah dipanggil oleh apoteker yang bertugas. Setelah selesai menebus resepnya, si wanita tua melambaikan tangan pada Victoria, yang dibalas oleh Victoria.

"Ah, aku lupa bertanya pada nyonya itu, bagaimana rupa orang yang diduga sebagai pemilik rumah sakit. Mungkin saja, ini bisa menjadi pembicaraan hangat untuk diriku dan Liam," gumam Victoria sedikit menyesal.

Beberapa saat kemudian, nama Victoria dipanggil. Segera Victoria menerima obat untuk dirinya, dan berlalu meninggalkan rumah sakit. Dia berencana untuk tidak langsung pulang. Dia hendak mengambil waktu sesaat untuk menyegarkan pikiran dengan berjalan-jalan di pusat perbelanjaan. Namun, langkahnya terhenti ketika berpapasan dengan Liam. Keduanya sama-sama terkejut.

Liam segera menarik lengan Victoria untuk masuk ke dalam ruangannya. Dia belum menerima pasien, karena jatah liburnya. Jadi, dia tidak perlu khawatir jika ada yang akan masuk ke ruangannya.

"Apa yang kau lakukan di sini?! Dasar kau wanita gila! Apa kau ingin membongkar hubunganku dengan Annabele pada teman-temanku?!" Cengkeraman tangan Liam membuat Victoria merasa nyeri pada lengannya. Victoria meringis kesakitan, tapi Liam seakan tidak peduli.

"Lepaskan aku, Liam Harrison atau aku akan berteriak!" ancam Victoria, membuat Liam terpaksa melepaskan cengkeraman tangannya dengan sangat kasar.

"Katakan Victoria! Apa tujuanmu ke sini?! Kau pasti punya niat buruk, kan!" Telunjuk Liam terangkat di depan wajah Victoria. Liam masih juga menuduh Victoria.

Victoria menatap Liam dengan tatapan penuh rasa kasihan. Sebenarnya, dia kasihan pada dirinya dan juga Liam. "Apa sebegitunya kau tidak peduli padaku yang masih istrimu? Kau lebih peduli pada hubunganmu dengan wanita jalang itu, yang akan diketahui orang lain?! Apa kau takut nama baikmu tercoreng?!"

Liam mengacak rambutnya. Dia cukup frustasi menghadapi Victoria, tapi dia tidak bisa membentak Victoria saat ini. Dia tidak ingin terjadi keributan di rumah sakit.

"Bukankah kau libur? Kenapa kau tiba-tiba datang ke rumah sakit?!" selidik Victoria.

"Bukan urusanmu! Dan, jangan mengalihkan pembicaraan, Vic! Aku yang sedang bertanya lebih dahulu, bukan kau!" Liam mengepalkan tangannya dengan kuat.

Victoria tersenyum sinis. "Ah, apakah ini karena pemilik rumah sakit sedang melakukan inspeksi dadakan? Kau mungkin tiba-tiba datang, karena ingin memamerkan kinerjamu yang luar biasa padanya? Agar dia mempertimbangkanmu untuk menjadi pimpinan berikutnya?"

Liam tahu bahwa Victoria sedang meremehkannya. Tapi, dia juga terkejut karena Victoria mengetahui perihal si pemilik rumah sakit. Liam bertanya-tanya, apakah salah satu temannya yang mengatakan pada Victoria tentang hal itu?!

"Darimana kau tahu?! Siapa yang memberitahumu?!" tanya Liam dengan tatapan tajam pada Victoria.

Victoria mengamati kuku-kuku jarinya, seolah tak menghargai sosok Liam di hadapannya dan hal itu membuat Liam semakin kesal.

"Bahkan, tembok pun memiliki telinga dan mulutnya sendiri," jawab Victoria enteng. "Menurutmu, darimana aku tahu, Liam Harrison?"

Victoria membalas tatapan Liam tanpa takut sedikitpun. "Mengapa kau terlihat khawatir? Apakah kau takut reputasimu sebagai dokter dan suami idaman terbongkar?"

"Kau salah jika berpikir demikian! Aku tidak khawatir pada apapun! Ada atau tidak adanya pemilik rumah sakit itu, aku akan tetap naik jabatan!" jawab Liam penuh penekanan.

Victoria bisa melihat jika Liam yakin dengan ucapannya. Yang tidak Victoria paham, darimana Liam bisa begitu percaya diri bahwa dia akan menjadi pimpinan rumah sakit nantinya? Apakah ada sesuatu yang disembunyikan atau direncanakan Liam untuk menggeser posisi Tuan Hamish?

"Baguslah! Harusnya kau tidak perlu mempertanyakan kehadiranku di sini, jika kau begitu yakinnya bahwa aku bukanlah masalah!" ucap Victoria sembari mengangkat tumit, hendak melangkah ke arah pintu. Tapi, Liam segera mencekal pergelangan tangannya.

"Kau tidak akan pergi sebelum mengatakan tujuanmu ke sini!" geram Liam tak sabaran.

"Lepaskan aku, Liam Harrison! Atau aku akan -"

"Akan apa?! Berteriak?! Lakukanlah!" tantang Liam dengan wajah serius. "Kau harusnya sadar, jika aku bisa memutarbalikkan fakta, Vic! Ini area kerjaku!"

Victoria menggemeretakkan gigi. Matanya tiba-tiba memanas karena nyatanya, Liam tidak mengingat jika hari ini adalah jadwal kontrolnya. Padahal, dahulu Liam yang selalu mengingatkan Victoria untuk melakukan kontrol ke rumah sakit.

"Harusnya kau malu pada profesimu!" desis Victoria.

"Katakan dengan jelas Victoria! Jangan bertele-tele! Apa tujuanmu ke sini?!" desak Liam, semakin mengeratkan cengkeramannya.

Victoria merasa kesakitan. Dia berusaha melepaskan pergelangan tangannya dari cengkeraman Liam yang terasa kuat, hingga dorongan pintu yang terbuka membuat keduanya terkejut.

"Ada apa ini?!"

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status