Share

Bab 13

Setelah Yasmin sembuh, dia turun ke ruang makan untuk makan.

Seafood sudah lama disingkirkan dan telah diganti dengan makanan normal yang bisa dimakan oleh Yasmin.

Selain itu, Yasmin mencoba untuk berjalan keluar dari Taman Royal. Dia menyadari tidak ada orang yang menghentikannya.

Seakan-akan tidak ada peraturan di Taman Royal. Orang-orang boleh masuk keluar sesuka hati mereka.

Akan tetapi, Yasmin tahu betul betapa ketatnya keamanan Taman Royal.

Hanya karena Daniel memperbolehkannya, Yasmin baru mempunyai kesempatan untuk menginjak tanah di luar ....

Suatu sore, Yasmin keluar dan memanggil taksi untuk pergi ke kota sendirian.

Daniel jarang muncul di Taman Royal. Taman Royal seolah-olah hanya markasnya untuk melakukan sesuatu. Dia bisa muncul dan menghilang seperti hantu.

Meskipun Yasmin tidak bisa melihat Daniel, Yasmin tetap mempunyai perasaan dia sepenuhnya berada di genggaman Daniel ....

Yasmin berjalan sendirian.

Dia sudah tiba di Kota Imperial selama setengah bulan lebih, tapi dia tidak pernah punya kesempatan untuk menghirup udara bebas seperti ini.

Yasmin menatap matahari di atas langit. Sinar matahari menyilaukan matanya sampai air mata keluar.

Entah kapan dia baru dapat keluar ....

Yasmin berhenti di pinggir jalan dan melihat sebuah rumah sakit bedah plastik.

Dia langsung berjalan ke arah rumah sakit itu, kemudian berhenti di depan meja resepsionis.

"Selamat sore, ada yang bisa dibantu?" tanya resepsionis itu.

"Aku ... aku menemukan lowongan kerja kalian di internet, jadi aku ingin bertanya-tanya sebentar," ujar Yasmin.

"Apa kamu sudah mengirimkan CV-mu?"

"Aku ingin langsung berbicara dengan bos kalian," kata Yasmin. Lagi pula, CV-nya agak rumit. Namun, kalau mereka interviu secara tatap muka, peluang Yasmin akan lebih baik.

"Maaf, kami perlu menerima CV dulu, lalu menelepon kalian untuk interviu baru bisa," kata resepsionis itu.

Yasmin mana punya CV. Dia keluar dari universitas sebelum dia lulus. Selama dia melahirkan dan menjaga anak-anaknya, dia hanya bekerja paruh waktu. Dia sama sekali tidak pernah punya pekerjaan serius karena dia harus menjaga anak sambil bekerja.

Dia mencari pekerjaan di rumah sakit bedah plastik juga bukan benar-benar untuk bekerja, tapi untuk dapat melakukan operasi plastik dari cara lain.

Kalau ketahuan oleh Daniel, pasti akan muncul masalah.

Yasmin tidak ingin siapa-siapa tahu ....

"... Yasmin?"

Mendengar ada orang yang memanggilnya, Yasmin pun menoleh. Ketika dia melihat pria tinggi itu, dia ingat siapa pria itu.

Adik sepupu Daniel, Martin Guntur.

Dulu ketika Yasmin tinggal di rumah Keluarga Guntur, sesekali dia melihat Martin yang datang ke rumah.

Namun, karena hubungan Martin dengan Daniel dan bertahun-tahun juga sudah berlalu, Yasmin pun merasa panik sedikit ....

Martin menoleh, kemudian mengatakan sesuatu kepada teman wanita di sebelahnya. Setelah itu, wanita seksi itu pergi. Dia bahkan melirik Yasmin sekilas ketika dia melewatinya.

Martin berjalan ke depan Yasmin, lalu menatap sosok Yasmin yang kurus. Martin bertanya dengan ramah, "Apa kamu masih mengingatku?"

"... Masih. Kamu Martin Guntur."

Martin pun menyunggingkan seulas senyuman. "Terakhir kali aku bertemu dengan tantemu, dia bilang kamu sudah pulang. Kalau nggak, aku nggak akan berani memanggilmu."

Yasmin memikirkan dirinya yang pulang, tapi juga sudah pergi. Alhasil, dia ditangkap balik di atas pesawat.

"Saat hari ulang tahun pernikahan pamanku, aku sedang berada di luar kota. Kalau nggak, kita juga akan bertemu. Tapi, ada apa kamu kemari?" tanya Martin.

"... Aku sedang mencari pekerjaan." Yasmin melirik ke arah resepsionis, lalu berkata, "Tapi, aku perlu menyerahkan CV dulu ...."

Martin berpikir sejenak, lalu berkata, "Sebentar ...." Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya untuk menelepon seseorang, tapi dia tidak pergi.

Yasmin sedikit terkejut saat mendengar ucapan Martin.

Setelah Martin mengakhiri panggilan, dia berkata, "Sekarang kamu sudah boleh pergi ke Departemen HRD."

Yasmin langsung paham. Untuk beberapa saat, dia tidak bisa berkata-kata. Tak disangka dia begini beruntung. "Ini ... kurang baik, 'kan?"

Martin tertawa, kemudian dia mengangkat sebelah alisnya sambil berkata, "Kebetulan aku kenal bos rumah sakit ini. Ini bukan apa-apa, kok."

Yasmin berkata dengan emosional, "Terima kasih!"

"Kita memang sudah bertahun-tahun tidak berjumpa, tapi apa kamu perlu sesegan ini?" kata Martin sambil tersenyum.

Ekspresi Yasmin menjadi kikuk. Dulu ketika Daniel menindas Yasmin di rumah Keluarga Guntur, Martin juga pernah membantu Yasmin.

"Masuklah," ucap Martin.

"Baik." Yasmin tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia mengikuti resepsionis yang menuntunnya ke Departemen HRD.

Yasmin tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang kedokteran. Jurusannya saat kuliah juga bukan kedokteran.

Dia mempunyai tujuan bekerja di tempat ini.

Jadi, setelah Yasmin keluar dari Departemen HRD, dia pergi ke kantor dokter.

Setelah menandatangani perjanjian kerahasiaan, dia menjalani operasi plastik.

Setelah turun dari meja operasi, hati Yasmin merasa lega.

Akan tetapi, ini hanya masalah sementara yang perlu diselesaikan. Tujuan sebenarnya Yasmin adalah meninggalkan Taman Royal dan melarikan diri dari Daniel ....

Setelah itu, Yasmin bersembunyi di kamar mandi untuk menelepon video ketiga anaknya.

"Mama nggak tiap hari telepon kami!" Julian merasa sangat sedih sampai kedua pipinya merah.

"Kerjaan Mama belum selesai?" tanya Julius dengan penuh harap.

"Kapan Mama pulang?" tanya Julia sambil menangis.

"Mama akan berusaha pulang secepat mungkin, oke?" Saat mendengar suara tangisan anak-anaknya, rasanya seperti ada pisau yang menyayat hati Yasmin.

Namun, apa yang bisa dilakukan Yasmin? Dia sama sekali tidak bisa pulang. Dia masih dikendalikan oleh ayah dari anak-anaknya.

Bagaimana Yasmin bisa memberi tahu semua ini kepada mereka?

Melahirkan tiga anak di belakang Daniel sudah merupakan tindakan di luar nalar ....

Setelah membujuk anak-anaknya pergi tidur, Yasmin mengontrol emosinya sebelum kembali bekerja.

Seorang perawat meminta Yasmin menjadi asisten perawat. Tugas utamanya adalah melakukan pembersihan pasca operasi.

Ketika hari sudah senja dan lampu-lampu menyala, Yasmin baru keluar dari rumah sakit bedah plastik.

Dia berdiri di pinggir jalan depan rumah sakit dengan linglung dan takut. Yasmin tidak ingin kembali ke Taman Royal, tapi dia juga tidak boleh tidak kembali.

Sebuah Porsche perak berhenti di depan Yasmin. Jendelanya diturunkan, lalu muncullah wajah Martin. "Yasmin."

Yasmin pun tercengang.

"Makan malam bersama, yuk," undang Martin.

Yasmin terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata, "Ayo."

Mereka pergi ke restoran yang bergaya elegan dan diiringi oleh musik.

Keduanya memilih tempat duduk di sebelah jendela di mana mereka bisa melihat jalanan sibuk di luar.

"Apa kamu terbiasa dengan pekerjaanmu?" tanya Martin.

"Lumayan. Terima kasih, ya."

"Yasmin, nggak usah berterima kasih padaku."

Yasmin tersenyum dan berkata, "Aku nggak menyangka akan berpapasan denganmu. Aku kaget sekali. Karena kamu sudah membantuku, aku akan mentraktirmu."

"Bagaimana lain kali kamu baru mentraktirku?"

Itu berarti lain kali mereka akan bertemu lagi.

Yasmin tahu dia tidak boleh terlalu dekat dengan Martin. Itu hanya akan membawa Yasmin malapetaka.

Namun, Yasmin tidak bisa menolak kelembutan Martin. Lagi pula, hari ini Martin telah membantunya.

"Oke."

"Apa kamu lulus lebih awal?"

"Aku sudah nggak kuliah, jadi memilih untuk pulang," jawab Yasmin.

"Pilihan bagus. Tapi, kenapa kamu nggak bekerja di perusahaan Keluarga Guntur? Aku rasa tantemu pasti akan membantumu," kata Martin.

Martin agak terkejut melihat Yasmin memilih bekerja di rumah sakit bedah plastik.

"Tanteku adalah tanteku. Aku adalah aku. Aku hanya ingin mengandalkan diriku sendiri," balas Yasmin.

"Kamu sangat berbeda dari wanita lain. Dari dulu aku sudah tahu itu," kata Martin sambil menatap Yasmin lekat-lekat.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Faz Nasution
apakah martine pria penyelamat yasmin? semoga aja ya..kasian anak" yasmin...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status