Share

Before You Leave
Before You Leave
Penulis: Larajien

01 bertemu

Pukul 06.30 seorang gadis masih tertidur pulas dengan selimut ditubuhnya. Alarm sudah berbunyi sejak satu jam yang lalu.

Belum bangun juga astaga gadis pemalas ini!!!

Brak brak brak

Suara ketukan dari luar kamar.

"AYA BANGUN NANTI TELAT!!!" Teriak ibu kos Aya.

"AYA SEPTIANAAAA BANGUN!!!!" Teriaknya lagi, masih menggedor pintu kamar Aya itu.

"IYA BU UDAH BANGUN INI." Teriak Aya dari dalam kamar.

Ia langsung bergegas menuju kamar mandi, ia hanya membasuh muka dan berganti pakaian saja.

Ia tidak mandi karena, sudah telat.

Ia melangkah keluar kamar, lalu berterimakasih dan berpamitan dengan ibu kos nya yang baik hati itu.

Iya ibu kosnya, ia menemukan Aya sendirian ditepi jalan kala itu. Gadis yang malang.

Aya sudah menganggap ibu kosnya ini sebagai ibu barunya. Sebut saja ibu Yuni.

Ia sudah sampai di sekolah. Ia melewati pintu belakang sekolahnya, karena sudah telat. Ia berhati-hati melewati pintu itu agar tidak tertangkap basah oleh guru. Namun sepertinya tak semudah yang ia bayangkan, baru ia melangkah sudah ada guru yang meneriakinya.

"HEI MAU KEMANA!" teriak guru itu. Aya lalu membalikan tubuhnya menghadap guru tersebut.

"Mau ke kelas bu." Kata Aya.

"Kamu saya hukum karena telat, sana kelapangan." Kata guru itu.

Sampailah Aya di lapangan dengan wajah kesal ia berdiri dibawah tiang bendera. Ia berdiri bersama beberapa kakak kelasnya, laki-laki semua. Hanya dia yang perempuan disini.

Setengah jam ia berdiri dibawah terik matahari.

Pusing, mual, astaga mag nya kambuh.

Kakinya mulai tak kuat menahan beban tubuh Aya.

Bruk pingsan.

'Bangun Aya bangun, tak ada yang peduli denganmu bangunlah.' batin Aya, namun apa daya ia sedang pingsan.

Aya mendengar percakapan para kakak kelasnya itu, "elah pingsan ni bocah."

"Angkat nih dit." Katanya, entah siapa.

Ia merasakan ada seseorang yang mengangkat tubuhnya.

10menit kemudian ia tersadar.

Ia membuka matanya sedikit demi sedikit, ia melihat sosok kakak kelasnya yang tadi di lapangan, sedang berada disampingnya.

"Eh udah bangun, gue cabut ke kelas dulu deh." Katanya.

"Bentar kak bentar." Kata Aya. Ia menarik tangan kakak kelasnya itu menuju kantin, ia memberikan roti dan susu kepada Raditya.

"Hm, makasih. Kenalin gue Raditya Lakuna, Lo?" Kata Raditya memperkenalkan diri.

"Aku Aya Septiana kak, oh ya aku duluan ya kak." Kata Aya lalu pergi menuju kelasnya.

Aya masuk kedalam kelas, untung saja gurunya belum datang. Aya duduk di bangkunya.

"Kemana aja ll kok baru datang?" Tanya Ola teman sebangku Aya.

"Biasalah!" Kata Aya, menirukan gaya anak kecil yang sedang viral di medsos.

"Idih kebiasaan, pinjem PR lo dong." Kata Vio.

"Emang lo belum ngerjain?" Tanya Aya.

"Biasalah!" Kata Vio, lalu mereka berdua tertawa bersama. Entah apa yang lucu, memang agak aneh mereka berdua ini.

Waktu pelajaran sudah selesai, saatnya istirahat.

"Jadi mau ke kantin tidak?" Tanya Ola.

"Ngikut lah. Eh gue laper mending iya." Kata Aya.

Lalu mereka berjalan keluar kelas menuju kantin.

Suasana kantin ramai sekali, dengan wajah para murid yang kelaparan. Menunggu antrian yang panjang, seperti sedang ada pembagian sembako saja. Seperti biasa kantin selalu rusuh ada saja yang makanannya tumpah, perkelahian karena berebut antrian, perkelahian karena berebut makanan. Ada-ada saja kantin ini.

"Rusuh bener, gini ni mending gue bawa nasi dari rumah sendiri Ay." Kata Ola.

"Bener tuh La, lo yang bawa nanti gue yang makan." Kata Ay.

Mereka sudah selesai mengantri dan memesan makanan mereka, lalu duduk dimeja kosong yang masih tersisa di kantin itu.

Disaat Aya dan Ola sedang makan, teman Aya datang.

"Hai Ay, gue, Indira sama temen²nya Indira mau duduk disini ye." Kata Rara, ini temannya pernah satu kelas dulu.

"Hai Ra, lah mana si Indira?" Tanya Rara, Indira teman sekelas Rara yang dekat dengan Rara.

"Hai Ay, ini temen-temen gue namanya Nita, Tari, Nirmala, Najwa, Jesica. Guys kenalin ini Aya Septiana." Ucap Indira memperkenalkan Aya kepada teman-temannya.

"Salken ye, oh ya kenalin ni temen gue Ola." Kata Aya memperkenalkan si Ola.

Mereka berbicara banyak hal, teman-teman Indira mengajak Aya dan Ola untuk main bersama besok Sabtu.

Aya dan Ola mengiyakan ajakan mereka, sepertinya akan seru. Pikir Aya dan Ola.

"Gue cabut duluan ya mau ke toilet dulu, ini uang buat bayar semua makanan kalian." Kata Aya terburu-buru sambil menyodorkan uang. Lalu diikuti oleh Ola sambil berkata, "bentar heh Ay."

Ia lari terburu-buru. Sampai ia didalam toilet, perutnya sangat sakit. Ia masih menahan sakit perutnya itu. Bukan ingin buang air besar atau kecil, perutnya kram.

Brak brak, "Ay gue malah ditinggal gimana siii." Kata Ola sambil mengetuk pintu toilet itu.

"Perut gue keram La gimana ni." Kata Aya.

"Aya tulil sekali seharusnya lo langsung ke UKS ngapain malah ke toilet bego banget sih." Kata Ola kesal.

Lalu Aya keluar dari toilet. Belum sembuh, masih sakit. Ia keluar sambil menahan rasa sakit itu.

"Lah udah pergi tuh anak." Kata Aya, melihat keluar toilet tak ada temannya itu.

Aya menuju ke UKS untuk beristirahat dan minta obat.

Sampailah Aya di UKS,

"Eh Ay Lo kenapa? Tanya Sasha, teman sekelas Aya.

"Perut gue kram sha." Kata Aya.

"Lo minum obat ini dulu terus tidur di kasur, nanti kalo udah mendingan baru ke kelas." Kata Sasha sambil memberikan obat kepada Aya.

"Makasih sha." Kata Aya.

"Ok gue balik ke kelas dulu ya udah mau masuk ni." Kata Sasha lalu ia meninggalkan Aya sendirian.

Aya merebahkan badannya, ia segera memejamkan matanya untuk tidur.

Kata orang obat terbaik adalah tidur.

Sudah berjam-jam Aya tertidur pulas didalam UKS. Sampai bel pulang sekolah berbunyi ia tak kunjung bangun dari tidurnya.

"Bangun woy pulang, ini tas lo." Kata Ola membangunkan Aya.

"Udah pulang? Ga nyangka, padahal baru 15menit gue tidur." Kata Aya.

"Ngimpi! Udah ah ayok pulang." Kata Ola sambil menarik tangan Aya.

Di gerbang depan Ola sudah dijemput oleh mamanya. "Eh gue duluan mama udah jemput. Bye." Kata Ola sambil melambaikan tangan kepada Aya.

Si Ola bukan tak mau memberi tumpangan kepada Aya, mama Ola hanya memakai motor matic yang hanya muat 2 orang saja, bahaya kalo mama Ola mengangkut Aya. Bukan selamat sampai tujuan namun malah ditilang ditengah perjalanan.

Bruk badan Aya di tabrak oleh seseorang.

"Ay Lo gapapa?" Tanyanya. Seorang gadis remaja bertubuh agak gemuk bertanya kepada Aya, sebut saja Tira.

"Gapapa, Lo ga papa juga kan Ra?" Tanya Aya balik.

"Gapapa, gue buru² bye Ay." Katanya.

Sebenarnya Aya kenapa-napa tapi ia kasian melihat temannya yang sedang terburu-buru. Telapak tangan kanan dan kirinya terluka, kakinya sebelah kanan terkilir, lututnya juga terluka.

"Sini gue bantu Ay" kata Najwa kepada Aya, ia juga membantu Aya bangun.

Aya mencoba berdiri namun sepertinya kakinya sakit tak bisa menahan beban tubuhnya.

"Aduh Wa sakit, kaki gue keknya terkilir deh." Ucap Aya menahan rasa sakit itu.

Kebetulan sekali ada kakak kelas laki-laki yang sedang lewat didepan mereka. Lalu Najwa berniat untuk meminta bantuan kepadanya.

"Ehh kak tolong bantuin temen aku dong." Kata Najwa kepada seorang kakak kelasnya itu.

Kakak kelas itu lalu melihat luka pada kaki dan tangan Aya. "Mending bawa ke klinik, parah ni lukanya." Kata kakak kelasnya itu.

"Tolong bawa dia ke klinik ya kak, aku udah dijemput sama Ayah. Gue duluan ya Ay, kak." Kata Najwa lalu meninggalkan Aya dan kakak kelas laki²nya itu berdua. Hanya berdua.

Lalu tubuh Aya diangkat oleh kakak kelasnya itu menuju parkiran motor, tubuh Aya dinaikan di atas motor.

"Nih pake." Kata kakak kelasnya itu memberikan helm kepada Aya.

"Pegangan." Katanya lagi.

Ia melajukan motor dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota sore ini. 10menit perjalanan mereka tiba ditempat tujuan.

Ia membawa Aya menuju kedalam klinik lalu Aya langsung dibawa masuk oleh perawat klinik, masuk keruang penanganan.

"Bagaimana keadaan teman saya dok?" Tanyanya.

"Kakinya terluka agak parah ia harus memakai gips selama kurang lebih 2hari untuk proses penyembuhan kakinya." Jelas dokter itu.

"Kak, makasih udah mau nganter aku ke klinik." Kata Aya.

"Sama-sama. Kenalin, nama gue Ronald, lo?" Kata Ronald.

"Aya." Kata Aya.

"Kak boleh antar aku habis ini?" Tanya Aya.

"Bentar ni dibayar dulu." Kata Ronald.

Mereka beranjak menuju administrator yang ada di klinik itu. Aya mengeluarkan sebuah kartu untuk membayar semua biaya perawatannya.

Mereka berjalan keluar dari klinik, tentunya Aya dibantu oleh Ronald.

Sampailah mereka ditempat tujuan Aya.

"Ini tempat tinggal Lo?" Tanya Ronald bingung, bukan pulang ke kos Aya malah nekat untuk kerja paruh waktu hari ini.

"Ya engga lah, aku kerja disini. makasih tumpangannya ya kak, tunggu disini bentar kak." Kata Aya, lalu ia memasuki minimarket tempat ia bekerja itu.

Ia keluar dengan membawakan makanan kecil untuk mengisi perut Ronald sambil berkata, "ini buat kakak makasih udah nganter aku kak." Lalu ia masuk ke minimarket itu lagi.

21.30 waktunya Aya pulang kerja. Ia pulang menuju kosannya sendiri dengan berjalan kaki. Sampailah ia. Ibu kosnya yang melihat kaki Aya memakai gips langsung panik lalu berkata, "kaki kamu kenapa nak?"

"Oh ini tadi jatuh terus aku bawa ke klinik kata dokter harus pake gips sementara ini." Jelas Aya.

"Lain kali hati-hati ya Ay, yaudah masuk kamar terus tidur besok kan harus sekolah." Kata bu Yuni.

"Iya bu." Kata Aya, lalu ia masuk kedalam kamar kosnya.

Aya tak lupa membasuh tangan dan wajahnya sebelum tidur. Ia membersihkan kasur lalu menyapu kamar sejenak sebelum tidur.

Ia memang biasa membersihkan kamar sebelum tidur. Selesai itu ia langsung tidur di kasurnya dengan berhati-hati tentunya.

Thanks for reading my story!!!!

Stay safe and healthy, Love you all!!!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status