Share

Part 22

Kami berdua langsung terdiam. Aku kembali mengusap air mata. Tak berani menatap wajah Mas Aryo. Kata-kata terakhirnya tadi masih meninggalkan luka di hatiku. Dia bahkan sudah tak menganggapku siapa-siapa lagi sekarang.

"Maaf, Pak. Kalau suara kami mengganggu ketenangan Bapak," ucap Fandi mewakili permohonan maaf kami.

"Kalian ini apa benar-benar pacaran?" tanyanya kemudian.

Aku langsung melotot tajam ke arahnya. Merasa tak percaya dengan kata-kata jahat yang keluar dari mulutnya. Bukankah kemarin dia sendiri yang bilang kalau percaya dan sudah memaafkanku? Kenapa sekarang dia malah menuduhku seperti ini?

"Tidak, Pak. Tidak ada hubungan apa-apa di antara kami."

"Tapi saya perhatikan, kamu kelihatan perhatian sekali sama Ayu. Atau jangan-jangan, kamu memang suka sama dia?"

Dadaku semakin panas dibuatnya. Kenapa Mas Aryo begitu tega bicara lancang seperti itu di hadapanku. Apa sebenarnya yang dia inginkan.

"Bukan seperti itu ceritanya, Pak. Sebenarnya saya tidak ingin bilang, tapi hubung
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status