Asmodeus, Si Pembunuh Berantai

Asmodeus, Si Pembunuh Berantai

By:  Astaroth Devagone  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
8 ratings
37Chapters
1.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Asmodeus, The Godslayer seorang pembunuh keji yang menggemparkan seluruh pelosok negeri. Rizel Arghas, sebagai seorang polisi mendapatkan tugas untuk menuntaskan kasus demi kasus yang tengah terjadi. Asmodeus tidak sendiri, pembunuh itu tergabung dalam sebuah organisasi kegelapan dengan kekuatan dan kemampuan di atas rata-rata umat manusia, mereka hadir untuk mengatur tatanan dunia. Akankah Rizel mampu menyelesaikan semuanya ini sendirian? ataukah justru akan menghadapi kematian?

View More
Asmodeus, Si Pembunuh Berantai Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
ksatria hujan
up thor, lanjut!
2023-02-11 12:00:05
1
user avatar
Adelia Putri
seruuuuuuu
2023-02-10 15:39:08
1
user avatar
Gatotkaca
Genre novel ini campur, thriller nya ada, misteri nya ada, actionnya ada seru
2023-02-10 14:35:50
1
user avatar
Final Dream
Banyak adegan konfliknya , ga banyak basa basi
2023-02-10 13:10:26
1
user avatar
Someone
good novel
2023-02-03 02:31:07
1
user avatar
Astaroth Devagone
Dengan memberikan vote atau rating penuh, setidaknya membantu penulis untuk lebih semangat dalam berkarya. Mohon maaf apabila masih terdapat typo didalam tulisan. Salam sejahtera.
2023-02-01 19:13:08
0
default avatar
Ririn Uyye
Carita na mh Alus cman te ngarti Aya bahasa ingrisan......
2023-01-27 20:32:38
1
user avatar
Ratu Yuliana
Ceritanya bagus, gak bertele tele
2023-01-22 08:31:11
1
37 Chapters
BAB 1 : The Godslayer
Di gedung apartemen berlantai 15. Mobil polisi beramai-ramai berdatangan. Bagaimana tidak, seorang pejabat daerah tewas dengan kondisi mengenaskan. Tubuhnya tersayat, dari perut hingga ke leher, membuat luka menganga. Dan meninggalkan satu ciri khas, yaitu setangkai mawar, terbuat dari besi. Menancap di salah satu organ dalam. Seorang polisi berpangkat Komisaris, bertubuh cukup tinggi. Berambut pirang, memasuki garis polisi. Memakai sarung tangan karet. Bersiap memeriksa TKP. Satu polisi berseragam lengkap, menghampirinya dan memberikan laporan. "Selamat malam Pak Komisaris Rizel, ini beberapa laporan sementara yang di terima oleh beberapa saksi sebelum kejadian" "Baik, terima kasih" Jawab polisi berpangkat komisaris yang bernama Rizel. Rizel, membaca laporan yang di berikan oleh bawahannya. Kedua alisnya mengkerut, berpikir keras menyimpulkan laporan yang telah di terimanya. Satu plastik, berisikan mawar berbahan besi. Rizel memeriksanya dengan seksama. Di tengah daun mawar besi,
Read more
BAB 2 : Darah Kedua
Di perempatan jalan. Rizel menghentikan mobilnya. Dia menunda tujuannya ke departemen kepolisian, pergi ke arah kiri menuju tempat dimana peristiwa pembunuhan sang walikota itu terjadi. Dalam benaknya masih tersimpan banyak tanda tanya. "Pembunuh tanpa meninggalkan jejak? sangat mustahil" Rizel bergumam. Di TKP, 4 orang polisi tengah berjaga. Rizel ijin kepada penjaga apartemen. Lantai 3, ruang kamar nomor 21. Tempat kejadian pembunuhan walikota, George Hampton. Darah yang tercecer telah mulai mengering. Sofa berwarna putih, tempat dimana George Hampton telah terbunuh. Rizel menyelidiki tetesan darah yang menetes di lantai, menelusuri hingga darah terakhir yang terlihat berada di sisi jendela. Membukanya, lalu kepalanya menonggak ke lantai atas dan melihat ke bawah. "Rupanya dia melarikan diri melalui jendela" Rizel menemukan noda bekas darah di dinding lantai bawah. Polisi berpangkat komisaris itu pergi ke lantai bawah. Meninggalkan TKP dan berjalan kaki, menuju jendela yang me
Read more
BAB 3 : Murka dari neraka
"Apa tujuanmu? kenapa ingin membunuhku?" Julio bertanya. "Anda mungkin bisa melihat bintang yang berada di angkasa. Tetapi Anda tidak bisa melihat seekor semut yang berada di bawah kaki Anda" Asmodeus memainkan botol Champagne, menginjaknya dan menggelinding kan menggunakan kakinya. "Apa... apa maksudnya? aku tidak mengerti sama sekali ucapan mu" "Lupakan... dan jika nyawa Anda ingin selamat, Anda harus menuruti keinginan saya" "Apa itu? apa kamu ingin uang? sebutkan saja berapa" Julio mengeluarkan ponsel miliknya dengam tangan bergetar. "Berapa uang yang Anda miliki saat ini?" "Ad... ada sekitar 800 juta di akun mobile banking yang berada di ponsel ini" Julio berkeringat. "Sudah cukup, dan sekarang transferkan 800 juta itu ke... yayasan yatim piatu" "Yayasan yatim piatu?" "Ya, bebas, yang pasti harus yayasan yatim piatu" "Yayasan.... yayasan yatim piatu mana?" "Jangan banyak tanya! gunakan otak Anda! cari di internet! dan cepat kirimkan uangnya!" Bentak Asmodeus. "Ba..
Read more
BAB 4 : Penegak Hukum
"Hahahaha... jangan di ambil hati, Axel terkadang suka bercanda" Andara menjelaskan. "Tidak apa-apa Pak Brigjen" Jawab Rizel. "Mari, kita lanjutkan pekerjaan kita" Ajak Rizel kepada Axel. Rizel bersama anggota kepolisian lainnya, melanjutkan investigasi. 4 orang ajudan julio yang di temukan pingsan, telah tersadar. Rizel mengajukan beberapa pertanyaan kepada mereka. Tidak ada petunjuk lebih, karena saat kejadian, mereka tidak sadarkan diri dengan cara di bius oleh tersangka. Wanita yang bersama Julio, mengalami trauma yang sangat berat. Axel berusaha untuk menenangkanya dan berakhir sia-sia. Petugas medis membawanya ke rumah sakit untuk di rawat. Malamnya, Rizel, Axel bersama yang lainnya kembali ke kantor polisi. Mengumpulkan informasi hasil penyelidikan. "Adapun CCTV yang merekam pembunuhan mendiang Julio, tidak mengubah keadaan, kita belum bisa memastikan siapa di balik topeng dari tersangka" Rizel berbicara kepada Axel dan kedua anggotanya. "Dari luka yang di terima oleh Pak
Read more
BAB 5 : Angelo, Sang Marinir
Axel dan Rizel pergi, mencari kediaman Fester Claude. Melewati beberapa desa, dan memasuki pedalaman. Hingga sampai di sebuah rumah yang sangat megah. Beberapa mobil terpajang di garasi yang terbuka lebar. Seorang asisten rumah tangga, mendatangi mereka berdua. "Perkenalkan namaku Arlin, asisten rumah tangga, maaf sebelumnya, kalian berdua mau ketemu siapa ya?" "Kami ingin bertemu dengan Pak Fester, apakah beliau ada di rumah?" Jawab Rizel. "Oh Pak Fester, kebetulan beliau ada di rumah, kalian tunggu sebentar ya" Arlin, asisten rumah tangga berusia 30 tahun lebih itu, pergi dan masuk ke rumah. "Istana di dalam pedesaan, tadinya aku kira hanya di film-film luar negri saja" Axel melihat ke sekeliling. "Pengusaha apa yang tinggal jauh dari perkotaan seperti ini?" Rizel menonggak, melihat setiap sudut rumah dari atas. "Barang haram mungkin" Ketus Axel dalam senyuman sinis. Arlin tiba dan mengajak dua anggota polisi, Axel dan Rizel masuk ke dalam. Saat memasuki rumah, Rizel tercengan
Read more
BAB 6 : Illusi kematian
Rizel mengangkat panggilan itu "Hallo Pak Komisaris" Ucap Steiner. "Ada apa Steiner?" "Kami menemukan dua petunjuk lain, apa Pak Komisaris sore ini akan ke kantor?" "Aku pasti kesana, tunggu saja" "Siap Pak, kalau begitu kami tunggu" Claudia dan Steiner menemukan jejak sepatu di karpet merah dan bernoda darah yang telah mengering di rumah Julio Arham. Ukurannya cukup besar, Steiner mengambil beberapa foto dan menyimpanya. Mereka berdua bersamaan kembali ke kantor. Tidak lama setelah Claudia dan Steiner sampai. Rizel pun tiba dan langsung memasuki ruang kantor. Claudia menunjukan beberapa foto jejak sepatu yang telah di cetak kepada Rizel. "Jejak sepatu tersangka?" "Iya Pak benar, tetapi anehnya tidak ada jejak sepatu di tempat lain" Rizel duduk di kursinya, Claudia berdiri tepat di sampingnya. "Sepatu yang di kenakan tersangka kelihatannya berukuran besar" Ungkap Rizel. "Iya Pak, sepertinya tersangka bertubuh tinggi besar" "Angelo...." Bisik Rizel dalam hatinya. "Oh iya,
Read more
BAB 7 : Sang Jenderal Tertinggi
"Aku tidak takut mati, tapi aku tidak ingin mati sebelum membongkar identitasmu" Rizel mengambil pistol miliknya yang terjatuh, dan mencoba untuk kembali berdiri. Asmodeus berjalan semakin mendekat "Semua takut akan kematian, termasuk kematian orang yang di cintainya" Jawabnya. Secepat mungkin Rizel menggapai pistol miliknya. Saat Asmodeus menembak, di waktu yang sama, sisa tenaga dan nyawa yang di miliki oleh Andara, menjatuhkan dirinya sendiri yang terduduk di kursi kayu, juga tepat mengenai pinggang Asmodeus. Bidikan peluru pembunuh itu meleset. Melihat kesempatan yang ada, Rizel menghujami tubuh Asmodeus dengan beberapa peluru, tepat di dadanya. "Dorrr!! Dor! Dor!" Asmodeus tumbang, jatuh ke atas tanah. "Aaahhhhhh!!!" Teriak Rizel. Anggota kepolisian dan tim medis tiba di lokasi. Rizel terduduk di lantai seraya menahan darah yang mengalir di tangan kirinya. Jasad Brigjen Andara di masukan kedalam mobil ambulan. Seorang dari tim medis tengah mengobati dan membalut luka Rizel.
Read more
BAB 8 : Bayangan
"Baik Pak, aku terima" Rizel menjawabnya dengan berat hati, terlihat dari senyumannya yang terpaksa di uraikan "Mulai besok, kamu boleh cuti, beristirahat dan sembuhkan luka bekas tembakan itu, untuk pulang dari berlibur, tiket pesawatnya akan saya sediakan besok dan sejumlah uang untuk berlibur, paham?" "Tapi Pak, bagaimana dengan pers? mereka pasti ingin segera mendapatkan informasi dari kasus ini" "Tenang saja, semuanya akan di ambil alih oleh departemen pusat, tidak usah khawatir, tetapi jika ada wartawan yang menemui kamu, ingat jangan sampai hal ini bocor, dan berikan jawaban seperti yang saya jelaskan" Vares menegaskan. "Siap... Siap Pak laksanakan" Jawab Rizel dengan perasaan gugup. "Baiklah, saya permisi dulu, nikmati liburan mu Rizel" Vares pamit. Jenderal tertinggi itu telah pergi, keluar dari ruangan. Rizel melihat tiga tiket pesawat yang tergeletak di atas meja. Wajahnya terlihat tidak bahagia. Ada sesuatu hal yang mengganjal dari sikap Jenderal Vares. Mengingat s
Read more
BAB 9 : Malaikat dan Iblis
Di waktu yang bersamaan. Steiner membuka pintu ruangan Komisaris Rizel. Claudia yang terkejut, hanya diam memasang wajah yang tegang. Mereka saling menatap, terdiam beberapa detik. "Apa yang kamu lakukan disini Claudia?" Tanya Steiner. "Aku... aku menyimpan berkas ke atas meja Pak Rizel saja kok, kamu sendiri mau apa?" Steiner terdiam dan memegang erat sesuatu di tangannya "Kamu bawa apa Steiner?" Claudia menatap curiga. "Aku tidak tau, apakah tindakan ku ini benar atau salah" "Loh, memangnya ada apa?" "Aku hanya ingin menyimpan jas Pak Komisaris Rizel yang terkena tembakan saat beliau di bawa ke rumah sakit" Steiner membuka kantong plastik berwarna hitam itu kepada Claudia. "Oh, cuman jas rupanya" Jawab Claudia. "Tidak, tidak hanya jas, tapi aku menemukan sesuatu di saku bagian dalam jas Pak Komisaris" Steiner merogok saku dalam jas menggunakan sarung tangan. "Ini, Jagdkommando, pisau untuk membunuh para korban" Steiner menunjukan pisau Asmodeus kepada Claudia. "Kenapa ad
Read more
BAB 10 : Kebangkitan Asmodeus
"Apa kabar para polisi penegak hukum, kalian telah menangkap siapa? sekumpulan badut tengah bermain drama, sangat lucu sekali" Ucap Asmodeus. Asmodeus berjalan beberapa langkah, mendekat ke kamera "Saya masih bebas, seperti seekor burung gagak yang terbang tinggi, hinggap ke satu nyawa ke nyawa lainnya, sekumpulan bedebah telah menangkap orang yang salah" Masyarakat dan seluruh anggota kepolisian yang menyaksikan kembalinya Asmodeus, hanya menatap dengan kedua bola mata yang terbuka lebar. Terkejut dan seolah tak percaya. Asmodeus membuka penutup mata dari sandera itu dan memberikan pernyataan yang mengejutkan. Delista dan Rizel membisu mendengarkan perkataan Asmodeus. "Dia adalah Torio, anak tunggal dari Komisaris Axel, akan membongkar satu persatu kebusukan oknum Polisi yang memiliki jabatan tinggi di dalam institusinya" Menyaksikan pernyataan Asmodeus, Jenderal Vares yang berada di ruangan kantornya, beranjak dari tempat duduk. Menatap tajam ke arah layar televisi. Mengkerutkan
Read more
DMCA.com Protection Status