"Awas kaki mu mas!!" Maura mendorong tubuh lelaki yang sedang mengganjal pintu dengan kakinya.Lelaki itu dengan cepat meraih tangan Maura dan menariknya hingga Maura pun akhirnya ikut keluar."Mas..""Maura sayang!!aku kesini mau minta penjelasan dari kamu!"ucap lelaki itu."Nggak ada yang perlu di jelasin mas,kita sudah berakhir. Kita putus !!""Itu menurut kamu Maura!!aku nggak mau kita putus!!kenapa kamu tiba tiba kaya gini??apa kamu lupa rencana indah kita??"tanya lelaki itu."Maaf mas Bayu!!tapi aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita!aku....aku bukan pilihan yang baik buat kamu!"ucap Maura mati-matian menahan air matanya agar tak jatuh.Lelaki bernama Bayu itu merogoh saku celananya dan mengeluarkan kotak perhiasan kecil berbahan beludru berwarna maroon. Ia lalu membukanya."Kamu lihat ini sayang!Cincin yang akan kita pakai di acara lamaran nanti udah jadi sesuai dengan desain yang kamu mau,lihat ...!"Bayu mengeluarkan Cincin itu dan menunjukkan pada Maura.Cincin itu adalah c
"Mas Bayu,lebih baik kamu pergi dari sini!"seru Maura sambil terus memeluk Dewa,takut kalau lelaki itu kembali menghantam mantan kekasihnya yang Barus ia putuskan tiga hari yang lalu tersebut."Maura..aku nggak akan pergi sebelum kamu jelasin semua!siapa laki laki ini??apa karena dia kamu mutusin aku??"Mendengar penuturan lelaki yang baru saja dia beri bogem mentah itu,Dewa terhenyak. Benarkah laki laki itu adalah kekasih dari iparnya??lalu apakah benar mereka putus karena dirinya??"Aku mohon mas!pergilah dulu. Aku janji lain hari akan ku jelaskan semuanya!tapi untuk sekarang pergilah!"mohon Maura.Bayu tertunduk lemas,ia tak ingin memaksa pujaan hatinya untuk sekarang. Ia sangat tahu dan paham bagaimana sifat Maura. Gadis itu Taka akan bisa di paksa atau pemaksaan itu akan membuatnya marah kepadanya. Biarlah kali ini ia menurunkan egonya dan mengalah."Baiklah,aku akan pergi. Tapi ingat janjimu untuk menjelaskan semuanya. Kita mengawali hubungan dengan cara yang baik,aku harap jika
"Mas,jangan gila ya kamu!!aku nggak mau merusak hubungan kalian!sudahlah..lupakan kejadian malam itu!lanjutkan rumah tangga yang damai dengan mbak Mauli!""Dek,kamu nggak tau seperti apa rumah tanggaku yang sebenarnya,aku dan kakakmu sebenarnya...""Sebenarnya apa mas??" Maura jadi penasaran karena Dewa menggantung ucapannya.Dewa menggeleng,ia merasa ragu untuk menceritakan perihal rumah tangganya yang sebenarnya sudah mulai hancur semenjak setengah tahun terakhir.Ia mengetahui perselingkuhan sang istri dengan manajernya sendiri.Dewa diam bukan lantaran tak punya harga diri sehingga diam saja mengetahui jika dirinya di selingkuhi. Lelaki itu hanya ingin mempertahankan rumah tangga yang ia bina dengan penuh cinta bersama wanita yang memang ia inginkan sejak dulu.Dewa terus memendam perasaannya dalam diam sambil terus berpura-pura tak mengetahui apa-apa.Sampai akhirnya kejadian malam itu,kesalahan yang ia lakukan bersama iparnya,saat itulah ia menyadari kenyamanan lain ia temukan da
Tiba di rumah Omanya,Maura langsung keluar dari mobil Dewa dengan tergesa dan buru-buru.Otaknya masih traveling kemana -mana mengingat video sang kakak yang usai ia tonton tadi. Seketika ia teringat adegan di mana sang ipar merenggut kesuciannya."Dek...!!"panggil Dewa saat Maura hendak menutup pintu mobilnya."Apa..??"sahut Maura melongokkan kepalanya ke dalam mobil lagi."Mas enggak di ajak masuk??"tanya Dewa sambil melepas seatbelt nya."Lah...mas Dewa kan punya kaki,mau masuk ya jalan lah sendiri!"sahut Maura ketus."Astaghfirullah,,,galak banget sih dek!"seru Dewa lalu mulai ikut menuruni mobil.Tentu saja lelaki itu harus ikut masuk sekedar beramah tamah dengan Oma mertuanya."Oma..aku pulang..!!"seru Maura sambil mengetuk pintu dengan keras."Assalamualaikum dek...!" Dewa mengingatkan adab kesopanan.Maura melirik sebal pada iparnya tersebut."Iya masss...Oma..!! assalamualaikum..!!"teriak Maura.Dewa menggeleng melihat kelakuan iparnya tersebut. Maura yang sempat frustasi dan
Maura yang mendapat telepon dari Bayu itu hanya mondar mandir sambil memijit pelipisnya yang terasa pening.Wanita itu tak segera menjawab panggilan itu dan membiarkan ponsel nya terus berdering hingga panggilan itu berakhir."Huuftt...." Maura menghela nafas saat ponselnya berhenti berdering.Baru beberapa saat ponsel itu diam,tiba tiba kembali menyala dan berdering lagi. Panggilan berasal dari nomor yang sama. Tak ada pilihan lain bagi Maura selain menjawabnya.Maura menghela nafas dalam-dalam sebelum menjawab panggilan tersebut. Setelah merasa agak tenang,Maura pun menggeser tombol berwarna hijau pada ponselnya."Halo Assalamualaikum."[ Wa Alaikum salam Maura, Alhamdulillah akhirnya kamu mau menjawab panggilanku.]"Hmm...iya mas,maaf lama jawabnya. Tadi lagi di kamar mandi!" dusta Maura.[ Iya nggak papa,kamu mau terima panggilanku aja aku udah seneng! ]"Iya,ada apa mas?"tanya Maura pura pura tak tau maksud dari Bayu menghubungi dirinya.[ Maura,sesuai janji kamu tadi,aku masih m
"Mas!!mas Bayu udah janji kan nggak akan marah??jangan ingkar janji!!"seru Maura saat melihat kilatan amarah pada Bayu usai mendengarkan cerita tentang hal yang ia alami."Maura,ini udah kelewatan! kakak ipar kamu sudah melecehkan mu,dia udah menodai kamu!harusnya kamu tuntut dia!bukannya malah diam saja seperti ini,dan kamu malah putusin aku??" Bayu semakin berang."Mas Bayu,aku diam bukan berarti aku terima saja di lecehkan oleh iparku mas,tapi aku nggak mau mbak Mauli tau hal ini dan berujung menyakiti perasaannya!dan aku mutusin kamu karena aku sadar diri dan sadar posisi,aku udah nggak suci lagi,aku nggak pantas buat kamu mas!aku tau itu!"Maura mulai ikut tersulut emosi lantaran Bayu seolah menyalahkan dirinya atas semua hal yang terjadi.Gadis itu bahkan ikut berdiri dengan nafas tak beraturan karena emosi."O..oke...maaf sayang!aku..aku hilang kendali,.maafkan aku!" Bayu mulai melunak,lelaki itu tak bisa menghilangkan kebiasaannya untuk memanggil Maura dengan panggilan Sayang.
Maura yang saat ini masih dalam pelukan Bayu itu susah payah berusaha melepaskan diri dari lelaki itu. Bayu yang benar benar tak bisa melupakan Maura itu,memilih menerima segala kondisi Maura saat ini.Lelaki itu tetap ingin meneruskan rencana awal nya untuk melamar Maura dua Minggu lagi. Ia tak peduli jika pun nanti akhirnya Maura hamil dari benih iparnya yang bejad itu,yang jelas ia akan tetap menikahi Maura apapun kenyataannya.Maura hanya bisa menangis,.menyesali kejadian yang menimpanya malam itu. Jika saja hal itu tak terjadi,harusnya ia menjadi wanita paling beruntung dan paling bahagia saat ini karena memiliki lelaki seperti Bayu.Nasi sudah menjadi bubur,.mau di ratapi sepanjang waktu pun tak akan berguna karena tak akan bisa membalikkan masa. Berdamai dengan keadaan,hanya itulah yang bisa Maura lakukan saat ini."Maura,,udahan nangisnya. Maafin aku ya,sudah membuatmu sedih malam ini.Tapi aku mohon,beri aku kesempatan,aku janji akan menerima semua hal yang kamu anggap sebaga
"Ayo kita bercerai Mauli!!aku rasa sudah tak menemukan kecocokan lagi antara kita berdua."ucap Dewa dengan serius.Mauli tertegun mendengar ajakan sang suami."Hahaha....jangan becanda kamu mas!nggak lucu tau nggak!"seru Mauli menatap nyalang pada Dewa.Dewa meraup wajahnya dengan kasar. Lelaki itu tau,tak akan mudah lepas dari Mauli begitu saja. Wanita itu memiliki ambisi yang besar,dan gemar melakukan apapun demi mencapai tujuannya."Mauli please!!aku nggak becanda!!aku serius!"seru Dewa."Apa alasan kamu ngajak aku cerai mas??kamu selingkuh karena aku keseringan di luar kota?"tebak Mauli."Apa itu tidak terbalik?"tanya Dewa sinis."Apa maksud kamu mas??"Mauli mulai terpancing."Bukankah kamu yang berselingkuh dan sengaja berlama -lama di luar kota bersama selingkuhan mu itu?"skak Dewa."Kamu mata -matain aku mas??" Mauli nampak geram."Aku punya mata,memangnya kenapa kalau mata ku bisa melihat kelakuan buruk kamu di belakang aku??"sanggah Dewa."Aku itu keluar kota buat kerja mas!!