Share

MENYUSUL MAURA

 

 

 

 

Usai menerima telepon dari sang oma,Dewa pun berusaha menghubungi Maura,namun sayang wanita itu tak mau menjawab panggilan dari iparnya.

 

Pantang menyerah,Dewa terus mengulang panggilan terhadap iparnya tersebut,ia berharap Maura mau sekali saja menjawab panggilannya agar ia tau jika gadis itu baik -baik saja.

 

"Angkat dong dek!!please..!!"geram Dewa dengan tangan terkepal.

 

Lelaki itu benar -benar resah dan gelisah karena tak kunjung mendapat jawaban dari seberang sana padahal panggilan terhubung.

 

Karena tak kunjung mendapat jawaban,akhirnya Dewa memutuskan untuk melacak keberadaan nomor sang ipar.

 

Tak butuh waktu lama,Dewa sudah berhasil menemukan lokasi keberadaan Maura saat ini. Gadis itu sudah berada di Semarang juga namun bukan pulang ke rumah neneknya. Mungkin Maura berada di rumah temannya.

 

Segera Dewa bergegas meninggalkan kantor dan melacak keberadaan sang ipar. Dengan fokus lelaki itu berselancar di ponselnya mencari tau keberadaan adik iparnya tersebut sambil menyetir.

 

Perjalanan menempuh waktu sekitar satu setengah jam dari Solo ke Semarang karena Dewa melewati jalur tol.

 

Tiba di Semarang,lelaki itu terus berusaha menghubungi adik iparnya,namun lagi lagi Maura tak mau menjawab panggilannya.

 

Nampaknya gadis itu sedang benar benar menghindar dari Dewa. Akhirnya Dewa memutuskan untuk kembali mengandalkan gawai pintarnya untuk menemukan Maura.

 

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

 

Di sebuah rumah,Maura saat ini tengah menonton acara tv di ruang tengah dalam rumah sahabatnya, Anita.

 

"Ra,kamu yakin nggak mau balik ke rumah??kamu sudah dua hari menginap di sini loh,kamu juga sudah tidak masuk kerja berhari hari,bisa kena SP kamu nanti!"seru Anita yang sedang menata bunga untuk di masukan ke dalam vas di ruangan tersebut.

 

"Maaf ya Ta,aku ngerepotin kamu. Aku masih pengen di sini dulu,aku takut oma curiga sama aku."jawab Maura.

 

Saat baru tiba di rumah Anita,Maura langsung menceritakan kesalahan yang ia alami bersama kakak iparnya tersebut kepada sahabat yang menurutnya paling bisa di percaya tersebut.

 

Gadis itu menceritakan semuanya yang ia alami tanpa ada yang di tutupi sedikit pun.

 

"Ra,aku ngerti perasaan kamu. Tapi kalau kamu terus -terusan seperti ini,oma kamu malah akan semakin curiga sama kamu!"ucap Anita lagi.

 

Maura terdiam,memang benar apa yang di katakan oleh sahabatnya tersebut. Semakin lama ia sembunyi maka semakin besar kecurigaan yang ia timbulkan.

 

"Terus aku harus gimana Ta??"

 

"Pergi ke jembatan!!"

 

"Mau ngapain??"

 

"Terjun bebas sana!!"ketus Anita.

 

"Yang namanya masalah itu di hadapi Ra,bukannya malah sembunyi. Kalau kamu hadapi pasti suatu saat akan selesai,tapi kalau kamu lari kaya gini yang ada masalah makin runyam. Belum lagi nanti kalau kamu benaran hamil anak ipar kamu,makin sulit lagi kan hidup kamu??"tambah Anita lagi.

 

"Jadi aku di usir nih??"tanya Maura dengan nada ngenes nya.

 

"Terserah deh Ra,mau terus di sini juga terserah. Yang penting nanti makan sama tidur ada hitungannya ya tiap bulan!!"canda Anita.

 

"Ck..!!lama -lama perhitungan juga ya!!"gerutu Maura.

 

"Biarin,,,biar kamu..."

 

"Ting...tong..."

 

Ucapan Anita terjeda karena suara bel pintu berbunyi.

 

"Emh...biar aku saja yang buka!"seru Maura segera bangkit dari sofa dan berlari menuju pintu.

 

"Ting...tong..."

 

"Iya...ya ampun!!nggak sabaran banget sih!!"gerutu Maura.

 

Wanita itu semakin mempercepat langkahnya menuju pintu lalu meraih handle pintu.

 

Cekleek....

 

Maura langsung terbelalak melihat kehadiran sosok yang sangat ia hindari belakangan ini.

 

Buru buru Maura ingin kembali menutup pintu,namun ia kalah cepat karena kaki orang yang sedang ia hindari itu langsung mengganjal pintunya.

 

"Aduh...kenapa dia ada di sini sih??"gerutu Maura lirih.

 

...Bersambung.......

 

 

 

 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status