Pagi hari Aya sudah terbangun, bersiap untuk pergi dengan Ronald (pikirnya).
Aya keluar kamar dengan pakaian rapi, sepertinya dia lupa sesuatu"Aya mau kemana ?" Tanya Caca.
"Jalan sama doi." Kata Aya dengan percaya dirinya.
"Aya ini masih hari Rabu (•‿•)." Kata Caca.
"Wah iya ? Beneran ? Kok kakak engga pake seragam ? Ih yang bener ? Kok aku lupa." Kata Aya.
"Iya Ay beneran ga boong gue. ni gue mau numpang di kamar mandi Lo, kamar mandi gue kerannya rusak." Kata Caca.
"Saking senengnya tuh jadi lupa hari." Kata Adya yang tiba-tiba muncul.
"Ah malu saya, yaudah deh mau ganti baju dulu. Ayok kak Ca." Kata Aya.
"Kemana ?" Tanya Caca.
"Katanya mau numpang mandi, jadi ga ?" Kata Aya.
"Gue lupa." Kata Caca.
"Emang Lo berdua sama-sama pelupa, udah ah gue berangkat dulu." Kata Adya.
"Heh!!! Yaudah hati-hati Ad." Kata Caca.
Adya pun meninggalkan mereka berdua, Aya dan Caca lalu memasuki kamar Aya.
"Lah kakak nanti berangkat sama siapa ?" Tanya Aya."Sama om gue lah." Kata Caca.
"Hah, yang mana ?" Taya Aya.
"Pacar gue ih, gue suka manggil dia om." Kata Caca.
"Kak Adya kata belum om om lah buat kita." Kata Adya.
"Ya emang iya, malah ngobrol udah ah Ay mau mandi nanti ditunggu mas pacar." Kata Caca.
"Hmm iya." Kata Aya.
15menit Aya menunggu Caca yang masih mandi,
"Kak Caca, kak Candra udah didepan. Lama banget ngapain sih." Kata Aya."Bentar Ay masih ganti baju." Kata Caca.
"Udah ni Ay." Kata Caca yang keluar dari kamar mandi, sudah lengkap mengenakan seragam sekolahnya.
"Bentar gue mau ngambil tas, Lo bareng gue aja." Kata Caca.
"Iya kak." Kata Aya.
Merekapun keluar menuju Candra,
"Eh Ay ga pamit bu Yuni dulu kita ?" Tanya Caca."Tadi aku udah pamit, bu Yuni ada urusan diluar." Kata Aya.
"Ohh yaudah." Kata Caca.
"Mas Can, Aya nebeng kita gapapa kan ?" Tanya Caca.
"Gapapa, sekolah kamu sama Aya kan sebelahan." Kata Candra.
"Kok kamu tau ?" Tanya Caca.
"Kan kamu yang cerita ke aku." Kata Candra.
"Oh iya aku lupa." Kata Caca.
"Kak ayok, bentar lagi masuk." Kata Aya.
"Oh iya, maaf. Yok masuk." Kata Caca.
-Mereka sudah sampai di sekolahan Aya.
"Makasih kak, sering-sering begini gapapa kok." Kata Aya.
"Wah iya iya besok bareng gue lagi. Yaudah hati-hati." Kata Caca.
"BECANDA, HIKS. UDAH YA KAK BYE." Kata Aya dengan suara keras.
Lalu ia cepat-cepat turun dari mobil Candra, malu dia. Ia berlari menuju gerbang, takut telat. Ia tak sengaja menabrak dada bidang seorang laki-laki.
"Maaf maaf." Kata Aya."Gapapa Ay." Kata Ronald.
Aya mengangguk lalu berjalan meninggalkan Ronald, Ronald dengan sigap menarik tangan Aya. Kini mereka seperti orang yang berpelukan.
"Hati-hati dong Ay, kalo Lo kenapa-napa gimana ?" Kata Ronald, benar saja ia tak berhati-hati dan hampir tertabrak mobil."Iya kak maaf." Kata Aya.
"Iya Aya, yok gue anter ke kelas Lo." Kata Ronald, sambil menarik tangan Aya.
"Apa-apaan ini Astaga Ya Tuhan gakuat pengen meninggoy." Batin Aya.
Jantung Aya berdetak lebih cepat kali ini, mungkin saja Ronald bisa mendengarkannya."Ay sarapan dulu mau ga ?" Tanya Ronald.
"Mau kak." Kata Aya.
Mereka sudah sampai di kantin,
"Lo mau makan apa ?" Tanya Ronald."Mau roti sama susu aja kak. Ini uangnya kak." Kata Aya, lalu memberikan uang kepada Ronald.
"Gausah, kan gue yang ngajak Lo jadi gue yang harus bayar makanan Lo." Kata Ronald.
"Hehe makasih kak." Kata Aya, lalu dibalas anggukan oleh Ronald.
Aya merasa ada yang melihatnya lalu ia berbalik, "kak Radit." Batin Aya.
Raditya tersenyum lalu dibalas oleh Aya."Ni pesenan Lo." Kata Ronald.
"Makasih kak." Kata Aya.
Merekapun makan sambil tertawa dan bercerita tentang banyak hal.
Disisi lain Raditya yang melihat kebersamaan Aya dan Ronald pun merasa sakit. "Ay apa Lo ga sadar kalo gue.."
Belum sempat melanjutkan perkataannya tiba-tiba teman Raditya datang."Woeee Lo kenapa ngomong sendiri gitu ?" Tanya Rico."Biasalah ric masalah cewe." Kata Arya.
"Gue pengen tau yang mana si tu cewe." Kata Rico.
"Itu cok itu." Kata Arya, sambil menunjuk ke arah Aya.
"Ga nyangka selera Lo yang begituan." Kata Rico.
"Mana saingan Lo si Ronald, mending mundur. Lo tau kan bentukan Ronald itu kek ape." Kata Arya.
"LO BERDUA DIEM ATAU MATI ?!" Geram Raditya, setelah mengatakan itu Raditya langsung saja pergi menuju kelasnya.
"Aneh tu si Radit." Kata Rico.
"Namanya juga lagi FALLING IN LOVE WITH SOMEONE." Kata Arya.
-dikelas Aya
"Hai Ay." Sapa Atha kepada Aya, disebelah Atha sudah ada Nabil.
"Ada apa ?" Tanya Aya.
"Maafin gue soal kemarin, ada dalang dibalik ini semua. Tapi gue belum bisa ngomong ke Lo sekarang." Kata Atha.
"Iya gue udah maafin Lo." Kata Aya.
"Hai Aya, si Atha tadi ngapain, tumben nyamperin Lo ?" Tanya Ola.
"Cuma minta maaf, sama bilang ada dalang dibalik kejadian kemarin." Kata Aya.
"Ohh yaudah. Pr udah ?" Tanya Ola.
"Udah." Kata Aya.
"Pinjem." Kata Ola.
"Gue juga pinjem dong." Kata Farel.
"Sono Lo duduk bareng Farel aja biar ga berebut." Kata Aya.
-istirahat, Aya sedang bersama teman-temannya di kantin
"Jujur gue udah capek banget hidup." Kata Aya tiba-tiba.
Teman-teman Aya langsung menatap satu sama lain mengartikan, 'Aya kenapa ?'
"Lo ada masalah apa ? Sini cerita." Kata Abbey.
"Gada bey, rasanya gue udah capek aja sama semuanya. Badan gue encok belakangan ini, dikerjaan sering angkat barang yang berat." Kata Aya.
"Kok bisa gitu, emang pegawai yang laki kemana ?" Tanya Ola.
"Ya ada, gue emang sengaja karena kalau yang angkat barang berat gajinya dinaikin sedikit kan lumayan bisa ditabung buat biaya kuliah." Kata Aya.
Teman-teman Aya lalu menatap satu sama lain, lagi.
"Ay Lo bisa kok pake uang kita-kita, kita ini temen Lo." Kata Farel."Iya gue tau kalian semua anak baik, gue gamau nyusahin kalian dan bergantung sama kalian. Semua itu akan berpisah pada waktunya, gue gatau kapan kita pisah. Gue selalu menghargai setiap momen yang kita lewatin, karena gue tau semua ini bakal berlalu. Semua ini fana gada yang selamanya." Kata Aya, berhasil membuat teman-temannya terdiam sejenak memikirkan perkataan Aya.
"Kalau dirasa udah ganggu banget Lo bisa cerita ke kita-kita atau engga Lo bisa pergi ke profesional." Kata Najwa.
"Iya bener Ay." Kata Rara.
"Kita semua ada disini buat Lo." Kata Indira.
"Makasih kalian." Kata Aya.
-pulang sekolah
"Aya." Panggil Raditya.
"Ada apa kak ?" Tanya Aya.
"Pulang bareng gue yok." Kata Raditya.
"Aku udah pesen ojol." Kata Aya.
"Yaudah deh, gue duluan Ay." Kata Raditya, tak menunggu lama ojol pun datang.
Thanks for reading this chapter
Stay safe and stay healthyHave a blessed day ( ꈍᴗꈍ)Don't forget give me a vote and comment(◕ᴗ◕✿)
Hari Sabtu-waktunya Aya dan Ronald pergi menonton bioskop.Tepat pukul 09.00 Aya terbangun, dan melihat jam dindingnya sudah menunjukkan pukul 9 tepat. Aya langsung saja bergegas menuju kamar mandi.Selesai Aya mandi, ia langsung saja memakai pakaian yang tadi malam sudah ia pilih.Like that, xixi."Siap, tinggal nunggu kak Ronald." Kata Aya dengan diri sendiri.Sebelum keluar dari kamar Aya melihat ponselnya terlebih dahulu, sepertinya banyak pesan masuk sudah lama sekali ia tak memegang ponselnya itu.Kak Ronald10 pesan belum dibaca-Aya-Jam setengah sepuluh gue otw-Aya-Aya cantik-Hei-Gue udah di depan kosan Lo -AYA -Buruan Ayyy (╥﹏╥)-Aya-BuruAya yang meli
Pagi hari yang cerah, ini hari Minggu tepat pukul 08.00Aya bergegas menuju kamar mandi. Ia bekerja hari ini. Sudah siap semua ia bergegas menuju keluar kamar. "Kerja Lo Ay ?" Tanya Caca."Iya kak, kak Adya ada ?" Tanya Aya."Pergi, gatau deh kemana mungkin kerja." Kata Caca."Yahh mau pinjem motor padahal." Kata Aya."Motor Adya gede Ay, emang Lo bisa ?" Tanya Caca."Bisalah, masa engga. Ehh aku duluan kak nanti telat. Bye." Kata Aya. Ia langsung bergegas menuju halte terdekat. Oh iya Aya tak berpamitan dengan bu Yuni, yahh hari Minggu biasanya bu Yuni pergi ke tempat ibadah.Sebelum berangkat Aya tak lupa untuk memakai masker, entah mengapa hari ini ia sangat ingin mengenakan masker. Dan satu lagi, ada hal yang aneh dengan dirinya karena ia sedikit takut dengan manusia-manusia lain kali ini. Ia pun berlari menuju halte, dan syu
"AAAAAAAAAAAAAA." Teriak Aya berhasil membuat penduduk kosan terbangun dan mengetuk pintu kamar Aya."Aya Lo kenapa ?""Aya ada apa ?""Aya buka woi.""Aya Lo gapapa kan di dalem ?""Kenapa woi ?"Aya membuka pintu kamarnya, diluar sudah ada para penduduk kosan. "Gue gapapa, sans elah." Kata Aya."Teriak histeris gitu." Kata Adya."Iya mana keringetan, ngos-ngosan kyk habis lari aja Lo." Kata Caca."Lo kenapa hei, gue kaget anjir." Kata Yola."Iya anjir kenapa woe." Kata Lola."Mimpi buruk. Maap maap ni ye kalau buat kalian semua bangun." Kata Aya."Gue kira kenapa anjir.""Gue kira kemalingan.""Balik dulu guys."Kata para penduduk kos lalu berjalan menuju kamar mereka masing-masing.Aya pun masuk ke kamar, berusaha menenangkan dirinya terlebih dahulu. "Random banget ya mimpinya tadi, mana serem kan gue jadi takut." Gumam Aya. Selesai menenangkan diri ia l
10 hari ini Aya semakin dekat dengan Raditya, kedekatannya dengan Raditya membuat Ronald menjauh. Ronald sekarang lebih sering bersama dengan Alvena, yang dikabarkan ia adalah sepupu dari Ronald.Walau Aya dekat dengan Raditya, namun rasanya kepada Ronald masih tetap sama. Tak berkurang, bahkan selalu bertambah. Bagaimana rasanya dengan Raditya ? Tak ada, ia hanya menganggap Raditya sebagai kakak, tak lebih tak kurang.Pagi ini, seperti biasa ia menunggu Raditya datang untuk menjemputnya. Namun setelah lama menunggu Raditya tak kunjung datang. Ia pun memutuskan untuk berangkat dengan bus.Namun, rasanya ada yang mengganjal. Tak biasanya Raditya seperti ini, tak memberikan kabar kepada Aya. Ada apa dengan Raditya ?Ditengah perjalanan, bus tiba-tiba berhenti.Para penumpang pun bertanya-tanya, tak biasanya bus berhenti seperti ini."Didepan ada kecelakaan." Kata salah seorang penumpang yang ada di bus terse
11 hari penuh misteri dan tanda tanyaRasanya masih seperti hari kemarin, dengan keceriaan yang penuh. Aya bangun lebih pagi kali ini, ia bergegas untuk menyiapkan alat-alat untuk sekolah. Lalu setelah menyelesaikan itu, ia memutuskan untuk mandi.Rasanya ada yang aneh saat ini, ketika dipertengahan ia mandi. Ada apa ya ? Ia bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. Ada hal aneh yang tak dapat dijelaskan. Sepertinya, ahh sudahlah. Ia menghiraukan rasa itu.Seperti biasa ia menunggu Raditya. Setelah menunggu cukup lama. Namun, yang datang malah Ronald."Kak Ronald, ada apa ?" Tanya Aya."Ayok naik, buruan." Kata Ronald."Aya nunggu kak Raditya ka." Kata Aya."Buruan naik Ay!" Perintah Ronald."Iya." Aya pun segera naik ke motor Ronald."Pegangan Ay." Kata Ronald.Aya pun memegang pundak Ronald, namun tangan Ronald mengarahkannya untuk melingkarkan tangan Aya ke perutnya.
Hari ini Raditya berangkat sekolah dengan mengendarai kesayangannya itu. Namun, dihari ini ada yang beda. Ia tak lagi menjemput Aya. Semua sudah selesai. Sepertinya.Ia sudah menyerahkan semuanya kepada Ronald. Karena ia tau bahwa mereka berdua saling menyukai satu sama lain. Raditya memilih untuk mengalah, karena jika dipaksakan pasti akan menyakitkan.Raditya merasa menjadi orang yang sangat menyedihkan jikalau ia masih seperti ini. Menjadi pembatas bagi dua remaja yang saling suka. Ia berusaha untuk ikhlas dan menerima.Cukup kemarin, ketika bolos pertama kali dengan Aya. Menjadi yang terakhir, tak ada episode berkelanjutan mengenai cerita mereka. Cerita Aya dan Raditya usai sebelum dimulai.Aya menunggu Raditya didepan kosannya. Namun, yang datang malah Ronald."Naik Ay." Kata Ronald."Loh, kok bukan kak Radit." Batin Aya.Ah sudahlah, ia hanya naik saja. Mungkin Radity
Kini ia sendiri, meratapi nasib yang telah lama ia lalui. Layaknya sebuah drama di layar kaca. Namun ekspektasi tak seindah realita. Banyak bayang, banyak angan yang ada didalam kepalanya.Aya Septiana, remaja perempuan yang dipaksa untuk dewasa oleh keadaan dan orangtuanya. Bagaimana jika semangatnya yang dulu hilang. Pasti ia akan kehilangan semuanya, termasuk dirinya."Aya." Panggil Raditya.Iapun terbangun dari tidurnya. Melihat sosok Raditya yang duduk disampingnya sambil menatapnya dalam. Seperti sudah tau semua apa yang ia rasa. Ia pun membalas tatapan Raditya, tatapan penuh tanya. Kenapa bisa Raditya sampai disini bersamanya."Tadi lo yang share lock ke gw, makannya gw tau lo ada disini." Kata Raditya."Eh, iya ka lupa." Kata Aya, sambil cengengesan."Duh masih muda suka lupa. Gapapa deh yang penting ga lupa sama gw." Kata Raditya."Hihh, apa." Kata Aya."Lah apa ? Emang lo mau kema
Banyak hal yang tak disangka, terjadinya tak terduga. Sama saja, tak ada yang berubah tentang rasaku terhadapmu. Aku selalu mencintaimu, selalu. Walau banyak hal, banyak tantangan yang ku lalui untuk bisa dekat denganmu. Aku selalu memaksa untuk hal itu, seperti dekat denganmu menjadi kawan baikmu. Aku tak tau, memang kamu yang friendly atau kamu kasian terhadapku, atau yang lainnya. Entahlah, aku bingung sekarang ini, yang ku tahu. Rasaku ini benar terhadapmu, tak pernah ku membohongi tentang rasa ini.Semesta selalu tau tentang rasaku terhadapmu. Rasanya semesta selalu mendukungku. Mendukungku dekat denganmu, namun. Kadang, aku berfikir jikalau aku harus berhenti untuk mencintai, mencintaimu yang tak pasti. Aku tak pernah tau, tak pernah tau kapan rasa ini kan berhenti.Namun ku selalu tau, ketika ku berhenti pasti. Ku takkan mudah untuk melupakan manusia sebaik kamu. Terimakasih, kamu."Aya." Kata Rara, berhasil membuat lamunan