"Kondisi janin lemah saat ini tuan,ini baru awal kehamilan,janin masih sangat rentan,saya harap tuan lebih memperhatikan istri anda lagi agar kejadian ini tak terulang lagi atau akan berakibat fatal. Kenapa anda ceroboh sekali sampai membiarkan istri anda terjatuh..??istri anda harus di rawat beberapa hari di sini agar kondisinya membaik dan janinnya tidak l mah seperti sekarang ini,kami harus terus memantau kandungannya." Dokter itu menjelaskan panjang lebar mengenai kondisi Maura sambil mengomeli Dewa."Lakukan yang terbaik untuk anak dan istriku dokter,berapapun biayanya,aku tak peduli,yang penting istri dan bayiku sehat!!"seru Dewa."Tentu saja tuan,itu sudah menjadi tugas kami. Kami akan memindahkan istri anda ke ruang perawatan,silahkan anda selesaikan administrasinya."ucap dokter itu lalu meninggalkan Dewa.Belum sempat Dewa beranjak dari depan ruangan tersebut,brankar yang berisikan Maura di dorong keluar oleh para suster.Dewa pun memilih mengikuti Maura ke ruang VIP dulu sebe
"Tante..." lirih Maura sambil mengusap pipinya yang memerah dan memanas akibat tamparan keras dari Tante Rindi."Mulai detik ini, jauhi anakku! dasar ipar penggoda!" sinis Tante Rindi menatap tajam pada Maura.Wanita itu lalu meninggalkan ruangan Maura.Sepeninggal Tante Rindi dari ruangan Maura, gadis itu menangis tersedu-sedu. Rupanya mama dari sang kekasih sudah mengetahui kehamilannya, dan lagi anak semata wayangnya harus di rawat di rumah sakit itu juga lantaran babak belur di hajar oleh lelaki yang sudah menghamili Maura, yaitu Dewa."Sudah dek, jangan nangis terus. Mata kamu bisa bengkak nanti. Bagus kalau ibu pacar kamu itu minta kalian putus, sebentar lagi aku nikahin kamu , jadi nggak usah sedih."Dewa mencoba menenangkan gadis itu.Maura menatap tajam ke arah Dewa."Semua ini gara - gara kamu mas!!hidupku hancur karena kamu!!semua orang meninggalkan ku sekarang!!aku nggak punya siapa-siapa lagi.!!hiks..hiks..."Maura kembali terisak usai mengomeli Dewa.Dewa duduk di tepi bra
Dewa kembali dari kantin dengan membawa beberapa jenis kue kering berbahan coklat. Lelaki itu berharap, Maura bisa memakan kue itu dan tidak muntah walau sedikit.Sekembalinya di ruang perawatan Maura, Dewa melihat gadis itu duduk termenung di tepian brankar."Dek, kenapa nggak tiduran aja? ""Aku capek tiduran terus mas. Kepalaku pusing. Aku mau pulang. " rengek Maura yang merasa mulai bosan di rumah sakit tersebut.Dewa menghela nafas, "Tapi kondisi kamu masih lemah dek, ""Tapi aku udah sehat mas, aku gapapa. " Maura pun mulai ngeyel. Gadis itu benar-benar sudah bosan di ruangan itu."Ya sudah, mas tanyakan ke dokter ya, udah boleh pulang apa belum,. Tapi kalau dokter bilang masih harus di rawat dulu, kamu harus nurut ya! Jangan bandel.!" ucap Dewa menepuk puncak kepala Maura dengan gemas.Sebelum menemui dokter yang menangani Maura,Dewa meminta agar gadis itu mencoba memakan kue kering yang ia belikan tadi."Ya sudah,mas Dewa tanyakan dokter sama. Aku bisa makan sendiri kok."celet
"Aakh...!!sakit mas..!!kumohon berhentilah..!!"Maura gadis cantik itu memohon ampun pada Dewa Allandra,lelaki yang saat ini sedang memompa tubuhnya dengan brutal. Lelaki itu tak menghiraukan permohonan gadis cantik yang kini hilang kesuciannya."Tubuhmu sangat nikmat sayang,aku tak bisa berhenti sebelum hasratku tertuntaskan."sahut Dewa yang masih begitu semangat memacu tubuhnya di atas tubuh molek adik iparnya tersebut.Ya,Dewa adalah suami dari Maulina Arabella yakni kakak dari Maura Anabella. Lelaki itu menikahi Mauli sekitar dua tahun yang lalu. Maulina atau kerap di sapa Mauli berprofesi sebagai model.Wanita itu jarang pulang karena menjadi model profesional,dengan segala tuntutan profesinya,Mauli tak bisa memberikan perhatian pada Dewa yang di landa kesepian.Meskipun begitu,Dewa begitu sabar menjalani hubungan yang menurutnya tak sehat ini.Belakangan ini,Dewa merasa Mauli semakin mengabaikannya. Lelaki itu mulai menaruh curiga pada sang istri yang mulai jarang memberi kabar
Pagi harinya,Dewa terbangun dengan kepala yang teramat pening. Lelaki itu memijit kepalanya sembari mengedarkan pandangannya. Ia terbelalak saat pandangan nya menangkap sosok yang tak asing baginya. Maura,adik iparnya itu meringkuk di ranjangnya tanpa sehelai benang pun dengan tubuhnya yang penuh dengan bekas merah hasil karyanya....Gadis itu meringkuk semalaman menangisi nasibnya yang tragis di tangan kakak iparnya sendiri. Belum selesai keterkejutan Dewa,lelaki itu di buat semakin terkejut dengan noda merah di bawah area pinggul Maura...."Apa yang kulakukan padanya??" Dewa menyugar rambutnya dengan kasar."Apa aku sudah menodainya??tidak..!!ini tidak mungkin!!" Dewa terus menggeleng,lelaki itu seakan tak percaya dengan apa yang terjadi sebenarnya....Dewa beranjak dari ranjang,ia meraih boxer di lemari lalu memakainya. Setelah itu ia mengambil kemeja baru dari lemari dan menutupkan ke tubuh Maura...."Dek..!!bangun..!!Maura..!!are you oke??" Dewa menepuk nepuk pipi Maura."Astaga.
"Dek,,tenanglah..!aku...aku akan bertanggung jawab jika kamu hamil nanti." "Tanggung jawab seperti apa yang kamu maksud mas?apa kamu akan menikahi ku dan menceraikan mbak Mauli,begitu??"tanya Maura. Dewa menelan ludahnya dengan kasar. Ini adalah pilihan yang sulit. Ia sangat mencintai Mauli,apakah ia harus merelakan wanita itu demi tanggung jawabnya pada Maura karena sudah menodainya?? "Dek,aku...aku.." Dewa tergagap. Lelaki itu bingung,lidahnya terasa kelu untuk memutuskan. "Sudahlah mas!lupakan saja.!!aku akan pergi dari hidup kalian. Lupakan juga tentang kejadian gila semalam. Aku tidak akan hamil. Kalau aku hamil akan ku gugurkan bayi ini agar tidak menjadi duri dalam rumah tangga mas Dewa dan kak Mauli."ucap Maura dengan mata berkaca kaca. Dewa terbelalak mendengar penuturan Maura. Mana mungkin ia membiarkan hal itu terjadi. Memiliki anak adalah keinginan terbesarnya yang belum tercapai sampai sekarang. Hingga saat ini,Mauli masih belum mau mengabulkan permintaannya untuk
Usai menerima telepon dari sang oma,Dewa pun berusaha menghubungi Maura,namun sayang wanita itu tak mau menjawab panggilan dari iparnya.Pantang menyerah,Dewa terus mengulang panggilan terhadap iparnya tersebut,ia berharap Maura mau sekali saja menjawab panggilannya agar ia tau jika gadis itu baik -baik saja."Angkat dong dek!!please..!!"geram Dewa dengan tangan terkepal.Lelaki itu benar -benar resah dan gelisah karena tak kunjung mendapat jawaban dari seberang sana padahal panggilan terhubung.Karena tak kunjung mendapat jawaban,akhirnya Dewa memutuskan untuk melacak keberadaan nomor sang ipar.Tak butuh waktu lama,Dewa sudah berhasil menemukan lokasi keberadaan Maura saat ini. Gadis itu sudah berada di Semarang juga namun bukan pulang ke rumah neneknya. Mungkin Maura berada di rumah temannya.Segera Dewa bergegas meninggalkan kantor dan melacak keberadaan sang ipar. Dengan fokus lelaki itu berselancar di ponselnya mencari tau keberadaan adik iparnya tersebut sambil menyetir.Perjal
"Awas kaki mu mas!!" Maura mendorong tubuh lelaki yang sedang mengganjal pintu dengan kakinya.Lelaki itu dengan cepat meraih tangan Maura dan menariknya hingga Maura pun akhirnya ikut keluar."Mas..""Maura sayang!!aku kesini mau minta penjelasan dari kamu!"ucap lelaki itu."Nggak ada yang perlu di jelasin mas,kita sudah berakhir. Kita putus !!""Itu menurut kamu Maura!!aku nggak mau kita putus!!kenapa kamu tiba tiba kaya gini??apa kamu lupa rencana indah kita??"tanya lelaki itu."Maaf mas Bayu!!tapi aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita!aku....aku bukan pilihan yang baik buat kamu!"ucap Maura mati-matian menahan air matanya agar tak jatuh.Lelaki bernama Bayu itu merogoh saku celananya dan mengeluarkan kotak perhiasan kecil berbahan beludru berwarna maroon. Ia lalu membukanya."Kamu lihat ini sayang!Cincin yang akan kita pakai di acara lamaran nanti udah jadi sesuai dengan desain yang kamu mau,lihat ...!"Bayu mengeluarkan Cincin itu dan menunjukkan pada Maura.Cincin itu adalah c