Share

101

Dalam perjalanan menuju ke perusahaan aku tidak berani bersuara. Aku hanya menjawab setiap tanya yang dilontarkan Salman. Wajah merah padamnya terus terngiang di benakku. Bagai mana jika dia melampiaskan kemarahannya padaku karena Mas Agus sudah tidak ada?

“Kenapa diam saja? Tak suka suamimu aku bentak-bentak?” Terdengar Salman berbicara di sampingku.

“Bukan gitu, aku hanya takut melihat rautmu, kayak ... siap menerkamku.” Jujur aku mengakui perasaan di hati. Biar saja dia beranggapan apa padaku.

Terdengar lagi suara keluar dari mulut Salman, kali ini seperti dia sedang membuang napas. Kulihat dia memukul dadanya pelan.

“Kenapa? Kamu sakit?” tanyaku berubah cemas.

“Nggak, cuman terasa nyeri di sini.” Salman menekan dadanya dengan telapak tangan yang masih menempel di sana.

Kecemasanku kian bertambah ketika melihat dia meringis menahan sakit. “Kita ke rumah sakit dulu aja kalau terlalu sakit. Aku nggak mau nanti terjadi apa-apa sama kamu,” pungkasku ikut mengernyit. Aku paling ti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Eneng Nurjanah
hm...cepetn cerai,Selvi!sadar suami mu itu baik lagi karna kamu udah jadi CEO
goodnovel comment avatar
destroy_rin
Tdnya tertarik nak baca tp lihat smpai sini tak ada putusan cerai.. Masih jee brthan sm si pria tak tau diri.. Maaf skip deh thor sy bacanya
goodnovel comment avatar
MOON
perempuan kok menye2 sih. bukannya gak ksian tapi lu sendiri yg goblok
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status