Share

6. Who is She?

"CIEE! YANG KEMARIN NGEDATE NIH! GIMANA? LANCAR?" teriak Marissa heboh saat melihat Darla memasuki kelas.

Teriakan Marissa tersebut menarik seluruh atensi murid yang berada di kelasnya. Membuat Darla meringis malu saat melihatnya.

"Aduh, pelan-pelan aja, Ris. Kan malu jadinya diperhatiin sama satu kelas." gerutu Darla saat sudah berada di hadapan Marissa.

Marissa hanya terkekeh. Dia menyedot susu kotak yang sedari tadi dia pegang. Selain pecinta Shawn Mendes, cewek itu juga sangat menyukasi susu kotak.

"Qia mana, Ris? Kok belum kelihatan?" tanya Darla saat menyadari teman sebangkunya itu tidak ada. Sedangkan Marissa, dia duduk di belakangnya bersama cewek bernama Fenty.

"Qia izin gak masuk. Dia mau pergi sama keluarganya, ada acara mendadak gitu katanya." jelas Marissa yang direspon anggukan oleh Darla.

Marissa menepuk bahu Darla, "Heh! Pertanyaan gue belum lo jawab. Gimana kemarin dating nya? Saya kepo loh."

"Gak gimana-gimana. Aku sama Dean kemarin diajak ke pantai. Terus, dia nembak aku secara normal gitu. I mean, dia ngungkapin perasaannya and he said 'Will you be my girl?'." jawabnya.

"ASTAGA! APA LO GAK PINGSAN, DAR?" seru Marissa.

Darla tertawa, "Lebay banget kamu!" ujarnya.

"Ck, lo mah. Kalau gue jadi lo, pasti gue udah meninggal karena keseringan baper. Cowok dingin kalau udah sweet, meresahkan banget, ya." ucap Marissa dramatis.

"Kamu sama Kak Niel aja. Mau?" canda Darla menggoda Marissa.

"Kak Niel emang sama-sama kulkas kayak Kak Dean, tapi gak menjamin Kak Niel bisa sweet juga. Lagian, Kak Niel mana mau sama gue." cibir Marissa.

"Aku sering perhatiin kalau Kak Niel itu sering natap kamu secara insten gitu, loh." ucapan Darla tersebut mampu membuat Marissa terkejut.

"H-hah? Maksud lo?" tanya Marissa dengan terbata-bata.

"Kalau kita lagi kumpul bareng, tatapan Kak Niel itu terus tertuju sama kamu. Maybe he loves you." jelas Darla.

Marissa menundukan kepalanya, menyembunyikan pipinya yang tiba-tiba memanas saat mendengar ucapan Darla tadi.

"Ris, aku kok pengen ketawa ya liat cewek bar-bar kayak kamu bisa blushing juga." goda Darla.

"S-siapa juga yang blushing? Gue biasa aja kok." sanggah Marissa.

"WOY! PAK BOHLAM DATENG!" teriak Andre si ketua kelas.

Pak Bohlam yang dimaksud adalah guru matematika bernama Ardi yang terkenal killer. Para siswa-siswi Moonlight Highschool memanggilnya Pak Bohlam dikarenakan kepalanya yang botak dan bulat seperti lampu bohlam.

Seluruh murid 10 Social 2 langsung bergegas duduk di tempat duduk masing-masing. Mereka takut akan dihukum jika mereka tidak ada di tempat duduk masing-masing.

"Pagi, anak-anak." sapa guru berkepala plontos itu.

"Pagi, Pak!" jawab serentak seluruh murid.

"Buka buku paket halaman 98. Bapak akan bahas materi itu hari ini."

Mereka pun melakukan kegiatan belajar mengajar dengan khidmat.

♡ || ♡ || ♡

Saat ini adalah jam pulang sekolah, para siswa-siswi Moonlight Highschool berhamburan keluar dari kelas mereka setelah penat dengan pembelajaran hari ini.

Dean dan Darla berjalan bersisian di koridor. Para murid cewek nampak terpesona dengan sosok Dean. Bahkan, ada beberapa murid cewek yang terang-terangan menyapa Dean sembari tersenyum genit.

Dean menanggapi cewek-cewek genit itu dengan muka datarnya. Dia tidak berminat untuk merespon sapaan genit mereka.

"Penggemar Kakak banyak banget, ya." celetuk Darla.

"Kenapa? Cemburu?" tanya Dean.

"E-enggak kok. Siapa juga yang cemburu." jawab Darla gugup.

Dean terkekeh, "Kalau gak jealous ya gak usah gugup gitu."

Darla mempercepat langkahnya, membuat Dean yang sekarang ada di belakangnya dibuat gemas. Tingkah gugup Darla membuat Dean ingin mengurung gadisnya itu.

Saat sudah berada di parkiran, seperti biasa Dean membukakan pintu mobil untuk Darla. Cowok dingin itu memiliki prinsip "Treat your girl like a Queen, so you'll be a King." Tapi, prinsip itu hanya berlaku untuk Darla seorang. Yes, the one and only Darla.

Perjalanan menuju rumah Darla diisi oleh alunan lagu Payphone by Maroon 5 dari radio mobil.

If "Happy Ever After" did exist

I would still be holding you like this

All those fairy tales are full of shit

One more fucking love song, I'll be sick

Bibir mungil Darla mengikuti alunan lirik lagu itu. Lagu ini memang menjadi lagu kesukaannya akhir-akhir ini.

"Lo suka lagu ini?" tanya Dean yang dijawab anggukan oleh Darla.

"This song told us about a love story with no happy ending." ujar Darla.

Dean menggenggam tangan gadisnya dengan sebelah tangannya, satu tangannya yang lain memegang kemudi, "I promise you 'happy ever after' will be exist for us."

"I wish." balas Darla.

Lalu, mobil Dean berhenti di pekarangan rumah Darla yang tampak sepi. Mungkin kedua orang tua Darla masih di tempat kerja masing-masing.

"Kakak mau mampir?" tanya Darla.

"Nanti aja, gue mau ngumpul sama temen-temen gue. Kalau udah selesai, gue main kesini." Darla hanya merespon ucapan Dean dengan anggukannya.

"Lo mau nitip sesuatu?"

"Boleh? Aku lagi pengen mie ayam."

"No more noodle. Bulan ini lo udah makan mie kan? Sekarang minta yang lain aja." perintah Dean tegas.

Darla mengerucutkan bibirnya, "Ya udah, aku titip martabak keju aja." pasrahnya.

Dean mengangguk, Darla pun turun dari mobil Dean, "Hati-hati, ya!" seru Darla saat mobil cowok itu mulai meninggalkan pekarangan rumahnya. Dean lalu membalas dengan membunyikan klakson mobilnya.

♡ || ♡ || ♡

"Vin, emang bener lo mau dijodohin?" tanya Fergie pada Galvin.

Saat ini Dean sedang berada di salah satu kafe bersama para sahabatnya. Galvin bercerita bahwa dia akan dijodohkan oleh keluarganya.

"Iya, anjir! Gue kaget banget pas tau siapa cewek yang dijodohin sama gue." ujar Galvin.

"Siapa?" tanya Dean.

"Maksud lo apa, bos?" Galvin balik bertanya.

"Ck. Lo dijodohin sama siapa?" ulang Dean dengan kalimat lebih lengkap.

"Sama temen cewek lo, bos! Gue tadi shock banget pas pertama tau."

"Yang mana?" Nielson tiba-tiba bertanya saat tau Galvin akan dijodohkan dengan teman Darla.

"Qiana. Tenang, bukan sama Marissa kok. Panik banget lo." jawab Galvin setengah menggoda.

Nielson mendengus malas, dia takut Marissa lah yang akan dijodohkan dengan Galvin. Ya, cowok itu menyukai Marissa si cewek bar-bar.

"Dua kulkas kita udah pada bucin ya sekarang. Gemes banget jadinya," ujar Fergie. Cowok itu merasa gemas pada kedua sahabat dinginnya yang sama-sama sedang kasmaran.

"Tapi, si Niel gak seberani bos yang langsung ngegas nembak ceweknya." seloroh Galvin.

"Gue lagi proses." balas Nielson.

"Proses apaan? Cuma ngelihatin dari jauh itu namanya proses?" cibir Fergie.

"Lo setuju sama perjodohan lo?" tanya Dean pada Galvin.

"Setuju. Sebenernya gue emang udah suka sama cewek itu dari pertama lihat dia." jawab Galvin.

"Anjir, cuma gue yang masih belum nemu pujaan hati." keluh Fergie.

"Gimana mau nemu pujaan hati, orang hati cewek lo mainin terus." sindir Galvin tegas.

"Sialan lo, gue tuh lagi menikmati masa muda aja." sanggah Fergie.

Dean dan Nielson hanya menyimak percakapan itu. Mereka terlalu malas mengeluarkan suara untuk ikut berkomentar.

Mengusir kebosanan, Dean mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kafe. Tiba-tiba matanya menangkap sosok yang sangat dia kenali. Sosok itu berada di pintu keluar kafe ini.

Jantungnya berdegup kencang. Sekelebat bayangan masa lalu hinggap di otaknya. Rasa sakit itu kembali terasa saat melihat cewek dari masa lalunya itu.

Tidak. Dean tidak memiliki perasaan apapun lagi pada cewek itu. Dean hanya kembali mengingat pengkhianatan yang cewek itu lakukan padanya.

Seketika mood Dean untuk menikmati sajian kafr ini hilang. Dia berdiri dari kursinya, "Gue pulang dulu." pamitnya.

"Kemana?" tanya Nielson.

"Rumah Darla." lalu Dean pergi meninggalkan kafe dengan perasaan kalutnya.

Dean mengemudikan mobilnya menuju rumah Darla. Saat ini dia sangat membutuhkam pelukan gadisnya. Pelukan cewek itu mampu menenangkan Dean.

Saat sampai di depan rumah gadisnya, cowok itu segera berlari keluar dari mobilnya.

Tok! Tok! Tok!

Dia mengetuk pintu rumah gadisnya. Tak lama, Darla keluar dengan pakaian rumahan dan muka yang tampak mengantuk.

"Kak Dean?"

Grep. Dean memeluk gadisnya tanpa aba-aba. Cowok itu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Darla.

"Eh? Kenapa nih?" tanya Darla heran.

"Nanti aja kalau mau nanya. Sekarang gue cuma mau peluk lo." balas Dean.

"Oke oke. Masuk dulu ya tapi, biar gak dilihatin orang-orang." Darla pun membawa Dean yang masih berada di pelukannya ini untuk masuk.

Setelah duduk di sofa rumahnya, Darla mengelus lembut rambut Dean, "Ini kenapa sih? Masa seorang Dean Alston Gevariel manja gini?"

"Manjanya sama lo doang, Dar."

Dean semakin mengeratkan pelukannya pada Darla. Menghirup dalam aroma tubuh Darla yang memabukannya.

"Udah mau cerita?" tanya Darla dengan tangan yang masih mengusap rambut tebal Dean.

"Gue ngelihat seseorang di kafe."

"Seseorang? Siapa emang?" tanya Darla dengan dahi yang mengernyit.

"Mantan gue, namanya Lolly." jawab Dean.

"Terus, Kakak masih suka sama dia?" Darla bertanya dengan nada yang sedikit lebih tinggi.

Dean menatap Darla tajam, "Sekarang gue cuma cinta sama lo. Jangan raguin itu." tegasnya.

"Ya terus kenapa sedih gini habis ngelihat dia?" sewot Darla.

"Gemes banget sih kalau lagi cemburu gini." Dean mencubit pipi Darla dengan gemas.

Darla menepis tangan Dean yang mencubitnya, "Awh! Sakit tau!"

"Denger ya, gue tuh gak sedih pas lihat dia tadi. Gue cuma kembali ingat rasa sakit yang dia kasih." jelas Dean.

"Do you wanna tell me story about you and her?" tanya Darla.

Dean mengangguk mantap. Dia mulai menceritakan masa lalu kelamnya bersama mantannya.

Flashback on.

"Sayang, pulangnya mau aku anterin gak?" tanya Dean pada cewek di hadapannya.

"Gak usah, kamu kan sekarang ada latihan basket katanya." jawab cewek itu yang bernama Lolly Zalvina Putri, yang tak lain adalah kekasih Dean saat itu.

Dean dan Lolly suda menjalin hubungan selama dua bulan. Mereka sama-sama berada di bangku kelas sepuluh saat itu. Lolly adalah cinta pertama Dean, begitu pula sebaliknya.

"Yakin? Kamu pulang sama siapa dong?" tanya Dean memastikan.

"Aku pulang sama temenku. Nanti aku kabarin kalau udah sampai apartemen." jawab Lolly.

"Oke. Jangan lupa kabarin, ya. Aku pergi dulu." Dean pun pergi meninggalkan Lolly untuk latihan basket bersama timnya.

Setelah memastikan Dean benar-benar pergi, Lolly meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang.

"Dia udah pergi, kamu cepet jemput aku ya, sayang." ujar Lolly pada seseorang di sebrang telepon.

Tak lama, seorang cowok berhenti di hadapan Lolly. Cowok itu tampak mengendarai motor ninja merah.

"Jack, akhirnya kita bisa berduaan." sambut Lolly pada cowok bernama Jack tersebut.

"Iya. Selama ini kamu sibuk sama pacar kamu itu." jawab Jack.

"Yang penting sekarang kita bisa berdua. Ayok, kita ke apartemen aku aja." ajak Lolly.

Mereka pun pergi menggunakan motor ninja merah milik Jack. Tangan Lolly melingkar sempurna pada pinggang Jack.

Satu jam kemudian...

"Lolly kok gak ada hubungin gue?" monolog Dean.

Dean baru saja selesai dengan latihan basketnya. Dia sedari tadi menunggu kabar dari Lolly, kekasihnya. Namun sudah satu jam pun Lolly tidak ada memberinya kabar. Membuat cowok itu dilanda kecemasan.

Akhirnya Dean memutuskan untuk langsung melihat Lolly di apartemen cewek itu. Dean ingin memastikan cewek itu dalam keadaan baik-baik saja sekarang.

Saat sampai di basement apartemen Lolly, Dean dengan buru-buru keluar dari dalam mobilnya. Dia langsung menaiki lift dan menekan tombol menuju lantai dimana apartemen kekasihnya berada.

Tak lama kemudian, Dean sudah berada di hadapan pintu apartemen Lolly. Cowok itu memasukan pin apartemen Lolly yang memang dia hafal diluar kepala.

Dean mengernyit saat mendapati apartemen Lolly dalam keadaan sepi. Namun, samar-samar Dean mendengar suara tertawa dari arah kamar Lolly. Dean pun melangkah menuju kamar itu dengan perasaan yang mulai tak nyaman.

Jantungnya terasa berhenti berdetak saat melihat adegan di depan matanya sekarang. Netra gelapnya menangkap sosok kekasihnya yang sedang berciuman dengan cowok yang tidak dia kenali.

Bugh.

Dean menarik kuat cowok itu lalu menonjoknya. Membuat Lolly langsung menjerit terkejut.

"K-kamu?" ucap Lolly terbata-bata.

"Iya, ini gue. Lo kaget kegiatan busuk lo ini terbongkar? Gue tulus sayang sama lo, tapi lo dengan gak tahu dirinya selingkuh." desis Dean tajam.

"Dean, aku bisa jelasin ini semua. Dengerin aku dulu ya, sayang."

"Stop panggil gue sayang! Gak ada yang perlu dijelasin. Mulai detik ini lo bukan siapa pun bagi gue. Anggap aja lo gak pernah kenal gue." setelah mengatakan itu Dean berlalu pergi.

Lolly berlari mengejar Dean, "DEAN TUNGGU! TOLONG MAAFIN AKU, DENGERIN AKU DULU!" mohon Lolly.

Namun percuma, Dean seolah menulikan pendengarannya. Dia terus berjalan meninggalkan Lolly.

Sejak saat itu, Dean menutup rapat pintu hatinya. Dia seolah tidak percaya pada hal yang bernama cinta. Dean benar-benar tidak memiliki kepercayaan lagi untuk jatuh cinta.

Flashback off.

"Jadi, karena mantan yang namanya Lolly itu seorang Dean jadi takut jatuh cinta lagi?" tanya Lolly setelah mendengarkan cerita Dean.

Dean mengangguk, "Ya. Gue bener-bener kehilangan kepercayaan buat deket sama cewek saat itu."

"Kalau gitu, apa alasan yang bikin Kakak berani buka hati buat aku?" tanya Darla penasaran.

Dean menyatukan keningnya pada kening Darla, "You're different. Gue kayak ngelihat ketulusan dari lo, Dar. Gue gak bisa nahan hati gue buat falling into you. Lo punya daya pikat yang berhasil bikin gue berani buat jatuh cinta lagi." ujarnya.

"Aku gak bisa janji buat gak ninggalin Kakak. Tapi, aku janji bakal berusaha jadi yang selalu ada buat Kakak." ucap Darla yakin.

"Dan gue janji bakal jadiin lo prioritas gue." balas Dean.

"Sekarang, karena Kakak udah ganggu tidur siang aku, Kakak harus tanggung jawab. Tolong beliin aku cheese cake." pinta Darla tiba-tiba.

Dean terkekeh, dia mengecup bibir Darla dengan gemas. Membuat cewek manis itu membulatkan mata karna terkejut oleh perlakuan Dean.

"Anything for you, bee." jawab Dean.

Dean pun memesan cheese cake keinginan gadisnya melalui ojek online. Mereka menghabiskan waktu dengan bercerita banyak hal sampai waktu menunjukan pukul lima sore.

"Gue pulang dulu." pamit Dean.

Darla dan Dean saat ini sedang berada di pekarangan rumah Darla. Cowok yang berstatus pacar Darla itu pamit untuk pulang saat waktu sudah sore.

"Oke, Kak. Hati-hati." pesan Darla.

"Nanti titip salam buat Mami sama Papi. Bilang sama mereka, makasih udah bikin anak semanis lo." selesai mengatakan kalimat manis itu, Dean melajukam mobilnya keluar dari pekarangan rumah Darla.

Dean meninggalkan Darla dengan detak jantung yang menggila akibat kalimatnya itu.

"Dasar kulkas tukang gombal!" gerutu Darla pelan.

♡ || ♡ || ♡

Malam pun tiba. Saat ini Darla sedang melakukan facetime dengan kedua sahabatnya, Marissa dan Qiana.

Darla sedang curhat pada kedua sahabatnya itu bahwa Dean menceritakan tentang masa lalunya yang menyakitkan.

"Oh, jadi itu yang bikin Kak Dean gak suka deket sama cewek waktu dulu." ujar Marissa.

"Iya. Aku juga kaget tadi waktu Kak Dean cerita dia ngelihat mantannya di kafe." jawab Darla.

"Duh, gue harap mantannya Kak Dean gak kayak di novel-novel yang suka ngerebut si cowok lagi dari pacar barunya." sambung Qiana.

"Iya bener. Gue tuh udah gemes banget sama kalian berdua, Dar. Apalagi, sekarang es Kak Dean udah cair gitu. Meskipun cuma sama lo doang, sama yang lain tetep aja jadi manusia kulkas." ucap Marissa panjang lebar.

Darla tertawa mendengar itu. Dia menyetujui ucapan Marissa tentang Dean yang hanya akan berbicara banyak hanya dengannya.

"By the way, lo tadi ada acara apa sampai gak masuk sekolah?" tanya Marissa pada Qiana.

"Eh iya, kamu kemana tadi?" ujar Darla ikut bertanya.

Qiana terlihat gugup di sebrang sana. Cewek itu tampak memikirkan kalimat untuk menjawab pertanyaan para sahabtnya.

"Sebenernya, gue dijodohin sama keluarga gue. Terus, tadi gue ketemu sama cowok yang bakal dijodohin sama gue. Ternyata cowok itu tuh Kak Galvin." jelas Qiana.

"H-hah? Kak Galvin temennya Kak Dean?" tanya Darla memastikan.

"Iya." jawab Qiana.

"ANJIR! KOK BISA LO DIJODOHIN SAMA KAK GALVIN?!" heboh Marissa. Cewek itu memang selalu heboh dalam semua hal.

"Keluarga gue itu rekan bisnisnya keluarga Kak Galvin." jawab Qiana.

"Astaga, kalian semua udah soldout. Cuma gue yang jomblo disini." ujar Marissa dengan nada sedih yang dramatis.

"Kan aku udah bilang, Kak Niel suka loh sama kamu." gemas Darla.

"Ah, manusia kulkas kembaran cowok lo itu gak peka." keluh Marissa.

Darla tertawa, "Mungkin Kak Niel bingung gimana cara buat deketin cewek." ujarnya.

"Iya bener. Lo harus lebih sabar lagi kalau sama Kak Niel, dia pasti cair juga lama-lama." semangat Qiana pada Marissa.

"Guys, udah dulu ya. Aku mau tidur, Kak Dean udah bawel nyuruh aku tidur." pamit Darla.

"Iya deh iya, yang pacarnya posesif mah beda." balas Qiana.

Mereka pun memutuskan sambungan facetime mereka. Darla menutup Macbook yang dia pakai untuk melakukan facetime tadi.

Saat ini sudah jam sembilan malam. Pantas saja Dean sudah bawel menyuruhnya tidur. Cowok itu memang tidak memperbolehkannya tidur lebih dari jam sembilan malam, dia bilang begadang tidak baik untuk Darla yang memiliki imun lemah.

Darla merebahkan dirinya di kasur miliknya. Saat akan memejamkan mata, suara pesan masuk terdengar dari ponselnya.

Satu pesan masuk dari Dean. Cowok itu mengirim dua buah voicenotes pada Darla.

Voicenote pertama berisi suara Dean yang mengatakan bahwa dia menyanyikan sebuah lagu yang akan menjadi pengantar tidur gadisnya itu.

Saat membuka voicenote kedua, telinga Darla dimanjakan oleh suara indah milik Dean yang menyanyikan lagu Closest to You milik The Carpenters. Membuat cewek itu tersenyum bahagia mendengarnya.

Why do birds suddenly appear

Every time you are near?

Just like me, they long to be

Close to you

Why do stars fall down from the sky

Every time you walk by?

Just like me, they long to be

Close to you

On the day that you were born the angels got together

And decided to create a dream come true

So they sprinkled moon dust in your hair of gold and starlight in your eyes of blue

That is why all the girls in town

Follow you all around

Just like me, they long to be

Close to you

On the day that you were born the angels got together

And decided to create a dream come true

So they sprinkled moon dust in your hair of gold and starlight in your eyes of blue

That is why all the girls in town

Follow you all around

Just like me, they long to be

Close to you

Just like me, they long to be

Close to you

W*, close to you

W*, close to you

Ha, close to you

La, close to you

On the day that you were born the angels got together

And decided to create a dream come true

So they sprinkled moon dust in your hair of gold and starlight in your eyes of blue

That is why all the girls in town

Follow you all around

Just like me, they long to be

Close to you

Just like me, they long to be

Close to you

W*, close to you

W*, close to you

Ha, close to you

La, close to you

Tepat setelah suara Dean menghilang, Darla juga memasuki alam mimpinya dengan sempurna. Mungkin malam ini Darla akan bermimpi indah karna tidur dalam keadaan hati berbunga.

Di sisi lain, Dean tersenyum melihat tanda bahwa voicenotes miliknya sudah didengar oleh gadisnya.

"Sweet dream, Cupcake." ucapnya sembari menatap langit yang malam ini ditaburi ribuan bintang.

Mungkin Dean berharap salah satu dari ribuan bintang diatas sana akan menyampakan ucapannya pada gadisnya disana.

Besok adalah hari ulang tahun Darla, dan pastinya Dean sudah mempersiapkan kejutan istimewa untuk merayakannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status