Chapter 1"Kamu saya pecat".Kata wanita setengah baya itu kepada salah satu karyawannya. Karyawan yang masih nampak belia itu hanya bisa pasrah menerima nya.Ijasah yang hanya SMP memaksanya harus mencari pekerjaan seadanya , diterima di sebuah warung bakso paling laris dan terkenal di kotanya merupakan salah satu kebangaan baginya walaupun gajinya tidak terlalu besar tapi dia bisa memakai seragam dan mempunyai penghasilan yang tetap setiap bulan."Tapi, buk saya sangat membutuhkan pekerjaan ini bu.""Saya sudah memperingatkan kamu agar tidak membuka dandang bakso ketika saya tidak ada dan juga semua karyawan disini dilarang menuangkan kuah bakso paham? ""Paham bu, tapi tadi ada yang menunggu lama sedangkan ibu masih bicara d
Jono berjalan lemas menuju ke kamar kosnya bagaimana ibu Astuti setega itu memecatnya padahal sudah hampir dua tahun dia bekerja di sana. Jono juga menjadi tulang punggung keluarga nya ibunya yang sudah tua dan adik - adiknya yang masih bersekolah.Jono membuka kamar kos sederhana yang murah yang dia tempat i dengan temanya Rudi."Ada Apa jon? ""Aku bari saja dipecat, Rud dari pekerjaan ku "" Kenapa? "" Bu Astuti memergoki ku waktu aku akan membuka dandang baksonya.""Pasti Ada yang tidak beres, Jon.""Maksud kamu? ""Apa benar kalau selain Bu Astuti tidak ada yang boleh menuang kuah baksonya?"Jono mengingat sesuatu."Ehm sepertinya iya, aku dua tahun beker
"Pak, tubuh Vira semakin panas pak, apa yang harus kita lakukan? ""Sabar sebentar ya bu, jualan bakso bapak hari ini masih sepi, kita beli obat warung saja".Pak Sunandar suami bu Astuti melihat gerobak kayu tua milik nya yang dia beli dari seseorang beberapa tahun lalu gerobak bakso yang terbuat dari kayu usang sudah beberapa bagiannya terkelupas.Kaca yang sudah buram ditempel aneka stiker baik club maupun partai siapa saja yang iseng ketika membeli bakso.Bukan karena Baksonya tidak enak karena belum adanya dana membuat pak Sunandar harus mendorong gerobak Bakso seadanya. Bahkan dari penampilannya saja orang sudah malas buat beli."Buat makan sama, jualan besok aja kita susah pak, pinjem kemana lagi semua sudah menutup akses buat kita". bu Astuti nelangsa Bu Astuti menerima keadaan
Chapter 4Wina mendekati Astuti. Dia menunjukkan barang-barang yang dipakai nya. Dia memamerkan perhiasan handphone dan tas bermerek keluaran terbaru ."Win, kamu kok bisa berubah gini padahal dulu kan kamu juga susah, anak orang yang gak punya lagi.""Hush, jangan keras-keras, ntar ada yang dengar.""Rahasianya Apa Win? ""Kamu bener bener pengen kaya? ""Iya, Win saya capek miskin terus, Apalagi Mas Sunandar cuma jualan Bakso yang kadang laku kadang nggak.""Tenang Astuti aku punya Rahasia agar jualan suami kamu itu bisa laris"." Gimana Win? "Wina menyelipkan selembar kertas kecil dintangan Astuti."Ingat ini rahasia, jangan sampai a
BENDA ANEH PELARIS JUALAN BAKSOChapter 5"Pak.. Pak.. "Bu Astuti segera berlari mencari suaminya."Ada Apa to bu? ""Ini lo pak tadi saya bertemu dengan Wina.""Wina siapa sih bu?""Wina itu temen ibu SMA dulu pak"." Memangnya ada apa dengan Wina? "Pak Sunandar menghentikan pekerjaan nya sejenak dia sedang mengisi kulit pangsit dengan adonan isian sebagai salah satu pelengkap isian bakso.Memang berapa pelanggan lebih memilih pelengkapnya karena harganya lebih murah."Wina itu lah, uh sekarang udah kaya bajunya perhiasan nya banyak semua bermerk.""Buk
BENDA ANEH PELARIS JUALAN BAKSOChapter 6"Apakah kalian sudah siap untuk memenuhi persyaratan nya? ""Persyaratan apa Wina. ""Biasa"Bu Astuti dan Pak Sunandar saling berpandangan apa mungkin ada persyaratan khusus untuk mendapatkan informasi dari Wina."Kalau sudah siap besok saya bisa mengantarkan kalian ke seseorang".Bu Astuti Antara takut dan berdebar - debar semoga saja persyaratan yang diminta oleh orang yang dipercaya Wina tidak Sulit.Bu Astuti sudah seperti kerbau di cocok hidungnya yang siap menurut i apapun kemauan Wina.Dia sangat terkesima oleh kilau dan gemerlap kehidupan Wina dia ingin memiliki apapun yang dimiliki oleh Wina.***
BENDA ANEH PELARIS JUALAN BAKSOChapter 7Bu Astuti sudah bisa meyakinkan suaminya untuk mengikuti semua perkataan Wina. Dia sudah benar-benar yakin kalau Wina itu benar.Mereka menunggu Wina menjemput mereka kata Wina lokasi dukun itu harus dirahasiakan karena itu bukan orang pinter sembarangan.Setelah memberikan obat ke Vira bu Astuti dan pak Sunandar bersiap. Vira pura-pura tidur namun dia masih mendengar dengan jelas apa yang dikatakan kedua orang tuanya."Bagaimana Bapak sudah siap? ""Iya, tapi saya sedikit khawatir Bu, bukanya kita dilarang mempercayai dukun walaupun tidak dilarang mempercayai yang ghoib.""Halah Bapak gak usah sok baik dan sok ceramah deh apa Bapak lupa bagaimana kita dihina kalau mau pinjam uang, Bagaimana kita su
BENDA ANEH PELARIS JUALAN BAKSOChapter 8 "Permisi.""Assalamu'alaikum."Seorang wanita menggedor pintu sebuah rumah reot. Dia melihat sekeliling tapi tidak ada yang menyahut."Mungkin orang nya sedang pergi." Gumamnya sendiri."Waalaikum'salam, tolong."Dia mendengar suara sangat lirih dan paru tapi di mendegar jelas bahwa ada seseorang di dalam.Tanpa pikir panjang dia langsung masuk ke rumah itu. Dia mendapati seorang gadis tergolek lemah di sebuah dipan. Rumah itu bahkan masih beralaskan tanah."Vira, ya Allh Vira, kamu sakit? ""Uhuk, iya bude Murti.""Astagfirullah kenapa gak di