Share

3. Dungeon Break di Seluruh Dunia

Xora terkejut ketika dia mendengar notifikasi itu. “Dungeon ini saja belum selesai, sekarang harus ada kemunculan dungeon lain?” batinnya bertanya pada diri sendiri. Sebab, dia benar-benar tak bisa berbicara. Itu karena sistem sedang mengendalikan tubuhnya.

“Lebih baik aku fokus dulu terhadap tutorial sistem ini dan memahaminya dengan cepat,” batin Xora membulatkan tekad.

Dia pun memperhatikan cara sistem menggunakan dan mengendalikan darah dengan skill Blood Control.

Sistem menggerakkan tangan kiri dan merobek tangan kanan. Rasa sakit pun sudah tak lagi terhindarkan. Meski begitu, Xora hanya memperhatikan sambil meringis kesakitan dalam hati.

Darah bercucuran. Darah-darah itu kembali dikendalikan oleh sistem untuk membentuk beberapa belati yang melayang di udara.

"Jika saya memerintahkan kalian untuk berlari, maka segeralah berlari menuju bangunan terdekat. Hindari atap atau jendela, mencegah kemungkinan terluka parah akibat serangan monster itu," titah Xora yang sedang dikendalikan oleh sistem.

Ibu dan anak yang berada di balik pelindung darah itu tersadar. "A–apa yang terjadi di sini? Apa yang tadi keluar dari sana?" tanya ibu itu dengan nada bergetar. Raut wajahnya terlihat trauma.

"Saya akan menjelaskan semuanya nanti. Lebih baik simpan pertanyaan Anda dan fokuslah pada kondisi anak Anda sekarang. Dia terlihat sangat takut, tolong tenangkan dia," jawab Xora yang diambil alih sistem.

Si ibu itu langsung melihat ke wajah sang anak yang berada dalam pelukannya. Dia baru sadar, kalau tubuh sang anak sedang bergetar hebat. Dia langsung memeluk anaknya kembali sambil menenangkannya.

Boom! Boom! Tiba-tiba, suara tembakan khas yang berasal dari tank pun terdengar. Sistem mengalihkan fokus Xora pada lima buah tank yang baru saja datang. Mereka langsung menembak ke arah Poison Tongue Bird. Tetapi dengan pintarnya, monster berjenis unggas itu menghindar.

[Notifikasi! Total Poison Tongue Bird : 25.]

"Lari sekarang juga!" tiba-tiba, sistem yang mengambil alih mengucapkan hal itu pada ibu dan anak tadi.

Raut wajah Xora terlihat sangat serius. Si ibu yang melihat anaknya sudah lebih tenang, beralih menatap Xora. Dia mengangguk pelan.

"Terima kasih," ucap si ibu.

Xora mengangguk pelan sebagai respon atas ucapan si ibu. Dia mengubah bentuk perisai ini menjadi darah cair. Si ibu pun langsung berlari.

"Sekarang kita selamat! Ada tentara militer terhebat di dunia ke sini!"

"Syukurlah Tuhan. Ayo, hancurkan monster aneh itu!"

"Maa, ada tentara!"

Orang-orang di sekitar yang sebelumnya panik sudah merasa sedikit lebih tenang, saat mereka melihat tank yang diiringi dengan beberapa tentara elit negara. Berbeda dengan Xora yang dikendalikan dengan sistem. Dia menghela napas.

[Notifikasi! Itu tak akan bisa mengenai Poison Tongue Bird yang mampu bergerak cepat ketika berada di udara. Terlebih, mereka tak akan bisa menembus pertahanan Poison Tongue Bird.]

Baru saja sistem berkata seperti itu. Boom! Salah satu tank berhasil mendaratkan pelurunya pada tubuh Poison Tongue Bird. Asap hitam pun mengepung udara, tempat Poison Tongue Bird tadi terkena.

“Yes, satu kena. Sudah pasti monster itu mati, karena ini adalah senjata terbaru dan tercanggih. Menaklukkan monster-monster ini tak akan lama,” batin para tentara elit yang tersenyum bangga dalam hati.

[Notifikasi! Sistem terkejut dan mengapresiasi hantaman peluru yang tepat sasaran. Namun, peluru tank dengan kekuatan seperti itu tak akan pernah bisa menembus Poison Tongue Bird. Monster ini memiliki keunggulan pada kecepatan luar biasa, dan ketahanan pada bulunya yang mampu menahan kekuatan seperti nuklir sekalipun.]

Bersamaan dengan notifikasi sistem yang muncul di hadapan wajah Xora. Sesuatu melesat dengan cepat dari gumpalan asap hitam, tempat di mana monster burung itu terkena peluru tank.

Sistem membelalakkan mata Xora. Dengan sigap sistem mengubah setengah liter darah cair itu menjadi tiga pasang sayap di punggung, satu pedang di masing-masing genggaman tangannya dan sebuah topeng yang menutupi alis sampai hidung Xora, menyisakan bagian bibir sampai dagu.

Sistem kemudian mengepakkan sayap itu dan melesat dengan cepat ke salah satu tank.

Trangg! Booom! Ternyata, Xora menghalangi serangan dari Poison Tongue Bird yang ingin membalas dendam terhadap tembakan tadi. Pedang Xora dan cakar burung saling berhantaman satu sama lain.

Sayap Xora pun digunakan sebagai pelindung. Sementara para tentara elit dan orang-orang di sekitar terkejut.

“Apa yang terjadi?” batin mereka penasaran. Mereka tak bisa melihat, sebab debu yang bergelantungan di udara menutupi pandangan.

Tekanan dari Poison Tongue Bird tak main-main. Tanah tempat Xora berpijak, tepat di depan tank. Membentuk kawah yang retak layaknya tanah tandus. Perlahan, debu mulai disapu oleh angin.

Orang-orang melihat sesuatu berbentuk merah pekat, menghadang cakaran dari si burung.

"Ghaaakk!" teriak si Poison Tongue Bird itu. Paruhnya terbelah menjadi tiga, memperlihatkan gigi dan lidah yang terbagi menjadi dua. Air liurnya menetes ke mana-mana.

Setiap air liur yang berjatuhan dan menyentuh tanah atau benda, semuanya akan meleleh karena air liur dari Poison Tongue Bird. "Aak, tanganku!" salah satu orang berteriak histeris, ketika air liur dari Poison Tongue Bird menyentuh lengannya.

Dalam sekejap, dari bahu sampai ujung jari meleleh menjadi cairan berwarna biru.

"Tolong segera evakuasi warga sipil. Air liur ini akan mampu membuat banyak nyawa melayang, meski hanya dalam ukuran setengah tetes saja," peringat Xora yang dikendalikan oleh sistem.

"Siapa kau?" tanya salah satu tentara elit yang berpangkat sebagai pemimpin regu. Nadanya ketika bertanya terdengar ragu-ragu. Xora melirik tentara elit itu. Dia lalu beralih menatap Poison Tongue Bird.

[Notifikasi! Sistem menemukan titik lemah dari Poison Tongue Bird.]

Xora yang dikendalikan oleh sistem itu, lantas menarik pedang di tangan kanannya. Menyisakan tangan kiri sebagai penahan.

Crashh! Dia mengayunkan pedang itu, menebas kedua lidah burung yang terlihat.

Brakk! Dalam sekejap. Poison Tongue Bird ambruk di tanah.

[Notifikasi! Tutorial selesai. Anda bebas mengambil alih tubuh Anda kembali.]

"Ah, aku kembali," gumam Xora dengan nada senang ketika dia berhasil mengendalikan tubuhnya lagi.

Dia menggerakkan jari-jemari sebagai tanda percobaan, apakah dia benar-benar berhasil mengendalikan tubuhnya kembali. Dan ternyata, itu berhasil.

Dia benar-benar mengambil alih tubuhnya. Dia lalu melirik ke arah si tentara elit di belakangnya.

"Sebut saja aku Miss. U," jawab Xora dengan senyum misterius. Dia kembali menatap ke arah para Poison Tongue Bird yang masih terbang dengan bebasnya, mengincar beberapa orang.

"Sekarang, aku bisa mengendalikan tubuhku dan mengincar lidah itu untuk membunuh mereka,” batin Xora mengukir senyum smirk.

[Notifikasi! Anda harus mengambil 'Core' dari para monster, agar mereka tidak hidup lagi!]

Xora yang merentangkan sayapnya, bersiap untuk belajar terbang malah terkejut dengan notifikasi dari sistem. Dia melirik ke arah bangkai Poison Tongue Bird. “Di mana letak core itu?” tanya Xora pelan pada dirinya sendiri.

Dia mengamati bangkai burung itu untuk beberapa waktu. Namun kemudian, dia menghela napas pelan.

"Dari pada pusing, bukankah lebih baik dibelah saja?" gumam Xora melihat ke arah pedang di masing-masing tangannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status