"Aakh...!!sakit mas..!!kumohon berhentilah..!!"
Maura gadis cantik itu memohon ampun pada Dewa Allandra,lelaki yang saat ini sedang memompa tubuhnya dengan brutal. Lelaki itu tak menghiraukan permohonan gadis cantik yang kini hilang kesuciannya."Tubuhmu sangat nikmat sayang,aku tak bisa berhenti sebelum hasratku tertuntaskan."sahut Dewa yang masih begitu semangat memacu tubuhnya di atas tubuh molek adik iparnya tersebut.Ya,Dewa adalah suami dari Maulina Arabella yakni kakak dari Maura Anabella. Lelaki itu menikahi Mauli sekitar dua tahun yang lalu. Maulina atau kerap di sapa Mauli berprofesi sebagai model.Wanita itu jarang pulang karena menjadi model profesional,dengan segala tuntutan profesinya,Mauli tak bisa memberikan perhatian pada Dewa yang di landa kesepian.Meskipun begitu,Dewa begitu sabar menjalani hubungan yang menurutnya tak sehat ini.Belakangan ini,Dewa merasa Mauli semakin mengabaikannya. Lelaki itu mulai menaruh curiga pada sang istri yang mulai jarang memberi kabar padanya.Malam ini Dewa menggila setelah ia kalah tender dari saingannya yang merupakan mantan kekasih dari sang istri.Lelaki itu pergi ke bar dan melampiaskan amarahnya pada minuman keras. Hingga tengah malam,Dewa masih berada di dalam bar dengan kondisi mabuk berat.Lelaki itu tak bisa pulang lantaran kondisinya yang mabuk parah,alhasil Rio sang asisten lah yang terpaksa harus bekerja keras menyeret manusia itu untuk pulang.Kebetulan malam ini akhir pekan dan Maura tengah berada di rumah sang kakak saat ini. Seperti biasa,gadis yang memilih hidup bersama sang nenek, setelah kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan itu,ia akan selalu berkunjung kerumah kakak iparnya untuk bertemu Mauli kakaknya di setiap akhir pekan dan menginap di sana.Dan apesnya,malam ini Maura menginap saat sang kakak ipar dalam kondisi tak terkendali akibat minuman keras,di tambah lagi sang kakak tak pulang karena ada pemotretan di luar kota.Gadis itu terkejut ketika membuka pintu dan mendapati sang kakak yang di papah oleh asistennya. Ia meminta Rio untuk membawa kakak iparnya ke dalam kamar lelaki itu.Setelah kepergian Rio,gadis itu berusaha membantu kakak iparnya untuk berganti pakaian karena pakaian yang di pakai oleh Dewa sudah kotor bekas muntah dan tumpahan wine berbau menyengat.Karena dalam keseharian Maura dan kakak iparnya lumayan akrab,ia tak merasa canggung untuk menggantikan baju kakak iparnya. Hanya sebatas atasannya saja,begitu pikir gadis itu.Ia tak menyangka jika akhirnya lelaki mabuk itu justru tak terkendali saat ia mulai membuka pakaiannya,lelaki itu mulai melampiaskan kegilaannya akibat terpengaruh minuman keras.Dewa memaksa menggauli Maura yang saat itu dalam pandangannya adalah Mauli sang istri.Dan berakhirlah Maura yang kini menangis dalam kukungan di bawah tubuh lelaki itu karena kini gadis itu sudah hilang kesucian akibat ulah kakak iparnya.Lelaki itu dengan liar terus bergerak diatas tubuh Maura mencari puncak kenikmatannya sendiri.Si cantik hanya bisa pasrah dan menangis,mahkota yang ia jaga selama ini dan akan ia persembahkan untuk sang suami kelak,kini telah terkoyak tak bersisa.Hampir satu jam kakak iparnya menikmati permainan panas itu sampai akhirnya.."Argh....aku sampai sayang!!" Dewa menggeram melepaskan puncak kenikmatan yang ia dapatkan. Lelaki itu menanamkan benih dalam rahim adik iparnya sendiri.Usai pelepasan,lelaki itu langsung terkulai dan pulas. Maura mendorong tubuh lelaki itu dengan sisa tenaganya agar beranjak dari atas tubuhnya.Menangis,hanya itulah yang dapat Maura lakukan atas kejadian yang menimpanya. Ia tak mungkin mengadukan hal ini pada Mauli kakaknya atau hal ini akan menghancurkan rumah tangga kakaknya.Meratapi nasib,itulah yang terjadi. Maura menangis sejadi -jadinya,tubuh polosnya yang berhias peluh memeluk lutut di atas ranjang sang kakak ipar yang menjadi saksi bisu atas hilangnya kesucian yang ia miliki.Apa yang sudah hilang tak mungkin ia miliki lagi,kini tak ada lagi Maura gadis cantik yang masih suci. Yang ada hanyalah Maura yang kini telah ternoda. Mahkota yang kelak akan menjadi kebanggaan yang akan ia persembahkan pada tambatan hatinya kelak,kini telah sirna.Lalu bagaimana ia akan menjalani kehidupan setelah ini??"Oma..hiks..hiks..maafkan aku,aku tidak bisa menjaga kehormatanku,hiks.." Maura kembali terisak.Ia mengangkat pandangannya,ia tatap lelaki yang kini sudah pulas usai menembakkan lahar putihnya ke rahim gadis itu,entah mengapa Maura tak bisa membenci lelaki yang merenggut kesuciannya tersebut.Mungkin karena Dewa selalu bersikap baik kepadanya selama ini,gadis itu selalu mendapatkan apa yang ia inginkan jika ia mau merengek pada kakak iparnya tersebut,hubungannya terjalin cukup baik dengan sang ipar,tapi ia tak pernah menyangka bahwa hari seperti ini akan menghampirinya.Seseorang yang ia anggap sebagai malaikat pelindung,ternyata merampas hal yang paling berharga yang ia miliki."Bagaimana jika mbak Mauli sampai tahu kejadian ini??"gadis itu terus bermonolog dengan diri sendiri.Sesekali Maura menggeleng dan memukul kepalanya sendiri memaksa otak sempitnya untuk berpikir keras agar menemukan solusi terbaik dalam memecahkan masalah ini. Ia tak mungkin menjadi duri dalam pernikahan kakaknya sendiri.Cukup lama Maura terus bergelung dengan pikirannya sendiri,namun hingga menjelang pagi,gadis itu sama sekali tak menemukan solusi. Ia tak dapat menerka apa yang akan terjadi pada dirinya kedepannya setelah kejadian ini.Karena lelah terus berpikir dan menangis,gadis malang itu mencoba kembali berbaring dan meringkuk,ia pejamkan mata,namun tak kunjung juga berhasil menyelami alam mimpi. Bayang bayang dimana kakak iparnya mengukung dan memaksa menyetubuhinya terus menari di benaknya.Gadis itu kembali membuka mata,ia menoleh ke arah pria yang telah merampas kesuciannya tersebut. Di tatapnya wajah damai sang ipar yang terpejam begitu lelapnya,air mata nya kembali mengalir dengan derasnya tanpa bisa di bendung."Aku harus bagaimana mas??hiks...aku tidak mungkin merusak hubunganmu dengan mbak Mauli,tapi sekarang aku hancur,,hiks..siapa yang mau menerima gadis kotor dan tak suci lagi sepertiku??hiks..hiks.." Maura kembali terisak.Ia kembali memiringkan tubuhnya dan meringkuk memeluk tubuhnya sendiri. Ia biarkan tubuhnya polos tak tertutup kain sehelai pun,rasanya ia tak sanggup hanya sekedar untuk menarik selimut dan menutupi tubuhnya.Maura terus menangis hingga merasa lelah,bahkan kepalanya mulai terasa pening karena terus menerus menangis semalaman. Ia terus berusaha untuk memejamkan mata,berharap esok pagi ia merasa lebih baik dan menemukan solusi yang terbaik.Dengan berbantalkan lengannya sendiri,gadis itu meringkuk,tubuhnya terasa seakan remuk redam akibat pertempuran yang di iringi pemaksaan oleh sang ipar....Bersambung.......Pagi harinya,Dewa terbangun dengan kepala yang teramat pening. Lelaki itu memijit kepalanya sembari mengedarkan pandangannya. Ia terbelalak saat pandangan nya menangkap sosok yang tak asing baginya. Maura,adik iparnya itu meringkuk di ranjangnya tanpa sehelai benang pun dengan tubuhnya yang penuh dengan bekas merah hasil karyanya....Gadis itu meringkuk semalaman menangisi nasibnya yang tragis di tangan kakak iparnya sendiri. Belum selesai keterkejutan Dewa,lelaki itu di buat semakin terkejut dengan noda merah di bawah area pinggul Maura...."Apa yang kulakukan padanya??" Dewa menyugar rambutnya dengan kasar."Apa aku sudah menodainya??tidak..!!ini tidak mungkin!!" Dewa terus menggeleng,lelaki itu seakan tak percaya dengan apa yang terjadi sebenarnya....Dewa beranjak dari ranjang,ia meraih boxer di lemari lalu memakainya. Setelah itu ia mengambil kemeja baru dari lemari dan menutupkan ke tubuh Maura...."Dek..!!bangun..!!Maura..!!are you oke??" Dewa menepuk nepuk pipi Maura."Astaga.
"Dek,,tenanglah..!aku...aku akan bertanggung jawab jika kamu hamil nanti." "Tanggung jawab seperti apa yang kamu maksud mas?apa kamu akan menikahi ku dan menceraikan mbak Mauli,begitu??"tanya Maura. Dewa menelan ludahnya dengan kasar. Ini adalah pilihan yang sulit. Ia sangat mencintai Mauli,apakah ia harus merelakan wanita itu demi tanggung jawabnya pada Maura karena sudah menodainya?? "Dek,aku...aku.." Dewa tergagap. Lelaki itu bingung,lidahnya terasa kelu untuk memutuskan. "Sudahlah mas!lupakan saja.!!aku akan pergi dari hidup kalian. Lupakan juga tentang kejadian gila semalam. Aku tidak akan hamil. Kalau aku hamil akan ku gugurkan bayi ini agar tidak menjadi duri dalam rumah tangga mas Dewa dan kak Mauli."ucap Maura dengan mata berkaca kaca. Dewa terbelalak mendengar penuturan Maura. Mana mungkin ia membiarkan hal itu terjadi. Memiliki anak adalah keinginan terbesarnya yang belum tercapai sampai sekarang. Hingga saat ini,Mauli masih belum mau mengabulkan permintaannya untuk
Usai menerima telepon dari sang oma,Dewa pun berusaha menghubungi Maura,namun sayang wanita itu tak mau menjawab panggilan dari iparnya.Pantang menyerah,Dewa terus mengulang panggilan terhadap iparnya tersebut,ia berharap Maura mau sekali saja menjawab panggilannya agar ia tau jika gadis itu baik -baik saja."Angkat dong dek!!please..!!"geram Dewa dengan tangan terkepal.Lelaki itu benar -benar resah dan gelisah karena tak kunjung mendapat jawaban dari seberang sana padahal panggilan terhubung.Karena tak kunjung mendapat jawaban,akhirnya Dewa memutuskan untuk melacak keberadaan nomor sang ipar.Tak butuh waktu lama,Dewa sudah berhasil menemukan lokasi keberadaan Maura saat ini. Gadis itu sudah berada di Semarang juga namun bukan pulang ke rumah neneknya. Mungkin Maura berada di rumah temannya.Segera Dewa bergegas meninggalkan kantor dan melacak keberadaan sang ipar. Dengan fokus lelaki itu berselancar di ponselnya mencari tau keberadaan adik iparnya tersebut sambil menyetir.Perjal
"Awas kaki mu mas!!" Maura mendorong tubuh lelaki yang sedang mengganjal pintu dengan kakinya.Lelaki itu dengan cepat meraih tangan Maura dan menariknya hingga Maura pun akhirnya ikut keluar."Mas..""Maura sayang!!aku kesini mau minta penjelasan dari kamu!"ucap lelaki itu."Nggak ada yang perlu di jelasin mas,kita sudah berakhir. Kita putus !!""Itu menurut kamu Maura!!aku nggak mau kita putus!!kenapa kamu tiba tiba kaya gini??apa kamu lupa rencana indah kita??"tanya lelaki itu."Maaf mas Bayu!!tapi aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita!aku....aku bukan pilihan yang baik buat kamu!"ucap Maura mati-matian menahan air matanya agar tak jatuh.Lelaki bernama Bayu itu merogoh saku celananya dan mengeluarkan kotak perhiasan kecil berbahan beludru berwarna maroon. Ia lalu membukanya."Kamu lihat ini sayang!Cincin yang akan kita pakai di acara lamaran nanti udah jadi sesuai dengan desain yang kamu mau,lihat ...!"Bayu mengeluarkan Cincin itu dan menunjukkan pada Maura.Cincin itu adalah c
"Mas Bayu,lebih baik kamu pergi dari sini!"seru Maura sambil terus memeluk Dewa,takut kalau lelaki itu kembali menghantam mantan kekasihnya yang Barus ia putuskan tiga hari yang lalu tersebut."Maura..aku nggak akan pergi sebelum kamu jelasin semua!siapa laki laki ini??apa karena dia kamu mutusin aku??"Mendengar penuturan lelaki yang baru saja dia beri bogem mentah itu,Dewa terhenyak. Benarkah laki laki itu adalah kekasih dari iparnya??lalu apakah benar mereka putus karena dirinya??"Aku mohon mas!pergilah dulu. Aku janji lain hari akan ku jelaskan semuanya!tapi untuk sekarang pergilah!"mohon Maura.Bayu tertunduk lemas,ia tak ingin memaksa pujaan hatinya untuk sekarang. Ia sangat tahu dan paham bagaimana sifat Maura. Gadis itu Taka akan bisa di paksa atau pemaksaan itu akan membuatnya marah kepadanya. Biarlah kali ini ia menurunkan egonya dan mengalah."Baiklah,aku akan pergi. Tapi ingat janjimu untuk menjelaskan semuanya. Kita mengawali hubungan dengan cara yang baik,aku harap jika
"Mas,jangan gila ya kamu!!aku nggak mau merusak hubungan kalian!sudahlah..lupakan kejadian malam itu!lanjutkan rumah tangga yang damai dengan mbak Mauli!""Dek,kamu nggak tau seperti apa rumah tanggaku yang sebenarnya,aku dan kakakmu sebenarnya...""Sebenarnya apa mas??" Maura jadi penasaran karena Dewa menggantung ucapannya.Dewa menggeleng,ia merasa ragu untuk menceritakan perihal rumah tangganya yang sebenarnya sudah mulai hancur semenjak setengah tahun terakhir.Ia mengetahui perselingkuhan sang istri dengan manajernya sendiri.Dewa diam bukan lantaran tak punya harga diri sehingga diam saja mengetahui jika dirinya di selingkuhi. Lelaki itu hanya ingin mempertahankan rumah tangga yang ia bina dengan penuh cinta bersama wanita yang memang ia inginkan sejak dulu.Dewa terus memendam perasaannya dalam diam sambil terus berpura-pura tak mengetahui apa-apa.Sampai akhirnya kejadian malam itu,kesalahan yang ia lakukan bersama iparnya,saat itulah ia menyadari kenyamanan lain ia temukan da
Tiba di rumah Omanya,Maura langsung keluar dari mobil Dewa dengan tergesa dan buru-buru.Otaknya masih traveling kemana -mana mengingat video sang kakak yang usai ia tonton tadi. Seketika ia teringat adegan di mana sang ipar merenggut kesuciannya."Dek...!!"panggil Dewa saat Maura hendak menutup pintu mobilnya."Apa..??"sahut Maura melongokkan kepalanya ke dalam mobil lagi."Mas enggak di ajak masuk??"tanya Dewa sambil melepas seatbelt nya."Lah...mas Dewa kan punya kaki,mau masuk ya jalan lah sendiri!"sahut Maura ketus."Astaghfirullah,,,galak banget sih dek!"seru Dewa lalu mulai ikut menuruni mobil.Tentu saja lelaki itu harus ikut masuk sekedar beramah tamah dengan Oma mertuanya."Oma..aku pulang..!!"seru Maura sambil mengetuk pintu dengan keras."Assalamualaikum dek...!" Dewa mengingatkan adab kesopanan.Maura melirik sebal pada iparnya tersebut."Iya masss...Oma..!! assalamualaikum..!!"teriak Maura.Dewa menggeleng melihat kelakuan iparnya tersebut. Maura yang sempat frustasi dan
Maura yang mendapat telepon dari Bayu itu hanya mondar mandir sambil memijit pelipisnya yang terasa pening.Wanita itu tak segera menjawab panggilan itu dan membiarkan ponsel nya terus berdering hingga panggilan itu berakhir."Huuftt...." Maura menghela nafas saat ponselnya berhenti berdering.Baru beberapa saat ponsel itu diam,tiba tiba kembali menyala dan berdering lagi. Panggilan berasal dari nomor yang sama. Tak ada pilihan lain bagi Maura selain menjawabnya.Maura menghela nafas dalam-dalam sebelum menjawab panggilan tersebut. Setelah merasa agak tenang,Maura pun menggeser tombol berwarna hijau pada ponselnya."Halo Assalamualaikum."[ Wa Alaikum salam Maura, Alhamdulillah akhirnya kamu mau menjawab panggilanku.]"Hmm...iya mas,maaf lama jawabnya. Tadi lagi di kamar mandi!" dusta Maura.[ Iya nggak papa,kamu mau terima panggilanku aja aku udah seneng! ]"Iya,ada apa mas?"tanya Maura pura pura tak tau maksud dari Bayu menghubungi dirinya.[ Maura,sesuai janji kamu tadi,aku masih m