Share

5. Bangkitnya Hunter Kedua

[Notifikasi! Selamat kepada Tuan Denal Karendra. Anda terpilih sebagai Hunter.]

[Notifikasi! Anda adalah Hunter kedua yang ada di muka bumi ini.]

[Notifikasi! Lima orang Hunter pertama yang aktif, diberikan pilihan untuk memilih job sesuai keinginan mereka masing-masing!]

[Notifikasi! Silahkan pilih job Anda!]

[White Mage] [Black Mage] [Freelance] [Monk] [Knight] [Thief] [Merchant] [Time Mage] [Ranger] [Summoner] [Valkyrie] [Salve-Maker] [Sword Master] [Arcanist] [Spirit Master] [Templar] [Vampire] [Dark Night] [Conjurer] [Assassin]

Si pemimpin regu yang bernama Denal Karendra pun terdiam. Dia melirik ke arah orang yang berada di sekitarnya. Mereka memasang raut wajah terkejut.

"Pak, ledakan barusan berasal dari Anda," ucap salah satu rekannya.

Manik mata Denal benar-benar terkejut. "Itu barusan benar dariku?" tanyanya sambil menundukkan kepala, menatap kedua tangannya saat ini.

Dia mengabaikan panel sistem yang menampilkan pilihan job.

Denal kemudian mengangkat kepala dan melihat ke arah panel, lalu ke arah bawahannya secara bergantian. "Apa kaumelihat panel transparan di depanku?" tanya Denal menunjuk ke arah panel.

Bawahannya menggeleng tanda tidak. Itu membuat Denal semakin terkejut. "Ini pasti penglihatanku yang salah bukan?" batinnya yang merasa bahwa ini adalah efek karena dia kelelahan.

Sebagai tentara elit negara, tentulah Denal diharuskan untuk mendapatkan pelatihan yang lebih keras dari tentara biasanya.

Latihan itu disebut Latihan Neraka. Hampir tak ada istirahat bagi para tentara yang memasuki pangkat elit. Tanpa disengaja, Denal menyentuh job Assassin.

[Notifikasi! Anda memilih job Assassins!]

[Notifikasi! Anda mendapatkan title 'The First Assassins'.]

[Notifikasi! Anda mendapatkan item 'Sword Magic' tingkat Rare!]

[Notifikasi! Anda mendapatkan item 'Chameleon Mask' tingkat Epic!]

[Notifikasi! Lima slot skill telah terbuka!]

[Notifikasi! Anda menerima skill 'Silent Steps' Lv.1 (Dapat membuat hawa keberadaan Anda menghilang selama 30 detik).]

[Notifikasi! Anda menerima skill 'Chameleon Disguise' Lv.1 (Dapat membuat Anda bersembunyi di manapun tanpa takut ketahuan).]

[Notifikasi! Anda menerima skill 'Sword Master technique' Lv.1 (Membuat Anda menjadi mahir dalam berpedang, tingkatkan terus levelnya hingga Anda mendapatkan gelar 'Sword Master').]

[Notifikasi! Anda menerima skill 'Gust of Wind' Lv.1 (Membuat Anda bergerak secepat angin).]

[Notifikasi! Anda menerima skill 'Intimidation Aura' Lv.1 (Menimbulkan rasa resah dan takut dalam diri musuh, ketika Anda mengaktifkannya).]

[Notifikasi! Tutorial sistem aktif. Anda akan masuk ke dalam mode tutorial pengendalian kekuatan sebagai seorang Hunter. Sampai saat itu selesai, tubuh Anda akan diambil kendali oleh sistem. Ingat dan rasakan sensasinya!]

Denal tak bisa berkata apa-apa saat melihat panel yang muncul secara beruntun di hadapannya.

Dia ingin berteriak tapi tak bisa, apalagi setelah dia merasakan bahwa tubuhnya tak lagi bisa dikendalikan atas keinginannya.

"Baiklah, sekarang ada yang menjaga tempat ini. Bukankah itu berarti aku harus segera masuk ke dungeon dan menaklukkannya?" tanya Xora pada dirinya sendiri, sambil menatap ke arah portal yang menjadi tempat keluarnya Poison Tongue Bird. Dia tersenyum dan mengangguk setuju atas kalimatnya barusan.

Xora segera menghentakkan sayapnya dan mendarat tepat di depan portal itu. Dia melipat kedua sayapnya, lalu mengubah pisau-pisau kecil tadi menjadi cairan darah seperti semula dengan menggunakan skill 'Blood Control'.

Manik mata Xora terfokus pada portal di hadapannya. Ada rasa gugup yang tak karuan, tapi dia mengabaikan rasa takut itu.

"Aku tak boleh membuang banyak waktu," gumamnya sambil mencoba melangkah memasuki Dungeon.

Dalam sekejab, tubuh Xora telah memasuki Dungeon. "Apa yang terjadi?" Xora berteriak dengan keras, melihat dirinya yang secara tiba-tiba terjun dari ketinggian setelah melewati portal tadi.

[Notifikasi! Anda berada di dalam Dungeon!]

"Aku kira, setidaknya akan tetap memijak daratan setelah melewati portal Dungeon. Tapi kenapa aku terjun seperti ini?!" teriak Xora dengan rasa panik luar biasa.

"Ghakkk!" teriakan dari Poison Tongue Bird pun terdengar. Xora lantas menoleh ke arah kanan, di mana arah dari suara itu terdengar.

Dia kemudian teringat dengan sayap di punggungnya.

Klapp-klapp-klapp! Suara kepakan sayap Xora yang tak beraturan. Embusan napas lega terdengar dari Xora. "Untunglah aku memiliki sayap ini," gumamnya pelan sambil mengelus dada. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri, tapi hanya ada asap tebal yang menyelimuti.

"Tapi ... apa aku benar-benar berada di Dungeon?" Xora bergumam pelan sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling.

Tak ada apa-apa selain asap putih tebal yang menghalangi pandangan.

Tak ada suara selain kepakan sayap dari Xora. "Di mana asal suara tadi?" Xora penasaran dengan suara teriakan dari Poison Tongue Bird.

Dia mulai mengepakkan sayap, membelah asap putih menuju suara tadi berasal.

Brakk! Xora yang baru mulai mahir menggunakan sayapnya, masih belum mempelajari cara untuk berhenti ketika sedang melaju. Pada akhirnya, dia menghantam sesuatu yang cukup keras.

Xora pun meringis pelan sambil mengelus keninga yang terbentur keras dengan sesuatu keras di hadapannya.

"Apa ini?" tanya Xora tanpa berhenti mengelus keningnya. Dia mengangkat sebelah alis dan mulai berhenti mengelus kening. Dia mengulurkan tangan, meraba apa yang ada di hadapannya.

"Keras seperti batu, tapi ini lebih padat, besar dan kasar—seperti dinding. Pasti ini tebing!" gumamnya dengan seruan di akhir kalimat. Xora mendongkak dan mulai mengepakkan sayap menyusuri permukaan tebing.

Butuh waktu yang cukup lama, sampai Xora benar-benar sampai di ujung tebing. Dia berhenti mengepak dan melipat sayap, ketika kakinya memijak rumput yang lembut. Walau begitu, Xora tak menghilangkan rasa waspada yang menyelimuti benaknya.

"Ghaaakkk!"

Langkah Xora langsung terhenti saat dia mendengar suara jeritan dari Poison Tongue Bird. Anehnya, suara jeritan itu tak berasal dari satu Poison Tongue Bird saja.

Xora memasang ekspresi waspada dan mulai melanjutkan langkah. Xora menyipitkan kedua matanya.

Dia lalu merentangkan semua sayap di punggung dan mengepakkannya secara perlahan, menyingkirkan semua asap putih yang mengelilingi.

Begitu semua asap menghilang, Xora kembali terdiam di tempat dengan ekspresi tak percaya.

"Bangkai Poison Tongue Bird?" gumamnya pelan. Ya bangkai Poison Tongue Bird. Tak hanya satu, tapi banyak dan menggunung.

"Siapa di sana?"

Suara itu menggema, membuat Xora membelalakkan mata dan menebak, "Manusia?"

"Hmm? Ada orang selain aku di tempat ini?" suara itu kembali menggema, tapi kali ini dengan sebuah bayangan orang yang menggenggam pedang. Bayangan itu terus mendekat dan akhirnya keluar dari asap putih, memperlihatkan sosok seorang pria dengan rambut putih panjang dan pedang Katana—pedang khas Jepang.

[Notifikasi! Sistem tak bisa memindai makhluk di hadapan Anda!]

Xora beralih menatap panel sistem, lalu kembali menatap pria berambut putih panjang tersebut. "Siapa Anda, kenapa bisa berada di sini?" tanya Xora mengangkat sebelah alisnya.

Pria itu pun juga mengangkat sebelah alisnya. "Pertanyaan itu harusnya untukmu. Dari mana kau berasal? Ini adalah tempat penuh monster, tak seharusnya kauberada di sini," balas pria itu menghilang dari tempatnya, lalu muncul di belakang Xora.

Puk! Pria bersurai putih panjang itu mengulurkan tangan, dan menepuk bahu Xora. Xora lantas terkejut dan langsung membalikkan tubuh.

Hap! Xora melayangkan sebuah tinju secara spontan, tapi ditahan oleh pria itu dengan mudahnya. Bahkan, tangan Xora terkunci di dalam genggaman pria berambut putih itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status