Share

Memulai Pekerjaan

 

Chapter 4 

 

 

Wina mendekati Astuti. Dia menunjukkan barang-barang yang dipakai nya. Dia memamerkan perhiasan handphone dan tas bermerek keluaran terbaru . 

 

"Win, kamu kok bisa berubah gini padahal dulu kan kamu juga susah, anak orang yang gak punya lagi." 

 

"Hush, jangan keras-keras, ntar ada yang dengar."

 

"Rahasianya Apa Win? "

 

"Kamu bener bener pengen kaya? "

 

"Iya, Win saya capek miskin terus, Apalagi Mas Sunandar cuma jualan Bakso yang kadang laku kadang nggak."

 

"Tenang Astuti aku punya Rahasia agar jualan suami kamu itu bisa laris".

 

" Gimana Win? "

 

Wina menyelipkan selembar kertas kecil dintangan Astuti. 

 

"Ingat ini rahasia, jangan sampai ada orang yang tau."

 

"Iya Win Terima Kasih Win."

 

Bu Astuti kegirangan seperti baru saja menang lotere. 

 

 

***

 

Warung Bakso itu semakin laris setelah jono keluar pekerjaan jono jadi tidak ada yang menggantikan. 

 

" Kenapa belum selesai hah  stoknya sudah hampir habis."

 

Bu Astuti melotot ke arah karyawan nya yang sebagian masih menggiling daging ada yang membuat pelengkap. 

 

"Maaf Bu kami jadi kewalahan karena jono tidak ada."

 

"Alah Alasan, kalau gitu temukan karyawan baru pengganti tugas jono secepatnya aku tak mau sedikit pun kehilangan pelanggan".

 

" I iya Bu".

 

Bu Astuti dengan kesal meninggalkan Dapur tempat produksi warung Baksonya. 

 

"Bagaimana ini mana mungkin kita bisa dapt orang secepat itu."

 

Salah satu karyawan Bu Astuti kebingungan. 

 

" Kemarin sepertinya jono menghubungi ku untuk memasukkan temannya kesini."

 

" Ya Sudah Cepat hubungi dia nanti kalau pekerjaan kita gak beres bisa bisa kita juga langsung di pecat."

 

"Oke gue langsung hubungi si jono".

 

***

 

" Rud, Rudi. "

 

" Kenapa jon kamu mau balas dendam kerena gue gangguin tadi pagi ".

 

" Bukan itu, Rud ini berita bagus buat kamu".

 

"Ada.Apa ? "

 

"Aku dihubungi temen aku katanya, di warung bu Astuti nyari penggantiku kamu bisa lansung ke sana."

 

"Oke, jon."

 

"Tapi."

 

Jono mengingat nasibnya sendiri yang kehilangan pekerjaan, dan harus bayar kos dan ngirim uang ke adiknya. Uang dari Bu Astuti sudah hampir habis buat kebutuhan sendiri dan mengirim sedikit uang ke kampung. 

 

"Apa lagi sih? "

 

Rudi sudah siap siap berangkat ke warung bu Astuti. 

 

"Katanya loe mau cariin gue kerjaan."

 

"Oh ya lupa, nih."

 

Rudi melemparkan sebuah brosur sebuah restoran ke arah jono. 

 

"Ini bukannya restoran paling terkenal itu. "

 

"Bilang aja lo temen gue ntar langsung bisa masuk kerja."

 

"Beneran Rud? "

 

"Iya, kapan gue becanda ".

 

" Wah Rud lo emang temen gue yang paling the best."

 

Saking senangnya Jono memeluk rudi hingga Rudi kesulitan berapas. 

 

"Woi lepasin woi gue belum nikah "

 

Mereka akhirnya tertawa bersama. 

 

***

 

Memasuki Warung Bu Astuti Rudi merasakan aura yang sangat aneh. Warung itu ramai tapi dia merasakan hal yang tidak enak. Buku kuduknya tiba-tiba merinding.

 

"Aku harus tau rahasia di Warung ini agar nanti tidak ada konsumen yang dirugikan."

 

Rudi berkata dalam hati untuk mencari tahu sebanyak-banyaknya tentang misteri di warung bu Astuti. 

 

Bu Astuti kelihatan memasukkan kuah bakso yang aromnya menguar memenuhi ruangan aroma yang seharusnya menggiurkan namun tidak berlaku bagi indera penciuman Rudi. 

 

"Maaf, Bu Apa benar ibu membutuhkan karyawan? "

 

Bu Astuti menyerahkan mangkok yang sudah berisi bakso ke karyawanya agar di sajikan ke pelanggan. 

 

" Iya, kamu bisa langsung kerja ke belakang, Irwan bawa dia ke belakang dan kasih tau tugasnya."

 

"Baik, Bu"

 

Salah satu karyawan bu Tuti mengantarkan Rudi ke belakang. Rudi harus ektra menahan nafas dan menahan rasa yang mulai dirasakan nya. 

 

Dia merasakan gejolak aneh di perutnya yang mulai mual. Rudi mengikuti Irwan karyawan yang ditunjuk bu Astuti untuk menjelaskan apa tugas Rudi hari ini. 

 

Sampai di belakang Rudi sedikit tenang rasa mualnya berkurang. Dia melihat karyawan bekerja keras dengan sangat gesit. Mereka bahkan tidak berani untuk sekedar berbincang. 

 

"Perkenalkan, saya Irwan karyawan bu Astuti memperkenalkan dirinya kepada Rudi."

 

"Rudi".

 

Rudi menyebutkan namanya walaupun dia melihat sorot mata yang juga aneh di mata Irwan. 

 

***

 

Bu Astuti sangat gembira mendapatkan petunjuk dari Wina siapa tahu dia benar benar bisa mengubah nasibnya. 

 

" Semoga saja aku bisa seperti Wina punya baju bagus pakaian bagus."

 

Membayangkan nya Bu Astuti sangat girang. 

Dia memberikan obat yang dibeli nya di warung kepada Vira. Sekarang dia tahu mana orang yang benar-benar peduli kepadanya dan mana yang enggak memang kemiskinan adalah kejujuran yang sesungguhnya. 

 

Kemiskinan bagaikan sebuah jaring raksasa yang mampu memfilter orang baik atau enggak tapi memang seperti nya jaring itu terlalu rapat buat Bu Astuti sehingga tidak ada seorang pun yang lolos atau yang mempedulikan nya. 

 

Dia tidak sabar membuka kertas dari Wina. 

Apakah isi dari kertas tersebut..? 

 

 

Bersambung... 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status