Share

2. Penghinaan yang Membekas Dalam ingatan

Baru saja Xora melangkah dua kali dari gerbang rumah. Sebuah mobil sport berwarna hitam berhenti di depannya. Seseorang membuka pintu dari dalam dan mengeluarkan kaki jenjang, disusul oleh tubuh tinggi dan tampannya.

"Wah-wah-wah, sudah berani keluar dari rumah?" ucapnya begitu keluar dari mobil.

Xora terdiam di tempat dan hanya memperhatikan. Jujur saja, dia masih memiliki rasa rindu yang teramat dengan harapan bahwa pria itu akan hangat padanya.

Sayangnya, itu hanya ekspektasi yang menyakitkan bagi Xora.

"Apa kau tak malu dengan wajah seperti itu? Wajah menjijikan, sampai aku pun tak ingin menghirup udara yang sama denganmu," sindir pria itu mengambil sapu tangan di saku dada, lalu menutupi hidungnya.

Beberapa pelayan dari mansion pun melihat dan terkekeh. Mereka menikmati pertunjukan antara Tuan Muda Ketiga dengan Putri yang dibuang.

"Bukankah ini menyenangkan. Tapi aku setuju dengan Tuan Muda Ketiga. Harusnya perempuan itu memiliki rasa malu untuk keluar dengan wajah buriknya."

Para pelayan berbisik-bisik dengan mulut yang terus melontarkan cemoohan menyakitkan bagi telinga Xora. Dia mengepalkan tangan di balik baju lusuh. Namun itu tetap terlihat oleh si Tuan Muda Ketiga yang bernama Zulfan Thazin Naravinata.

Mencoba mengabaikan kakaknya. Xora kembali melanjutkan langkahnya yang terhenti dengan perlahan. Zulfan mengernyitkan alisnya.

"Hei, apa kau mengabaikanku?" tanyanya kesal tanpa melepaskan sapu tangan itu dari hidungnya.

Xora tak peduli kalimat bernada kesal barusan. Dia terus melangkah, membuat Zulfan mengepalkan tangan menahan emosi.

"Cih. Sekalian saja tidak usah kembali ke rumah, dasar Jelek," umpatnya kembali masuk ke mobil.

Sakit layaknya diremas sesuatu yang tak terlihat ketika dia mendengar ucapan itu dari kakak ketiganya.

Xora mencoba untuk tegar dan terus berjalan. Kali ini dia sudah tidak takut seperti sebelumnya. Xora ingin melepaskan semua harapan palsu yang pernah dia buat untuk dirinya sendiri.

Lagi pula, dia sudah menyerah untuk mendapatkan hati mereka. Cukup sudah perjuangannya yang tak pernah dihargai oleh siapapun. Entah berapa lama terus berjalan, akhirnya Xora keluar dari wilayah mansion.

Dia duduk di taman kota sambil melihat ke sekeliling. Di mana semuanya penuh dengan pemandangan yang cukup untuk membuatnya merasa iri dan sakit dalam waktu bersamaan.

Pemandangan seorang ibu dan dua orang anak yang tersenyum bahagia. “Omong-omong, aku juga belum pernah bertemu dengan ibu. Seperti apa rupa ibu? Apakah ibu juga rindu padaku?” batin Xora menatap ke arah langit. Langitnya berwarna biru cerah.

[Notifikasi peringatan! Sistem mendeteksi adanya 'Dungeon Break' atau kemunculan Dungeon dalam waktu sepuluh detik dari sekarang!]

Xora terkejut, ketika sistem memunculkan panelnya begitu saja di depan wajah dengan membawa peringatan.

"Dungeon Break?" tanyanya sambil membelalakkan mata. Dia segera bangkit dari duduk, berniat untuk memberitahukan kejadian Dungeon Break.

Baru saja akan berteriak, ternyata waktu lima detik itu berlalu dengan sangat cepat.

Langit yang berwarna biru, perlahan didominasi oleh warna merah dengan retakan layaknya kaca pecah yang muncul di langit-langit.

Orang-orang di taman bukannya menjauh, mereka malah berdiam dan memperhatikan Dungeon Break.

"Apa yang harus kulakukan?" tanya Xora pelan, dia menoleh ke arah sistem.

[Notifikasi! Untuk mendapatkan skill. Anda harus memilih job terlebih dahulu! Silahkan pilih salah satu!]

[White Mage] [Black Mage] [Freelance] [Monk] [Knight] [Thief] [Merchant] [Time Mage] [Ranger] [Summoner] [Valkyrie] [Salve-Maker] [Sword Master] [Arcanist] [Spirit Master] [Templar] [Vampire] [Dark Night] [Conjurer]

Xora melihat ke arah panel, dan ke arah retakan di udara itu muncul secara bergantian. Retakan itu semakin besar. Xora berdecih pelan.

"Aku memilih job sebagai Vampire." Xora menyentuh panel dengan tulisan job sebagai Vampire.

[Notifikasi! Anda telah memilih job!]

[Notifikasi! Anda menerima skill Duplication Lv.1 (Hanya dapat menampung lima skill lain untuk diduplikasi).]

[Notifikasi! Anda menerima Skill Vampire Mode Lv.1 (Digunakan selama 30 detik. Anda akan berada dalam rasa haus yang tak berkepanjangan, juga ketertarikan luar biasa terhadap darah).]

[Notifikasi! Anda menerima Skill Shape Changer Lv.1 (Hanya bisa digunakan jika Anda memasuki Vampire Mode).]

[Notifikasi! Anda menerima Skill Blood Control Lv.1 (Mengubah darah menjadi bentuk apapun).]

[Notifikasi! Anda menerima Skill Vampire Eyes Lv.1 (Mampu melihat dalam keadaan gelap. Melihat panel status milik Hunter lain).]

Ghoaar! Bertepatan ketika panel sistem selesai memberitahukan nama-nama skill yang diterima oleh Xora. Teriakan monster dari tempat retakan pun terdengar. Terlebih, retakan itu berada tepat di depan ibu dan anaknya tadi.

Sesuatu perlahan keluar. Tidak lain dan tidak bukan adalah paruh burung yang begitu besar. Namun, itu tidak seperti paruh burung pada umumnya.

Paruh burung itu memiliki gigi setajam belati dan terbelah menjadi tiga bagian jika terbuka. Ada dua lidah panjang begitu terbuka.

"Lari menjauh dari tempat itu!" teriak Xora pada ibu dan anak yang masih terdiam, membeku di tempat. Mereka menatap Xora dengan mata berkaca-kaca, isyarat bahwa tubuh mereka tak bisa digerakkan.

"Bagaimana caranya aku menggunakan skill?" tanya Xora menatap ke arah kedua tangannya. Ini benar-benar pertama kalinya, dan belum pernah ada orang yang menggunakan skill sebagai contoh untuk Xora tiru.

[Notifikasi! Semua skill ini akan menggunakan 'Darah' dari Hunter sebagai ganti karena Anda tidak memiliki energi mana. Ini merupakan ciri khas alami sebagai pengguna job Vampire. Anda tak bisa mengganti job!]

[Notifikasi! Untuk menggunakan skill. Anda hanya perlu mengucapkannya. Untuk pertama kali penggunaan skill ini, Anda tak perlu khawatir. Sistem akan membimbing dengan tutorial secara langsung!]

"Ah, baiklah," gumam Xora dengan tangan bergetar. Nadanya ketika bergumam pun terdengar gugup. Dia melihat ke arah Dungeon yang retak itu.

"Blood Control," ucapnya lirih sambil menghela napas pelan.

[Notifikasi! Tutorial penggunaan skill pertama dimulai!]

[Notifikasi! Anda membutuhkan darah untuk bisa menggunakan skill ini!]

Xora tersentak, dia melihat ke sekeliling. Di sini tak ada darah. Dia melirik ke arah tangan kanan dengan kuku-kuku yang panjang.

"Tak ada cara lain lagi, aku harus cepat," gumamnya pelan. Dia dengan cepat menggunakan kuku-kuku itu untuk menggaris sebuah luka pada tangan kiri.

Darah pun bercucuran. Tak ada yang menyadari kelakuan Xora saat ini. Semuanya sibuk berlari dan mengkhawatirkan keselamatan diri mereka sendiri, serta keselamatan keluarga mereka.

[Notifikasi! Darah telah ditemukan. Sistem akan menyalurkan ingatan dan mengambil kendali atas tubuh Anda, agar bisa memberikan Anda tutorial!]

“Tubuhku, tak bisa kugerakkan sesuai keinginanku!” pikir Xora begitu sistem God of Beauty and War mengambil alih tubuhnya. Darah yang mengucur dari tangan pun bergerak membentuk sesuatu seperti cambuk panjang.

[Notifikasi! Mengidentifikasi Dungeon ... berhasil diidentifikasi! Peringkat Dungeon masuk kategori level S dengan burung berjenis 'Poison Tongue Bird'.]

[Notifikasi! Lidah kanan pada burung ini memiliki air liur yang setara dengan larutan Aqua Cheria (Campuran Asam Klorida HCI dan asam Nitrat HNO3). Sementara lidah kirinya berfungsi untuk penawar berbagai racun. Bisa dijual dengan harga tinggi!]

Tubuh Xora yang dikendalikan oleh sistem langsung berlari mendekat. Darah yang membentuk cambuk panjang itu berubah bentuk menjadi perisai yang melindungi si ibu dan anak.

Di sisi lain, retakan di udara itu pun semakin besar dan akhirnya si burung berjenis Poison Tongue Bird keluar. Tak hanya satu, tapi dua, tiga dan terus bertambah. Semuanya keluar dan menyerang ke segala arah.

[Notifikasi! Sistem mendeteksi dungeon break lagi di tempat yang tak jauh dari sini!]

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status