Share

2. Dean's Magic

"Aduh! Gara-gara Marissa sama Qia, aku jadi penasaran kan sama Kak Dean." Darla menggerutu pelan, matanya tak lepas dari laptop di hadapannya yang menampilkan informasi tentang keluarga Gevariel.

"Keluarga Gevariel merupakan keluarga konglomerat nomer 1 di Asia. Tuan Rayden Gevariel dan Nyonya Auri Gevariel memiliki seorang putra bernama Dean Alston Gevariel. Kekayaan keluarga Gevariel saat ini diperkirakan sebesar $22.3 B." itulah yang tertulis di salah satu artikel yang Darla baca.

Ingin tahu reaksi Darla setelah membaca artikel tersebut? Mulutnya terbuka lebar dengan mata yang membulat sempurna. Awalnya dia penasaran dengan alasan Dean bisa seterkenal itu. Bukan hanya Dean, bahkan seantero sekolah mengenal keluarga Gevariel. Mereka selalu mengagung-agungkan keluarga tersebut. Dia tidak tahu kalau keputusannya untuk menggali informasi tentang Dean akan membuatnya terkejut.

Di artikel ini disebutkan bahwa keluarga Gevariel merupakan pengusaha di berbagai bidang. Selain pemilik sekolah yang ditempatinya sekarang -Moonlight Highschool-, keluarga Gevariel juga memiliki perusahaan di bidang furniture, perhotelan, kuliner, sampai real estate. "Oh my godness, kemana aja aku selama ini? Sampe gak tau ini semua."

"Darla! Mami masuk ya!" seru seseorang dari luar kamar Darla.

"Iya, Mi!"

Lalu, seorang wanita paruh baya yang masih cantik di usianya membuka pintu kamar Darla, "Lagi ngapain tuh?" tanya Serly, Mami Darla.

"Cuma lagi nonton film kok, Mi. Mami mau apa nih kesini?"

"Oh iya! Mami sampe lupa. Ini, ada paket buat kamu. Gak tau deh dari siapa." jawab Serly sambil menyodorkan sebuah kotak.

Darla menerima kotak tersebut. Dahinya mengernyit, merasa bingung siapa pengirim paket ini. Seingatnya, dia tidak memesan apapun dari online shop. Lalu, paket apa ini dan dari siapa?

"Mami mau lanjut masak dulu, ya." ujar Serly, tanganya mengusap rambut putri semata wayangnya. Darla menghela nafas, merasa lega karna Serly tidak bertanya apapun tentang paket ini.

Setelah pintu kamarnya tertutup, Darla membuka kotak tersebut. Di dalamnya, terdapat lagi sebuah kotak beludru berwarna navy. Dengan rasa penasaran tinggi, Darla membuka kotak beludru itu.

Matanya membola dengan sempurna saat melihat isi kotak beludru itu. Dengan tangan gemetar, dia meraih benda mahal tersebut.

Sebuah kalung berlian!

Ya, isi kotak beludru tersebut adalah sebuah kalung dengan bandul berlian berbentuk crown. Dengan sekali melihat pun, Darla bisa meyakini bahwa kalung ini memiliki harga setinggi langit.

Di dalam kotak tersebut, ternyata terdapat sebuah surat. Lagi, Darla dibuat terkejut saat membaca isi surat itu. Cewek dengan freckless itu merasa mendapat banyak keterkejutan dalam satu waktu.

"Beautiful necklace for beautiful girl. Anggap aja ini hadiah pertemuan kita. Hari ini gue ngerasa seneng bisa ketemu lo, gue jadi bisa percaya kalimat "angel in person" setelah ketemu lo. Hope you like it. And, be ready cuz you will be mine. Soon."

♡ || ♡ || ♡

Pagi ini, suasana ruang makan keluarga Gevariel tampak sedikit berbeda. Putra mereka yang dingin dan irit ekspresi tampak tidak berhenti tersenyum pagi ini.

"Bunda lihat kayaknya kamu lagi seneng banget?" tanya Auri, Ibu Dean. Dirinya merasa heran melihat putranya yang sedingin es itu terus tersenyum pagi ini.

Dean menatap Auri, "Bunda bentar lagi bakal punya menantu." ujarnya.

"Maksud kamu?" Rayden, ayah Dean ikut bertanya.

"Aku lagi suka sama seseorang, namanya Darla. Hari ini aku bakal jadiin dia milik aku." Dean berkata dengan serius.

"Darla? Darla Cherris Alexavier? Putri dari Azka Alexavier?" pertanyaan Rayden tersebut diangguki oleh Dean.

"Ayah tau dia?"

"Ayah kamu pasti tau. Ayahnya Darla itu rekan bisnisnya ayah kamu." kali ini Auri yang menjawab pertanyaan Dean. Perkataan Auri itu diangguki oleh Rayden.

Dean semakin tersenyum lebar mendengar itu, "Bagus, dong! Ayah sama Bunda harus setuju kalau Darla jadi pacar aku."

"Ayah sama Bunda sih setuju. Pertanyaannya, Darla mau gak jadi pacar kamu?" goda Auri. Sedangkan Rayden hanya menyimak. Dia memang irit bicara, persis seperti Dean.

"Darla pasti nerima aku. Mau atau enggak, Darla gak punya pilihan selain setuju buat jadi milik aku."

"Aku selesai. Yah, Bun, aku pamit. Mau jemput Darla." lanjut Dean. Dia menyalimi kedua orang tuanya sebelum benar-benar pergi.

"Anak kamu tuh, turunan kamu banget. Kalau suka sama cewek pasti possessive." gerutu Auri setelah Dean pergi. Rayden hanya tersenyum tipis dan memberi ciuman pada kening istrinya tersebut.

♡ || ♡ || ♡

"Mi! Pi! Aku berangkat dulu ya!" Darla berseru, cewek blasteran Indonesia-Amerika tersebut berlari menuruni tangga menuju ruang makan. Dia bisa melihat kedua orang tuanya yang sedang memakan sarapan mereka.

"Kamu gak sarapan dulu, sayang?" tanya Azka.

"Aku minum susu aja deh." kemudian Darla pun menegak habis segelas susu yang disiapkan oleh Serly.

"Nih, Mami bawain bekal buat kamu." Serly menyodorkan sebuah kotak bekal yang langsung diterima Darla.

"Kamu berangkat sama Pak Agung dulu, ya. Papi belum selesai." ujar Azka. Pak Agung adalah supir keluarga Alexavier.

Darla hanya mengangguk. Dia mencium pipi kedua orang tuanya. Lalu pamit, dirinya melangkah menuju garasi.

Belum sampai di garasi, Darla dibuat terkejut dengan kehadiran seorang cowok di pagar rumahnya. Cowok tersebut berdiri menyender di mobil mewah yang dia bawa.

"K-kak Dean?" cicit Darla. Dirinya melangkah perlahan mendekati cowok tampan itu.

"Hai, Darling." sapa Dean dengan nada datar, tapi tetap berhasil membuat jantung Darla seolah ingin keluar..

"Kak Dean ngapain disini?"

"Ngapain? Gue mau jemput cewek gue kesini."

"C-cewek Kak Dean? Siapa?" Darla bertanya dengan gugup.

"Lo. Lo cewek gue!"

Darla membelakak terkejut, "Maksudnya apa, Kak?"

"Denger, mulai detik ini lo cewek gue. Lo milik gue, and i won't let you go!" ujar Dean. Cowok itu mendekatkan wajahnya pada wajah Darla. Membuat Darla terhipnotis oleh tatapan tajam cowok itu.

"Tapi-"

"Gak ada tapi, Dar. Gue gak menerima penolakan apapun. Lo milik gue dan gue milik lo." potong Dean cepat.

Selanjutnya, Dean melakukan hal yang membuat Darla terkesiap. Cowok itu, Dean mencium pipi Darla. Membuat pipi dengan freckless itu memerah seperti tomat. Darla merasa tidak bisa bernafas untuk sesaat.

Mata Dean tertuju pada leher Darla yang terpasang sebuah kalung cantik, "Lo cantik pakai kalung itu. Gue suka."

"I-ini dari Kakak?" tanya Darla.

"Iya. Lo suka?" Dean balik bertanya.

"Suka. Tapi, apa ini gak kemahalan kak? Ini berlian loh."

"Cuma kalung berlian. Murah bagi gue. Yang mahal itu kebahagiaan lo." ujar Dean mengusap pipi Darla.

Lalu, Dean menarik tangan Darla dengan lembut. Membawa gadisnya menuju mobil. Cowok itu bahkan membukakan pintu untuk Darla.

Sedangkan Darla, cewek itu hanya menurut. Dia masih dalam keadaan terkejut. Otak cantiknya belum bisa mencerna apa yang terjadi pagi ini.

"Mulai hari ini, gue bakal antar-jemput lo kemanapun. Jangan berani pergi sendiri tanpa seizin gue." kalimat yang keluar dari bibir tipis Dean itu membuat Darla terkejut, lagi.

Entah tindakan apalagi yang akan Dean lakukan untuk mengejutkan Darla. Sepertinya mulai sekarang Darla harus bersiap menerima semua perlakuan Dean yang selalu sukses membuat jantungnya ingin meledak.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status