"AAAAAAAAAAAAAA." Teriak Aya berhasil membuat penduduk kosan terbangun dan mengetuk pintu kamar Aya.
"Aya Lo kenapa ?"
"Aya ada apa ?""Aya buka woi." "Aya Lo gapapa kan di dalem ?""Kenapa woi ?"Aya membuka pintu kamarnya, diluar sudah ada para penduduk kosan. "Gue gapapa, sans elah." Kata Aya.
"Teriak histeris gitu." Kata Adya.
"Iya mana keringetan, ngos-ngosan kyk habis lari aja Lo." Kata Caca.
"Lo kenapa hei, gue kaget anjir." Kata Yola.
"Iya anjir kenapa woe." Kata Lola.
"Mimpi buruk. Maap maap ni ye kalau buat kalian semua bangun." Kata Aya.
"Gue kira kenapa anjir."
"Gue kira kemalingan.""Balik dulu guys."Kata para penduduk kos lalu berjalan menuju kamar mereka masing-masing.Aya pun masuk ke kamar, berusaha menenangkan dirinya terlebih dahulu. "Random banget ya mimpinya tadi, mana serem kan gue jadi takut." Gumam Aya. Selesai menenangkan diri ia l
10 hari ini Aya semakin dekat dengan Raditya, kedekatannya dengan Raditya membuat Ronald menjauh. Ronald sekarang lebih sering bersama dengan Alvena, yang dikabarkan ia adalah sepupu dari Ronald.Walau Aya dekat dengan Raditya, namun rasanya kepada Ronald masih tetap sama. Tak berkurang, bahkan selalu bertambah. Bagaimana rasanya dengan Raditya ? Tak ada, ia hanya menganggap Raditya sebagai kakak, tak lebih tak kurang.Pagi ini, seperti biasa ia menunggu Raditya datang untuk menjemputnya. Namun setelah lama menunggu Raditya tak kunjung datang. Ia pun memutuskan untuk berangkat dengan bus.Namun, rasanya ada yang mengganjal. Tak biasanya Raditya seperti ini, tak memberikan kabar kepada Aya. Ada apa dengan Raditya ?Ditengah perjalanan, bus tiba-tiba berhenti.Para penumpang pun bertanya-tanya, tak biasanya bus berhenti seperti ini."Didepan ada kecelakaan." Kata salah seorang penumpang yang ada di bus terse
11 hari penuh misteri dan tanda tanyaRasanya masih seperti hari kemarin, dengan keceriaan yang penuh. Aya bangun lebih pagi kali ini, ia bergegas untuk menyiapkan alat-alat untuk sekolah. Lalu setelah menyelesaikan itu, ia memutuskan untuk mandi.Rasanya ada yang aneh saat ini, ketika dipertengahan ia mandi. Ada apa ya ? Ia bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. Ada hal aneh yang tak dapat dijelaskan. Sepertinya, ahh sudahlah. Ia menghiraukan rasa itu.Seperti biasa ia menunggu Raditya. Setelah menunggu cukup lama. Namun, yang datang malah Ronald."Kak Ronald, ada apa ?" Tanya Aya."Ayok naik, buruan." Kata Ronald."Aya nunggu kak Raditya ka." Kata Aya."Buruan naik Ay!" Perintah Ronald."Iya." Aya pun segera naik ke motor Ronald."Pegangan Ay." Kata Ronald.Aya pun memegang pundak Ronald, namun tangan Ronald mengarahkannya untuk melingkarkan tangan Aya ke perutnya.
Hari ini Raditya berangkat sekolah dengan mengendarai kesayangannya itu. Namun, dihari ini ada yang beda. Ia tak lagi menjemput Aya. Semua sudah selesai. Sepertinya.Ia sudah menyerahkan semuanya kepada Ronald. Karena ia tau bahwa mereka berdua saling menyukai satu sama lain. Raditya memilih untuk mengalah, karena jika dipaksakan pasti akan menyakitkan.Raditya merasa menjadi orang yang sangat menyedihkan jikalau ia masih seperti ini. Menjadi pembatas bagi dua remaja yang saling suka. Ia berusaha untuk ikhlas dan menerima.Cukup kemarin, ketika bolos pertama kali dengan Aya. Menjadi yang terakhir, tak ada episode berkelanjutan mengenai cerita mereka. Cerita Aya dan Raditya usai sebelum dimulai.Aya menunggu Raditya didepan kosannya. Namun, yang datang malah Ronald."Naik Ay." Kata Ronald."Loh, kok bukan kak Radit." Batin Aya.Ah sudahlah, ia hanya naik saja. Mungkin Radity
Kini ia sendiri, meratapi nasib yang telah lama ia lalui. Layaknya sebuah drama di layar kaca. Namun ekspektasi tak seindah realita. Banyak bayang, banyak angan yang ada didalam kepalanya.Aya Septiana, remaja perempuan yang dipaksa untuk dewasa oleh keadaan dan orangtuanya. Bagaimana jika semangatnya yang dulu hilang. Pasti ia akan kehilangan semuanya, termasuk dirinya."Aya." Panggil Raditya.Iapun terbangun dari tidurnya. Melihat sosok Raditya yang duduk disampingnya sambil menatapnya dalam. Seperti sudah tau semua apa yang ia rasa. Ia pun membalas tatapan Raditya, tatapan penuh tanya. Kenapa bisa Raditya sampai disini bersamanya."Tadi lo yang share lock ke gw, makannya gw tau lo ada disini." Kata Raditya."Eh, iya ka lupa." Kata Aya, sambil cengengesan."Duh masih muda suka lupa. Gapapa deh yang penting ga lupa sama gw." Kata Raditya."Hihh, apa." Kata Aya."Lah apa ? Emang lo mau kema
Banyak hal yang tak disangka, terjadinya tak terduga. Sama saja, tak ada yang berubah tentang rasaku terhadapmu. Aku selalu mencintaimu, selalu. Walau banyak hal, banyak tantangan yang ku lalui untuk bisa dekat denganmu. Aku selalu memaksa untuk hal itu, seperti dekat denganmu menjadi kawan baikmu. Aku tak tau, memang kamu yang friendly atau kamu kasian terhadapku, atau yang lainnya. Entahlah, aku bingung sekarang ini, yang ku tahu. Rasaku ini benar terhadapmu, tak pernah ku membohongi tentang rasa ini.Semesta selalu tau tentang rasaku terhadapmu. Rasanya semesta selalu mendukungku. Mendukungku dekat denganmu, namun. Kadang, aku berfikir jikalau aku harus berhenti untuk mencintai, mencintaimu yang tak pasti. Aku tak pernah tau, tak pernah tau kapan rasa ini kan berhenti.Namun ku selalu tau, ketika ku berhenti pasti. Ku takkan mudah untuk melupakan manusia sebaik kamu. Terimakasih, kamu."Aya." Kata Rara, berhasil membuat lamunan
Kegiatan kemarin sangat menyenangkan, anak-anak sangat senang dengan kehadiran Aya. Ada banyak hal ada banyak cerita. Dari anak-anak panti, Aya dapat belajar.Jikalau yang pergi akan terganti. Namun, rasanya pasti akan berbeda dengan dulu. Yang diharapkan akan menetap tak selamanya berada disisi. Namun bahkan akan pergi. Entah itu karena keterpaksaan atau ketetapan.Yang paling Aya senangi adalah, ada banyak hal yang ia ketahui tentang Alvena. Alvena adalah anak angkat dari ayahnya, dan adiknya Alvena. Alvena dulunya juga anak panti, namun bukan panti yang kemarin ia kunjungi.Alvena juga bercerita tentang ayahnya. Ayahnya ternyata belum menikah lagi, jadi ayah hanya mengurusi Alvena dan adiknya. Ayahnya juga pernah cerita, jikalau dulu pernah mempunyai anak. Namun, anak itu hilang entah kemana.Aya yang mendengarkan cerita dari Alvena cukup terkejut. Apa iya benar yang dikatakan oleh Alvena. Ah sudahlah ini sangat rumit.
Tepat pukul tujuh pagi hari, Aya baru sampai di depan gerbang SMA Semesta. Dari halte, ia lari terburu-buru dengan rok span yang ia pakai. Sungguh, ini sangat menyusahkan dia untuk berlari. Dari kejauhan, ia melihat ada segerombol geng motor, (sepertinya). Geng motor itu keluar dari sekolahannya. Ia sedikit terkejut pasalnya geng motor tersebut nampak habis menyerang sekolahannya itu.Hampir sampai di sekolah, ia melihat murid-murid dari sekolahannya keluar berhamburan."Eh kok pada pulang ?" Tanya Aya."Di suruh pulang." Kata seseorang.Terlihat gerbang sekolahan seperti habis terkena serangan dari luar, entah apa yang telah terjadi tadi. Ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri pasal ini. Aneh sekali, jika memang sekolah diserang seharusnya anak-anak tidak diperkenankan untuk pulang. Jika ada apa-apa di jalan bagaimana ? Jika ada anak-anak yang dikroyok gerombolan tadi bagaimana ? Ahh sudahlah, Aya berjalan cepat menuju sekolahannya.Lalu Aya tak sengaja bertemu Ronald dengan wajah pe
Setelah kecelakaan di tempo hari. Dan setelah 2 minggu daring seperti home schooling. Akhirnya mereka berangkat lagi ke sekolahan. Dan kini Raditya masih setia mengantar jemput Aya.Dan sekarang ini mereka sedang berada di jalan. Di lampu merah kali ini, dengan wajah Raditya yang memerah pula. Yah, hari ini ia sangat senang karena dibawakan sarapan oleh Aya. Terimakasih malaikat cantik.Lampu merah yang berubah menjadi kuning, lalu hijau. Hijau menandakan terus berjalan, kuning menandakan hati-hati atau persiapan untuk berhenti ataupun berjalan. Dan merah, menandakan untuk berhenti.Merah, penuh makna di dalam hidupnya. Sudah lama ia memendam rasa, namun tak kunjung ia bersua soal rasa. Pula ia berfikir rasanya takkan terbalaskan. Ia tau perempuan yang ia sukai nan kagumi setiap hari ini adalah orang yang ramah dan baik hati. Ia sangat ramah kepada semua orang, sampai-sampai kadang ramahnya membuat diri ini bingung sendiri. Sebenarnya ia menyukaiku atau hanya sekedar ramah, entahlah.