Share

Part 23

Aku terkejut mendengar apa yang baru saja dia ucapkan. Hak apa yang dia inginkan? Oh, iya. Bukannya sejak aku menginap di kampung, kami memang tidak pernah lagi beribadah?

"Ish, nggak boleh!" Dengan cepat aku mendorong tubuhnya yang sudah separuh masuk, lalu kembali menutup pintu dan langsung memutar anak kunci.

"Yu, kok ditutup lagi?" Mas Aryo kembali mengetuk.

Aku yang masih bersandar sambil memegangi dada yang berdebar-debar karena ucapannya tadi, masih terdiam tak menjawab.

"Yu," panggilnya dari balik pintu.

"Apa? Ayu capek. Mau tidur," sahutku.

"Mas juga capek, Yu."

"Kalau capek tidur aja."

"Mau ngambil hak dulu."

"Nggak mau!"

"Bentar aja, Yu."

"Enggak!"

"Mas kan masih punya hak, Yu."

"Tapi, kita kan udah pisah ranjang."

"Iya, di kamar Mas yang sekarang aja."

Dih, mau enak-enaknya saja. Kalau ngomong tidak pernah mau mikirin perasaan orang. Apa memang seperti itu semua laki-laki?

"Yu?"

"Pokoknya enggak."

"Masa Mas harus minta sama Mbok Nah sih, Yu. Kan nggak sopan. Mbok Nah udah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status