Share

Bab 5

Daniel menggenggam bahu Yasmin, kemudian mendorongnya dengan kasar.

"Aaa!"

Yasmin jatuh ke sudut meja kopi. Dua gelas yang berada di atas meja pun terdorong sampai jatuh. Satu yang gelas berisi bir tumpah mengenai wajah dan rambut Yasmin. Daniel duduk di sofa, lalu menyilang kakinya. Dia menatap Yasmin yang tampak kasihan dengan sinis dan masam.

Tuan Bobby yang hendak menuangkan bir berkata, "Tuan Daniel, silakan minum."

"Tuangkan!" perintah Daniel dengan sinis.

Tangan Tuan Bobby langsung berhenti. Dia mengerti maksud Daniel, jadi dia menyerahkan botol bir kepada Yasmin.

Yasmin gemetaran, dia seakan-akan baru saja jatuh ke dalam air dingin.

Dia tahu Daniel begitu untuk mempermalukan dirinya sendiri. Jika Yasmin tidak mendengar perintah Daniel, dia tidak akan bisa pergi dari ruang VIP ini.

Yasmin yang memikirkan ketiga anaknya yang lucu di rumah hanya bisa menggertakan gigi. Dia menerima botol bir tersebut dengan tangan yang gemetar, lalu menuangkannya ke gelas.

Setelah Daniel mengambil gelasnya, dia meminum birnya sambil menatap Yasmin dengan tatapan mata yang tajam.

"Apa ... apa aku sudah boleh pergi?" tanya Yasmin dengan suara yang gemetar. Dia masih berlutut di lantai dan hatinya merasa sangat tidak tenang.

Sebagian besar orang lain telah menjadi latar belakang.

Sedangkan Daniel seperti raja yang mengendalikan seluruh situasi ini.

"Kenapa sudah mau pergi?" Tuan Bobby menuangkan bir untuk Yasmin, lalu berkata, "Seharusnya kamu merasa terhormat karena dapat minum bersama Tuan Daniel. Minumlah!"

"Aku tidak minum alkohol ..." tolak Yasmin sambil menoleh mukanya.

Daniel meraih rahang Yasmin, lalu mendekatkan wajah Yasmin ke arahnya. Dengan tatapan mata yang dingin, Daniel berkata, "Jangan bilang kamu nggak ada gen menemani pria minum?"

Yasmin menatap balik Daniel dengan mata yang berkaca-kaca.

"Apa wanita jalang yang tinggal di rumah Keluarga Guntur itu tidak mengajarimu hal-hal ini?"

"Tanteku bukan orang ketiga. Kamu sudah salah paham ...." Yasmin tahu kalau orang yang dimaksud Daniel adalah tantenya dan dia merasa sangat kesal.

"Itu karena kamu juga sepertinya!" Genggaman Daniel mengerat sehingga tulang rahang Yasmin hampir keseleo.

"Ah!" teriak Yasmin kesakitan.

"Yasmin, kamu lagi-lagi jatuh ke tanganku. Hari baikmu sudah akan berakhir," ujar Daniel sambil menepuk pipi Yasmin. Setelah itu, dia menarik kembali tangannya.

Tubuh Yasmin menjadi lemas. Dia duduk di lantai dengan air mata berlinang.

Tuan Bobby yang di sebelah menarik Yasmin sembari berkata, "Ayo minum. Datang ke bar harus minum bir."

Pria lain dan bahkan seorang wanita juga datang menarik Yasmin.

Yasmin dipaksa duduk di sofa. Gelas demi gelas disodorkan ke arahnya dan dia hanya bisa meminumnya.

Karena bir tersebut terlalu keras, Yasmin kesulitan untuk meneguknya. Dia minum sambil menahan air mata.

Salah satu wanita cantik pergi duduk di sebelah Daniel untuk menuangkan birnya. Akan tetapi, mata Daniel hanya tertuju pada wanita yang sangat dibencinya itu.

Ketika Yasmin meminum gelas keenam, dia sudah mabuk. Apa yang dilihatnya menjadi kabur.

Saat dia merasa ada orang yang mengelus pahanya, dia langsung sadarkan diri. Yasmin yang terkejut menghindar ke samping, lalu berdiri untuk keluar dari ruang VIP.

Dia bergegas ke kamar mandi yang terletak di sebelah, lalu berjongkok di depan toilet. Dia mencoba memuntahkan isi perutnya, tapi tidak ada yang keluar dan hanya air mata yang terus mengalir.

Sebenarnya kesalahan apa yang telah dibuat Yasmin sehingga dia harus diperlakukan seperti ini?!

Saat dia berumur 14 tahun, di antara begitu banyak kerabat, hanya Klara yang bersedia menjaganya. Bagaimana mungkin tante seperti Klara adalah seorang wanita tak senonoh?

Karena Yasmin tinggal di rumah Keluarga Guntur dan memanggil Daniel kakak, Yasmin seakan-akan telah membangkitkan sisi gila Daniel. Walaupun Yasmin sudah keluar dari rumah Keluarga Guntur, mimpi buruknya tidak pernah berakhir!

Saat Yasmin mendengar suara pintu ditutup, tubuhnya menegang. Dia merasakan aura yang menakutkan dari belakang dan rasa dingin menjalar dari punggung sampai ke otaknya.

Tanpa perlu menoleh, Yasmin sudah tahu aura siapa ini.

"Aku sudah minum, jadi .... Aaa!" Yasmin yang belum sempat menyelesaikan kalimatnya merasakan rambutnya dijambak. Kepalanya pun tertarik ke arah belakang sehingga lehernya yang putih dan mulus terekspos.

Dengan raut wajah yang menyeramkan, Daniel berkata, "Apa aku bilang kamu sudah boleh pergi?"

Yasmin tidak tahu apakah ini efek alkohol karena kulit kepalanya terasa mati rasa, tapi ketakutan menyelimutinya sampai ke tulang-tulang.

Dia bertanya dengan napas terengah-engah, "Apa yang harus kulakukan ... supaya kamu mau membebaskanku?"

Daniel mengabaikan pertanyaan Yasmin. Dia menyipitkan matanya dan mengamati tubuh Yasmin yang seksi. Tatapan matanya pun menjadi berbeda. Daniel mencondongkan tubuhnya, kemudian berbisik di telinga Yasmin, "Mungkin tubuhmu lebih jujur."

Setelah mengatakan itu, Daniel langsung menggigit bahu Yasmin.

"Ah!" seru Yasmin. Tubuhnya gemetar.

"Enak? Hm?"

Yasmin merasa perih di bagian bahunya. Apa bahunya telah digigit sampai terluka?

Setelah Daniel melepaskan gigitannya, tubuh Yasmin menjadi lemas dan langsung bersandar ke dada bidang Daniel. Air mata Yasmin jatuh dari sudut matanya dan dia berkata dengan lemah, "Aku salah, seharusnya aku nggak kembali. Kumohon, jangan menyiksaku lagi ...."

Daniel mencengkeram rahang Yasmin dengan kejam, lalu mengangkatnya dengan paksa. "Memohon padaku lebih berbahaya daripada menolakku."

Yasmin merinding ketakutan. Wajahnya telah menjadi merah karena efek alkohol. Lampu di langit-langit sangat silau sehingga Yasmin tidak berani membuka matanya dan kepalanya terasa pusing. Sambil menangis, dia berkata, "Kenapa harus aku? Kenapa ...?"

"Kamu tahu kenapa. Sekarang aku masih belum boleh menyentuh wanita jalang itu, jadi aku hanya bisa menyiksamu dulu! Bukankah dia sangat menyayangimu? Aku akan membuat keponakan kesayangannya sengsara!" kata Daniel sambil mencengkeram rahang Yasmin dengan kuat.

Berani-beraninya Jason mengancam Daniel.

Baiklah!

Daniel akan membuat mereka paham apa arti sengsara!

Yasmin menangis terisak-isak. Jadi, Daniel mengira tantenya adalah orang ketiga yang telah menghancurkan keluarga orang lain, makanya Daniel merasa Yasmin juga orang yang begitu.

Selama ini Daniel memiliki pemikiran salah dan tidak ada yang bisa mengubah pikirannya.

"Apa saat masa sekolahku selama 12 tahun ... belum cukup?"

"Selamanya belum!" Tatapan mata Daniel yang penuh amarah tampak mengerikan. "Terimalah. Kalau kamu berani mati, orang berikutnya adalah dia!"

"Jangan ...." Yasmin ketakutan sampai sekujur tubuhnya gemetar dan kepalanya terasa pusing. Beberapa saat kemudian, dia pun pingsan.

Setelah Yasmin sadarkan diri, dia langsung duduk. Dia menyadari dia berada di kamar rumah mewah sebelumnya dan bukan di sebuah tempat yang aneh. Di sebelahnya juga tidak ada pria asing. Lalu, Yasmin baru menghela napas lega.

Setelah dia mabuk, dia tidak bisa mengingat apa pun. Jadi, dia tidak ingat apa yang terjadi selanjutnya di kamar mandi.

Yasmin merasa pengar, tapi bahunya terasa lebih sakit.

Rasa sakit tersebut membuatnya mengerutkan alis sambil mengerang kesakitan.

Yasmin turun dari tempat tidur, kemudian berjalan ke kamar mandi. Dia masih mengenakan gaun satu bahu hitam ketat semalam yang menonjolkan lekuk tubuhnya dengan jelas.

Di bahunya yang terekspos, ternyata ada bekas berwarna merah.

Itu adalah bekas gigitan Daniel.

Bentuknya terlihat seperti tanda lahir.

Untuk sepuluh hari ke depan, bekas itu tidak akan hilang.

Dibandingkan saat Yasmin masih SMP, kekejaman Daniel sudah berkali lipat.

Itu membuat Yasmin ketakutan dan bulu kuduknya berdiri.

Itu membuat Yasmin makin memantapkan hatinya untuk pergi dari tempat ini!

Pada pagi hari, Yasmin mencoba untuk menenangkan dirinya dan diam-diam mempelajari area pribadi ini.

Tempat ini bernama Teluk Bulan dan rumah mewah ini disebut Taman Royal. Ini adalah wilayah kekuasaan Daniel dan luasnya sebesar ratusan juta.

Itu berarti Yasmin tidak mungkin bisa keluar dari Teluk Bulan hanya dengan kedua kakinya.

Kecuali Daniel sendiri yang melepaskannya.

Bagaimana mungkin?

Yasmin bersembunyi di dalam kamarnya, kemudian dia menelepon tantenya untuk bertanya, "Teluk Bulan milik siapa?"

"Aku nggak tahu siapa pemilik Teluk Bulan. Orangnya sangat misterius. Bahkan pamanmu tidak tahu. Tapi, kekuatannya memiliki akar yang kuat di Kota Imperial. Ada banyak orang yang ingin mendekatinya," jawab Klara.

Yasmin menggigit bibirnya dan terdiam.

Daniel pasti telah lama membangun kekuatannya di Kota Imperial. Saat pengusaha-pengusaha kaya Kota Imperial sadar, semuanya sudah terlambat.

Bahkan Keluarga Guntur tidak tahu kedalamannya.

"Lalu, pemilik Teluk Bulan dan penguasa Grup Naga adalah orang yang sama."

"Grup Naga?"

"Ya. Mereka memiliki gedung pencakar langit tertinggi di Kota Imperial. Dalam waktu lima tahun, kekayaan mereka sebanding dengan negara kita. Mereka adalah raja satu Kota Imperial. Memusingkan sekali, tidak tahu bagaimana baru bisa berkenalan dengan tokoh besar seperti itu. Orangnya sangat misterius."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status