Share

Sebuah Alamat

BENDA ANEH PELARIS JUALAN BAKSO

 

 

Chapter 5 

 

 

 

"Pak.. Pak.. "

 

Bu Astuti segera berlari mencari suaminya. 

 

"Ada Apa to bu? "

 

"Ini lo pak tadi saya bertemu dengan Wina."

 

"Wina siapa sih bu?"

 

"Wina itu temen ibu SMA dulu pak".

 

" Memangnya ada apa dengan Wina? "

 

Pak Sunandar menghentikan pekerjaan nya sejenak dia sedang mengisi kulit pangsit  dengan adonan isian sebagai salah satu pelengkap isian bakso. 

 

Memang berapa pelanggan lebih memilih pelengkapnya karena harganya lebih murah. 

 

"Wina itu lah, uh sekarang udah kaya bajunya perhiasan nya banyak semua bermerk."

 

"Buk namanya kemiskinan ini hanya cobaan,kita hanya perlu bersabar."

 

"Halah, pak pak gak usah sok ceramah, saya sudah capek miskin terus, capek dihina terus bahkan ke warung aja, Ibu dihina, sakit hati, pak ibuk Sakit hati begini terus".

 

" Buk, Eling buk kita hanya perlu bersabar sedikit."

 

"Halah, emboh wes susah bicara sama bapak." 

 

Bu Wina meninggalkan pak Sunandar dia membuka kertas pemberian Wina disitu tertulis alamat lengkap rumah baru Wina. 

 

"Aku akan ke rumah Wina."

 

 

***

 

" Udah jon, udah dari tadi ngaca melulu. "

 

Jono menyisir rambutnya yang sudah klimis pakai minyak rambut murahan beraroma menyengat. 

 

"Ini hari pertama gue Rud, harus memberikan kesan yang bagus." 

 

Rudi tergelak dia sampek memegang perutnya.

 

"Jon, jon mau kamu pake minyak sebotol tuh muka tetep aja kayak gitu haha."

 

"Ah lo Rud, gak bisa bikin temen seneng dikit aja gini gini katakan emak gue gue udah terganteng sekampung."

 

"Haha serah loe deh Jon."

 

Rudi yang sudah ganteng dari lahir hanya menyisir rambutnya asal. Dia sudah memakai seragam warung bakso yaitu kaos yang berwarna sangat mencolok bertuliskan nama warung bakso milik bu Astuti. 

 

Rudi menyamarkannya dengan memakai jaket. Sedangkan Jono seperti anak yang mau melakukan wawancara kerja dia memakai setelan kemeja putih dan celana hitam. 

 

"Inget Alamat nya jon jangan nyasar, gue cabut duluan".

 

Jono yang sudah sangat pede dengan penampilan nya bergegas menuju ke alamat tempat kerja barunya yang di kasih Rudi. 

 

Semalaman dia mempersiapkan apa yang dibutuhkan nya ke dalam sebuah Map. 

 

Jono berhenti di sebuah Restoran kekinian yang bagus. Ada beberapa Gazebo rapi yang tersusun di dalamnya juga taman taman yang disusun bergaya sangat Asri sehingga membuat pengunjung sangat betah. 

 

Jono sekali lagi melihat alamat dan brosur yang diberikan Rudi. Alamatnya persis sama dengan yang dibrosur. 

 

Jono yang tamatan SMP dan hanya berpengalaman bekerja di warung bakso itu perlahan masuk ke dalam restoran dia di ssmbut oleh seorang wanita cantik. 

 

"Permisi ada yang bisa dibantu? "

 

Jono sangat kaget melihat sosok wanita cantik , berkerudung dan berpakaian sangat modis menyambut kedatangan Jono. 

 

"Sa...Saya jono, Mbak saya temannya Rudi yang mau melamar kerja disini Mbak."

 

Wanita itu tersipu malu dipanggil Mbak. Usianya memang sudah berkepala 3 tapi dengan make up natural dia masih kelihatan sangat cantik. 

 

" Perkenalkan saya Amira, manager restoran ini, mari ikut saya."

 

Jono mengikuti langkah wanita itu ke belakang. 

 

 

***

 

Bu Astuti berhasil membujuk pak Sunandar ke rumah Wina. Rumah itu kelihatan mewah dengan pagar tinggi mengelilingi rumahnya. 

Ada pitu gerbang dan juga sebuah pos satpam di depannya. 

 

"Benar ini bu?"

 

"Benar, pak lihat ini angkanya sama. "

 

Mereka seperti orang udik yang baru melihat rumah semgah itu. 

 

"Hayo kenapa kalian berdua disini sangat mencurigakan".

 

Seorang laki-laki bermuka bengis berdiri di belakang mereka. 

 

" Sa, saya Astuti teman SMA bu Wina, apa bu Wina nya ada? "

 

"Saya akan tanyakan ke bu Wina dulu apakah kalian boleh masuk atau enggak."

 

"Wah pak seperti nya Wina sekarang sudah sukses."

 

"Buk, ayo pulang saja ya, Bu bapak punya perasaan ndak enak."

 

"Halah Bapak siapa tahu ini adalah jalan kita buat jadi kaya seperti si Wina. Bapak mau Vira sakit terus?"

 

"Bukan begitu buk, Bapak takut kalau caranya tidak baik."

 

"Mau cara baik atau tidak baik sekarang kita tidak punya pilihan lagi pak, Saya sudah bosan hidup susah."

 

Satpam, yang tadi menelpon sudah mempersilahkan Bu Astuti dan Pak Sunandar untuk memasuki rumah itu. 

 

Wina sudah menunggu di sebuah ruang tamu rumanua yang megah itu. 

 

Bu Astuti dan pak Sunandar duduk. 

Wina langsung bertanya kepada mereka. 

 

"Apa Kalian sudah Siap..? "

 

Bersambung... 

 

    

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status