Share

02 luka

~drttt drrttt alarm berbunyi tepat pukul 05.30.

Aya langsung saja mematikan alarm itu, ia beranjak menuju kamar mandi. Setelah mandi ia langsung saja berganti seragam.

Ia sudah siap, sekarang tepat pukul 06.00 ia langsung keluar kamar tak lupa menguncinya.

"Pagi bu." Sapa Aya kepada Ibu kosnya itu.

"Sarapan dulu Ay, gini terus ya bangunnya biar ga kena hukuman karena telat." Kata Bu Yuni, sambil memberikan Aya roti tawar yang sudah diberi selai coklat itu.

"Siap bu, makasih rotinya bu, Aya berangkat dulu."

"Hati-hati Ay." Kata Bu Yuni, dibalas dengan anggukan oleh Aya.

Ia sekarang sedang duduk di halte. 10 menit ia menunggu, bus yang ia tunggu sudah datang.

Ia duduk didekat jendela, ia membuka jendela bus itu lalu ia memasangkan headset ke kedua telinganya.

Ia memejamkan matanya sembari mendengarkan lagu kesukaannya.

Tepat 15menit perjalanan, bus sudah berhenti di halte sekolahnya. Ia berjalan masuk menuju gerbang sekolahnya. Sampainya di gerbang ada seseorang berkata kepada Aya, "eh kaki Lo masih sakit?" Tanyanya. Aya membalikan badannya ternyata ia Ronald kakak kelas yang menolongnya kemarin.

"Iya kak, tapi udah agak mendingan kok." Jawab Aya.

"Sini gue bantu sampe ke kelas Lo." Katanya.

"Ehh ga usah kak, itu ada temen aku." Kata Aya sambil menunjuk temannya, siapa lagi kalo bukan Ola.

"Ola." Teriak Aya. Lalu Ola langsung menghampiri Aya sambil berkata, "itu kaki Lo kenapa heh!?"

"Kemarin jatuh, terus di tolongin Wawa sama kak Ronald." Kata Aya.

"Oh ya gue duluan." Pamit Ronald lalu pergi meninggalkan Aya dan Ola.

"Eh kok bisa gini sih Ay?" Tanya Vio, sambil membantu Aya berjalan.

"Kemarin Tira anak kelas sebelah nabrak gue, dia buru-buru gue biarin dia pergi terus habis dia pergi, gue dibantu sama Wawa pas banget waktu itu yang dipanggil si Wawa kak Ronald, terus gue dianter ke klinik." Kata Aya.

"Oh gitu, Wawa siapa sih Ay? Btw kak Ronald cakep banget anj." Kata Ola.

"Najwa bego. Hm iye gue suka." Kata Aya.

"Beneran Ay?" Tanya Ola.

"Becanda, serius mulu hidupnya." Kata Aya.

Mereka pelan-pelan menaiki tangga, Ola sedikit kewalahan membantu temannya menaiki tangga. Sampai mereka di koridor kelas XI mereka bertemu dengan Indira dkk.

"Heh Ay udah baikan?" Tanya Najwa.

"Syukur Wa masih bisa buat jalan dikit²." Kata Aya.

"Sini gue bantu Lo ke kelas Ay, kalian ke kantin aja gue nitip." Kata Rara.

"Gue juga nitip dong nasi goreng pake telur setengah mateng, air anget satu gelas. Udah itu aja ni uangnya." Kata Aya.

"Hm kita duluan." Kata Indira dkk nya.

Rara dan Ola membantu Aya berjalan menuju kelas Aya, sampainya dikelas mereka langsung duduk ditempat Aya. Abbey dan Farel yang melihat Ola dan Aya segera menghampiri mereka.

"Pagi Ola sayang." Sapa Farel.

"Hi Farel." Kata Ola.

"Kaki Lo kenapa ?" Tanya Abbey.

"Itu si Tira ga sengaja nabrak gue, ni jadinya." Jelas Aya.

Kurang lebih 10menit Rara, Ola, Aya, Abbey, Farel, Nabil, Fahrezi berbicara mengenai banyak hal. Indira dkk pun datang ke kelas Aya, "ni makanannya." Kata Indira.

"Makasih." Kata Aya dan Rara bersamaan.

Abbey dkk sudah keluar menuju kantin, karena melihat makanan yang dibawa Indira dkk mereka langsung merasa lapar karena belum sarapan juga.

Aya mengeluarkan 1bungkus kopi dalam tasnya, lalu menuangkan ke air panas itu.

"Eh Ay Lo suka ngopi juga, ga bilang ih gue juga suka tau." Kata Jesica.

"Eh masa iya, gue suka kopi hitam tanpa gula kalo Lo?" Kata Aya.

"Sama Ayyy, ah elo ga bilang gue juga mau ngopi elah." Kata Jesica.

"Yaudah ni bagi dua gue cuma bawa satu bungkus hari ini, besok² gue bawa 2 buat elo satu gue satu." Kata Aya.

"Mantap Ay." Kata Jesica.

Bel masuk sekolah sudah berbunyi. Rara dkk kembali ke kelas, Ola dan Aya masih ditempat duduk mereka.

Farel yang duduk didepan Aya dan Ola berbalik badan lalu berkata, "PR kalian udah?"

"PR yang mana." Tanya Nabil teman sebangku Farel.

"Halaman 159." Kata Ola.

"WTF, gue gatau." Kata Aya.

"Selamat pagi anak-anak, PR segera kumpulkan lalu tumpuk dimeja saya. Yang tidak mengerjakan silahkan keluar kelapangan." Kata guru sejarah itu.

"Eh Lo pada udah semua?" Tanya Aya.

"Udah." Kata Farel, Nabil, dan Ola bersamaan.

Aya lalu beranjak dari kursi lalu keluar kelas menuju lapangan. Ia berjalan masih dengan kakinya yang sakit itu.

"Ay." Sapa Raditya.

"Hi kak Radit." Kata Aya

"Kaki Lo kenapa? Lo juga mau kemana ini kan udah waktunya masuk." Tanya Raditya.

"Kemarin jatuh, hehe. Oh ya, aku mau kelapangan soalnya tadi belum ngerjain PR." Kata Aya.

"Sini gue bantu kelapangan." Kata Raditya.

Raditya dan Aya sudah sampai di lapangan, tak ada siapa-siapa di sana hanya Aya dan Raditya.

"Eh Lo beneran Ay, lapangan sepi lo." Tanya Raditya.

"Hehe gapapa kak, makasih udah nganter sampe sini kak." Kata Aya.

Raditya lalu meninggalkannya, kini Aya sendirian berdiri sendiri menghadap tiang bendera sembari hormat kepada bendera itu.

Panas matahari membuat Aya merasa hidup kembali. Ia senang dengan sinar matahari pagi namun tak bisa berlama-lama dengannya.

Akhirnya pun ia pingsan, selalu seperti ini. Padahal ia sangat suka dengan matahari pagi namun ia harus berpisah dengannya lagi.

Dilain tempat Ronald melihat Aya pingsan ditengah lapangan, ia langsung saja berlari menuju Aya.

Tak menunggu lama ia mengangkat tubuh Aya lalu membawanya sampai ke UKS.

10menit ia pingsan, ia membuka matanya. Ia melihat disampingnya ada Ronald.

"Ay gimana masih pusing?" Tanya Ronald.

"Sedikit. makasih ya kak, maaf juga udah ngerepotin." Kata Aya.

"Gapapa Ay, gue suka direpotin sama Lo." Kata Ronald sedikit pelan.

"Aku mau ke kelas dulu kak, ini udah ga pusing soalnya." Kata Aya.

"Yaudah sini biar gue antar, kaki Lo masih sakit gitu." Kata Ronald, lalu ia membantu Aya berdiri.

Mereka berjalan melewati koridor, masih sepi karena ini masih jam pelajaran. Sampailah mereka didepan kelas Aya, tak ada guru didalam kelasnya.

"Syukur gaada guru." Batin Aya.

"Makasih banyak ya kak." Kata Aya.

"Sama-sama cantik." Kata Ronald, sambil mengelus kepala Aya.

Wajah Aya memerah, ia malu lalu buru-buru memasuki kelas. Tak sengaja ia tersandung oleh kakinya sendiri, syukur saja Ronald belum meninggalkan tempatnya itu, lalu segera menahan Aya agar tak jatuh.

"Hati-hati dong Ay." Kata Ronald.

"Emm hehe iya iya." Kata Aya.

Kali ini ia memasuki kelas dengan berhati-hati, wajahnya sudah seperti kepiting rebus. Malu sekali ia.

"Heh itu wajah kyk kepiting rebus kenapa ya neng?" Tanya Ola.

"Lah Lo kaga tau tadi si Aya diantar kakak kelas, oh ya kan bangku Lo dibelakang maneh gabisa lihat depan sono." Kata Farel.

"Serius Rel? Serius Ay? Siapa? Gue tebak kak Ronald! Bener ga?" Kata Ola penuh tanya.

"Iya, iya, iya bener si itu." Kata Aya.

"Hmmm, sudah kuduga. Gue tebak sih Lo bakal suka sama dia." Kata Ola.

"Ola cantik, jangan sotau." Kata Aya.

"Aya, gue tau ya gelagat Lo muka juga udah kek kepiting rebus. Kan ya kek tatapan Lo ke dia beda gitu ga kek Lo natap laki² lain." Kata Ola.

"Iyain sj biar suka." Kata Aya, lalu ia meletakkan kepala ke mejanya itu, yah dia tidur.

Kringgg~kringg bel istirahat berbunyi.

"Aya bangun, ayok makan ke kantin." Kata Ola.

"Ola tadi pagi kan gue udah makan, kalo gue makan lagi uang gue habis sebelum tanggalnya ege. Kata Aya.

"Gue bayarin ih, buru." Kata Ola, ia lalu membantu Aya berdiri. Ola dan Aya berjalan menuju ke kantin sambil Ola membantu Aya berjalan.

Sampai mereka di kantin, Aya dan Ola duduk di bangku yang masih tersedia.

"Lo mau apa?" Tanya Ola.

"Susu murni 2 roti tawar isi coklat 2." Kata Aya.

Aya sedang duduk sendiri di kantin sambil menunggu Ola datang sambil membawakan pesanannya, sembari menunggu Ola ia membaca buku pelajaran, memahami soal² yang sulit dicerna oleh otaknya itu.

"Nih." Kata Ola sambil menyodorkan pesanan Aya.

"Timaaciw Ola cantik." Kata Aya.

Ketika Aya ingin menyantap makanannya itu ada tangan besar menepuk bahunya, membuat Aya tak jadi melahap makanannya itu.

"Ape?" Tanyanya lalu menengok ke belakang, ia melihat sosok Tira dibelakangnya.

"Ay kaki Lo?" Tanya Tira, sambil menunjukan raut muka sedih dan bersalah.

"Pasti gegara gue tabrak kemarin kan Ay, maaf." Katanya lagi.

"Ahhaha gapapa santuy, sini duduk sini dulu deh." Kata Aya, lalu Tira duduk disamping Aya.

"Ini Lo makan dulu." Kata Aya sambil memberikan Roti dan susu.

"Makasih Ay. Seberapa parah itu kaki Lo? Maaf gue kemarin buru²." Kata Tira.

"Sama-sama Tira, ini ga begitu parah kok tenang aja. Iya gue tau kemarin Lo buru²." Kata Aya.

"Syukur deh Ay, makasih udah mau ngertiin gue juga." Kata Tira, lalu dibalas anggukan oleh Aya.

-Pulang sekolah-

Aya dan Ola sudah sampai didepan gerbang depan sekolahnya, seperti biasa mama Ola sudah tiba tepat waktu, seperti biasa juga menggunakan motor kesayangan.

"Mau nebeng gue ga ?" Tanya Ola.

"Becanda, udah sono balik udah ditungguin mama Lo tu." Kata Aya.

"Beneran Lo bisa sendiri?" Tanya Ola lagi.

"Kek ga kenal Aya aja Lo, gue bisa sendiri lah dari SD juga udah apa² sendiri, nyari duit sendiri, hidup sendiri apa² sendiri. Lah kan gue malah jadi cerita, udah sono." Kata Aya, lalu dibalas anggukan oleh Ola.

Aya sedang duduk di halte, menunggu bus. Ia memikirkan perkataannya tadi, ia jadi teringat bagaimana kejadian beberapa tahun lalu masih membekas dibenaknya.

"Lama banget sih bus nya." Kesal Aya.

"Ayok bareng gue aja." Kata Raditya.

"Hehe kakak, gausah itu udah sampe busnya. Duluan ya kak, hati-hati dijalan." Kata Aya kepada Raditya, lalu ia menaiki bus dengan sangat berhati-hati.

Sampailah ia di tempat kerjanya.

"Selamat datang, selamat berbelanja." Kata Aya kepada pelanggannya itu, seorang anak kecil berusia sekitar 5tahun dan kakak perempuannya yang berusia sekitar 15tahun.

Setelah selesai membeli makanan, mereka berdua keluar, diluar Aya melihat sosok Ayahnya, iya Ayahnya.

"Itu anak Ayah?" Batin Aya.

Ia merasakan rasa sakit itu muncul lagi, kejadian itu terlintas lagi diingatan Aya. Ia mencoba menenangkan dirinya, beruntung sekali ia dapat mengendalikan dirinya.

-nxt-

"thanks for reading my story, I hope you give me a vote and comment. See you soon." Aya Septiana.

Terimakasih sudah membaca karya saya, semoga kalian suka. Don't forget vote and comnent -Author-

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status